Flau mengerjapkan kedua matanya begitu melihat sosok pria yang dia pikir tidak akan datang menemuinya lagi sejak perdebatan mereka yang berakhir dengan pertengkaran. Bahkan pria itu malah terkekeh dan menggeleng kecil ketika melihat tingkah Flau yang mungkin terlihat lucu baginya.
" Good morning, my princess. " Sapa Joyz dengan senyum cerahnya yang jujur saja membuat siapa pun yang melihat senyum itu akan meleleh saat itu juga.
Dan jika saja Flau tidak teringat akan perdebatan mereka kemarin malam, sudah pasti Flau akan meleleh begitu melihat senyum menawan milik tunangannya itu.
" Joyz...aku... "
" Stss... " Joyz segera menghentikan ucapan Flau begitu saja dengan jari telunjuknya lalu tersenyum hangat ke arah gadisnya yang kini terdiam dengan ekspresi bingung. " Ayo kita pergi liburan. " Lanjut Joyz masih dengan senyum hangatnya.
" Eh?! Wait!!! " Pekik Flau yang spontan terkejut dengan aksi nekat Joyz yang tiba-tiba saja menggendong dirinya.
Joyz tertawa ketika mendengar pekikan Flau yang dia rasa sudah lama tidak didengarnya lagi akhir-akhir ini.
" Tunggu, Joyz!! Aku...aku bahkan belum berkemas dan juga bagaimana dengan pekerjaanmu?! "
Mendengar kecerewetan gadisnya itu, Joyz sontak terkekeh dan menatap lama wajah cantik Flau. " Aku sudah menyiapkan semua kebutuhanmu, jadi kamu tidak perlu berkemas atau menyiapkan apapun. Dan...untuk masalah pekerjaan, aku punya seseorang yang kupercaya untuk menghandel semua pekerjaanku selama aku pergi berlibur bersama tunanganku ini. "
" Maksudmu Jack? " Tebak Flau yang memang tahu dengan pasti siapa lagi orang kepercayaan Joyz, jika bukan Jack.
" Yup! " Balas Joyz dengan senyum manisnya, sebelum menurunkan Flau dari gendongannya tepat di samping mobil sportnya. " Please, my princess. "
Flau tersenyum begitu melihat semua perhatian yang telah diberikan oleh Joyz padanya, namun itu semua tidaklah bertahan lama ketika mata coklatnya kini menangkap sosok Nathan yang berdiri tidak jauh dari balik tubuh Joyz. Sosok Nathan yang menatap dirinya dengan ekspresi tidak terbaca miliknya, ekspresi yang baru pertama kali ini Flau lihat.
" Nathan.... "
Deg....
Seakan sebuah panah menancap di ulu hatinya, Joyz segera berdiri dengan tegak dan menutupi pandangan Flau yang masih terarah di balik tubuhnya dengan tubuh kekarnya yang kini berdiri tepat di hadapan gadisnya.
" Look at me, Flau. Just look at me. " Ucap Joyz dengan ekspresi datarnya yang meski begitu dia tahu ada sarat terluka di balik ekspresi datar miliknya.
" Maaf....aku... "
" Masuklah. " Ucap Joyz dengan nada tegasnya lalu menuntun Flau masuk ke dalam mobilnya dan berjalan pergi ke arah Nathan yang kini menatapnya dengan pandangan tajam.
" Suatu kebetulan bertemu dengan anda disini, Mr. Loyard. " Ucap Nathan dengan nada basa basinya yang justru membuat Joyz tersenyum remeh ke arahnya.
" Aku cukup meragukan fakta bahwa pertemuan kita saat ini adalah sebuah kebetulan, Mr. Nathaniel....Franklin... " Ucap Joyz dengan penuh penekanan di akhir kalimatnya.
Rahang Nathan spontan mengeras begitu mendengar nama lamanya yang seharusnya tidak akan lagi dia dengar, kini kembali terdengar dari mulut Joyz.
" Lancang sekali anda berani mengusik kehidupan pribadi saya, Mr. Loyard. "
" Mengusik kehidupan pribadi ya? Astaga, bukankah itu yang seharusnya saya katakan pada anda, Mr. Franklin. "
" Apa maksud anda? Dan...bisakah anda berhenti memanggil saya dengan panggilan Franklin. " Balas Nathan dengan nada tidak sukanya.
" Ayolah, berhenti berpura-pura lugu dan polos. Sepandai apapun anda menyembunyikan jati diri anda, saya akan tetap mengetahuinya. Lagipula, saya rasa panggilan Franklin lebih cocok untuk anda. "
" Sepertinya berbicara baik-baik dengan anda, tidaklah berguna saat ini. Bukan begitu? "
" Tepat sekali, karena saat ini saya bahkan ingin sekali memukul wajah anda. "
" Oh...tapi apa anda yakin akan melakukannya di hadapan Flau? " Tantang Nathan dengan senyum remehnya.
