"Lompatlah!" perintah terakhir gadis itu.
Jennie membelalak. Gadis itu ingin membunuh tanpa mengotori tangannya?
"Jamkkan!" Jennie berusaha untuk berbicara.
"Nu..nugu..nuguseyeo? Aku..tidak mengenalmu. Kenapa kau melakukan ini padaku. Hiks" Jennie tak berani melepas pegangannya pada pagar meski hanya untuk mengusap air matanya. Sebaliknya, gadis itu tersenyum sinis. Ia kian mendekati Jennie membuat pisau itu tepat berada di depan wajahnya.
"Kau tidak mengenalku? Baiklah, aku Park Chaeyoung. Apa margaku tidak mengingatkanmu pada sesesuatu atau kukatakan..sebuah perusahaan?" ujar gadis itu dengan seringainya.
"Park..Park.." Jennie mencoba mengingat ditengah ketakutannya. "Park Corp."tebaknya ragu.
"Ah, ingatanmu bagus juga"
Jennie melihat Taehyung dan Hanbin mendekati Chaeyoung dari belakang. Mereka memberi kode agar Jennie tetap mengajak Chaeyoung bicara. Jennie berusaha mengotrol ekspresinya. Bersyukur Chaeyoung tak mengetahuinya yang sempat melirik Taehyung dan Hanbin.
"Aku masih tidak mengerti kenapa kau ingin aku mati, Chayoung-ssi" kali ini Jennie berbicara dengan lebih lancar.
"Gadis sialan! Kau hanya tahu cara menikmati kekayaanmu. Kau tahu hidupmu yang glamour adalah hasil orang tuamu menghancurkan perusahaan keluargaku!" Teriak gadis itu. Jennie menatapnya bingung. Ia memang tak pernah tahu masalah bisnis keluarganya.
"Kau tahu itu menjadi awal kehancuran hidupku? Orang tuaku menjadi buronan dan meninggalkanku seorang diri. Menurutmu bagaimana aku menjalani hidup? Apa kau pernah merasakan kelaparan dan hidup terlunta-lunta seorang diri? Hidupku hancur gara-gara kalian. KAU DAN KELUARGAMU PANTAS MATI!" Chaeyoung yang sudah tersulut emosi mengayunkan pisaunya ke leher Jennie. Refleks Jennie mengindarinya. Namun detik berikutnya ia kembali sadar sedang berada di tepi gedung sedangkan dirinya telah melepas sebelah tangannya dan terpelanting ke belakang. Sesaat kemudian Jennie merasakan tubuhnya didekap seseorang lalu semuanya gelap.
***
"Jen, kau sudah sadar?"
Jennie mengerjapkan matanya beberapa kali. Ia merasa begitu lelah.
"Mino Oppa?" Diperhatikannya ruangan di sekelilingnya yang serba putih. Ada Namjoon yang sedang bertelepon di dekat jendela.
"Kenapa aku di rumah sakit, Oppa?"
"Kau pingsan setelah kejadian di atap gedung sekolah"
Tiba-tiba ketakutan itu muncul lagi saat Jennie mengingatnya. Badannya gemetar dan ia mulai menangis. Mino segera memeluknya.
"Tenanglah! Semua sudah berakhir. Kau sudah selamat dan baik-baik saja"
"Oppa, gadis itu, Park Chaeyoung, apa yang terjadi padanya?"
"Ia sudah ditangkap polisi. Teman-temanmu juga disana untuk memberikan laporan. Mungkin sebentar lagi mereka akan kembali" ujar Mino setelah melihat jam tangannya yang menunjukan jam 9 malam.
Benar saja tidak lama kemudian Jungkook, Lisa, Hanbin, Jisoo dan Taehyung datang. Jisoo memeluk Jennie. Keduanya menangis tak percaya telah mengalami kejadian yang mengerikan.
"Aku senang kau baik-baik saja, Jen" Jisoo menghapus air mata Jennie. Keduanya berpandangan saling menguatkan. Beberapa jam berikutnya, sekumpulan anak sekolah itu menghabiskan waktunya saling bercerita. Mulai dari note yang ditulis atas nama Taehyung, Hanbin yang menyergap Chaeyoung dari belakang, Taehyung yang menangkap tubuh Jennie sesaat sebelum ia jatuh, juga Jungkook yang dengan sigap menelepon polisi dan mengabari Namjoon. Tak lupa Lisa dan Jisoo yang mengutarakan ketegangannya menyaksikan semua kejadian itu.
"Terima kasih banyak karena telah menyelamatkanku. Aku sangat beruntung mempunyai kalian disisiku"
"Apa yang akan kau lakukan pada Chaeyoung, Jen? Dia bilang orang tuanya buron. Bukankah itu berarti mereka terlibat dalam kecelakaan orang tuamu?" tanya Hanbin penasaran.