" Dan anda pikir saya tidak berani melakukannya? "
" Sayangnya, saya 100% yakin bahwa anda tidak akan berani melakukannya karena detik ketika anda memukul saya, Flau akan pergi dari sisi anda. "
" Berhenti berkata seolah anda bisa dengan mudahnya menghancurkan hubungan kami. "
Nathan tertawa begitu mendengar ucapan Joyz yang bahkan bisa dia tahu bahwa pria yang kini berdiri di hadapannya dengan angkuh itu, menyimpan sarat keraguan di balik kata-katanya sendiri.
Namun di detik berikutnya, senyum Nathan seketika lenyap begitu saja dan tergantikan dengan seringai lebarnya.
" Apa kau ingin bukti? Bahwa aku bisa dengan mudahnya menghancurkan hubungan rapuh kalian. " Bisik Nathan tepat di samping Joyz yang kini dengan cepat mencengkram kerah kemeja milik Nathan.
" Do you wanna die, jerk?!! " Geram Joyz dengan penuh ancaman yang malah dibalas dengan seringai oleh Nathan.
" Joyz, hentikan!!! "
Cengkraman yang tadinya begitu erat, kini seolah melonggar dan terlepas begitu saja ketika Joyz mendengar suara panik milik gadisnya yang kini telah berlari melewatinya.
" Nathan, kamu tidak apa-apa? " Tanya Flau dengan ekspresi khawatirnya yang dengan jelas tergambar di wajah cantik miliknya.
Mendengar pertanyaan Flau, Nathan berusaha melonggarkan ikatan dasinya meski dengan terbatuk-batuk. " Aku...uhukk...tidak apa-apa, hanya sedikit sesak. " Ucap Nathan dengan sedikit terbata.
Joyz semakin geram begitu melihat Nathan yang dengan jelas memanfaatkan kekhawatiran milik gadisnya, dengan penuh emosi dia berjalan mendekat ke arah Nathan yang kini balas menatapnya dengan ekspresi takut.
" Hentikan, apa anda ingin membunuh saya? " Ucap Nathan yang spontan berjalan mundur ketakutan, menjauh dari Joyz yang semakin mendekat ke arahnya.
" Aku bilang berhenti!! "
Hampir saja...hampir saja pukulan Joyz mendarat tepat di rahang Nathan jika saja seruan Flau tidak menghentikan aksinya saat itu juga. Dan yang lebih membuat emosi Joyz semakin meluap adalah sosok gadisnya yang kini berdiri dengan melebarkan kedua tangannya untuk melindungi Nathan.
" Tepat seperti dugaanku bukan? " Ejek Nathan tanpa suara, meski begitu dia yakin bahwa Joyz telah mengerti dengan apa yang dia ucapkan, dilihat dari ekspresi Joyz yang kini semakin bertambah emosi.
Nathan hanya perlu berakting sedikit lebih baik lagi dan dia yakin bahwa hubungan Flau dan Joyz akan hancur untuk selama-lamanya.
" Aku mohon hentikan pria itu, my dear. Dia berusaha membunuhku hanya karena aku ingin bertemu denganmu. "
Kedua mata coklat Flau spontan melebar tidak percaya ketika mendengar penjelasan Nathan yang sudah cukup untuk membuat kemarahannya pada Joyz tersulut saat itu juga.
Plakk...
" Aku benar-benar tidak menyangka kalau kamu sekejam ini pada Nathan, Joyz! Dia temanku, sahabatku, apa salah jika kami hanya sekedar bertemu untuk mengenang masa lalu atau bahkan berbincang-bincang?! " Seru Flau dengan penuh emosinya lalu berbalik membelakangi Joyz yang masih terdiam tanpa kata. " Kita pergi, Nath. " Ucapnya lagi sebelum pergi meninggalkan Joyz tanpa menunggu satu pun balasan dari pria itu.
" Apa kamu yakin akan pergi bersamaku? Meninggalkan tunanganmu sendiri, my dear. "
" Ya. "
" Dan lagi-lagi semua berjalan sesuai rencana. " Batin Nathan dengan senyum manisnya.
Meninggalkan sosok Joyz yang masih diam terpaku pada kedua punggung yang kini telah sepenuhnya menghilang di balik mobil sport yang telah melaju cepat melewatinya.
_____
#jgn lpa krim vote sllu ya readers!! 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Joyz & Flau in Wedding
Roman d'amourSequel kedua dari ' Miracle in My Love ' ( Author sarankan kalau mau membaca story ini, lebih baik membaca sequel pertamanya dulu ? ) hanya saran ✌ ........................................................................ Joyz Loyard, seorang pembisn...