"Entahlah, aku akan memikirkannya nanti"
"Jennie benar, tidak perlu membahasnya lagi. Kalian perlu istirahat secepatnya. Bukankah hari ini sangat melelahkan?" saran Mino. Setelahnya masing-masing mencari tempat untuk istirahat dan tidur. Mereka terlalu lelah untuk sekedar pulang ke rumah.
Jennie menarik Taehyung untuk duduk disampingnya diatas tempat tidur.
"Oppa, aku ingin berbicara dengan Umma"
"Ah, benar. Tadi ibu meneleponku. Dia sangat khawatir setelah melihat berita di tv"
Taehyung segera menghubungi ibunya lalu memberikan ponselnya pada Jennie saat sudah tersambung."Jen, kau tidak apa-apa kan? Kenapa bisa seperti itu? Anak bodoh itu tidak mengijinkanku ke rumah sakit malam ini. Padahal kau tahu Umma sangat mengkhawatirkanmu, Nak"
Jennie terkekeh mendengar suara Umma-nya yang sangat khawatir.
"Nde, Umma. Aku baik-baik saja. Ada Taehyung Oppa dan yang lainnya menjagaku disini. Kurasa Namjoon Oppa juga sudah memberi tahu Jiyong Oppa. Pasti sekarang Jiyoung Oppa dalam perjalanan pulang."
"Syukurlah! Sudah malam, istirahatlah, Nak! Besok pagi Umma akan menjengukmu, nde?"
"Nde, Umma. Anniyonghaseyeo.." Jennie menutup teleponnya lalu mengembalikan ponsel itu pada Taehyung.
"Oppa, bolehkah aku memelukmu?" tanya Jennie tersipu. Taehyung tersenyum gemas lalu membawa Jennie ke pelukannya.
***
Jennie duduk berhadapan dengan Chaeyoung di kantor polisi. Dibelakangnya ada Namjoon dan Jiyong, juga seorang Polisi yang berjaga. Jiyoung sudah melarangnya, Jenni tetap memaksa untuk menemui gadis itu.
Jika saat diatap Jennie begitu ketakutan dihadapan Chaeyoung, kini tatapannya tak kalah dingin dengan gadis yang hampir membuatnya terbunuh itu.
"Chaeyoung-ssi, aku memang tidak pernah ikut campur masalah bisnis keluargaku. Seandainya benar yang kau katakan bahwa orang tuaku menghancurkan bisnis keluargamu, aku benar-benar minta maaf. Jika kau merasakan ketidakadilan karena menjalani hidup menderita tanpa orang tua, aku juga minta maaf. Tapi kau bukan satu-satunya yang menderita, Chaeyoung-ssi. Aku juga harus menjalani perawatan karena trauma yang ku alami dua tahun lalu. Orang tuamu membalasnya dengan menghilangkan nyawa kedua orang tuaku. Jadi bukan kau saja yang kehilangan orang tua. Sungguh, aku tak ingin membencimu karena kita sama-sama korban. Meski apa yang sudah kau lakukan padaku tak akan mudah untuk ku lupakan. Aku akan memaafkanmu"
Chaeyoung, Namjoon dan Jiyoung terperangah tak percaya.
"Kau gadis hebat Chaeyoung-ssi. Kau kuat. Kau bisa bertahan dan menjalani hidupmu sendiri tanpa orang tua. Sedangkan aku, mungkin aku sudah mengakhiri hidupku seandainya tak ada orang-orang yang menyayangi dan menemaniku pada saat itu. Namun jika kau anggap aku bersenang-senang dengan kemewahan yang ku punya, kau salah. Kebahagiaanku adalah karena aku berada diantara orang-orang yang menyayangiku. Jadi aku sangat mengerti apa yang penderitaan yang kau rasakan. Kau kesepian. Tak ada siapapun disampingmu saat kau terjatuh, benarkan? Jadi mari kita lupakan dan mulai lagi dari awal. Kau tak akan kesepian lagi. Mari kita berteman" Jennie mengulurkan tangan pada Chaeyoung. Gadis itu menatap tangan dan mata Jennie bergantian dengan air mata yang berlinang. Lagi-lagi semua orang di ruangan itu dibuat tak percaya, Jennie ingin berteman dengan orang yang nyaris membunuhnya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PRINCESS - JENNIE KIM X KIM TAEHYUNG (COMPLETED)
FanficEven a princess in a fairy tale has a path that is not easy to fight for, but remember not to give up because you never walk alone.. Title : The Princess Author : deukiesworld Main Cast : Jennie Kim X Kim Taehyung (V) Leng...