Flau tertawa puas begitu melihat ekspresi kekalahan yang terlihat jelas di wajah frustasi milik Nathan, bahkan pria itu harus bersedia menggendong Flau kemanapun yang dia mau.
" Ayolah Flau...bisakah kamu turun sekarang? Aku benar-benar sudah kehabisan tenaga untuk berjalan lagi. " Nathan merengek layaknya seorang anak kecil yang kehilangan permennya, meski begitu dia tetap berjalan dengan Flau yang masih terus terkekeh di balik punggungnya.
" Baiklah-baiklah, turunkan aku sekarang. " Ucap Flau yang dengan segera Nathan laksanakan tanpa keraguan sedikit pun.
" Akhirnya!! " Nathan berseru dengan nada leganya lalu merenggangkan otot-otot tubuhnya yang terasa pegal karena harus menggendong Flau kesana kemari, hingga keduanya harus menjadi sorotan orang-orang yang tengah melintas disekitarnya.
" Apa aku berat? " Tanya Flau dengan nada polosnya yang terpaksa membuat Nathan melotot kesal ke arahnya.
" Tentu saja! "
" What?! Benarkah?! Apa aku harus diet mulai sekarang?! " Tanya Flau dengan ekspresi paniknya.
Berbalik dengan kepanikan yang kini melanda Flau, Nathan malah tertawa hingga memegang perutnya sendiri yang terasa kram karena harus tertawa kencang.
" Hei, berhenti tertawa sekarang juga atau aku akan memintamu menggendongku lagi!! Kali ini sampai di depan apartemenku! " Ancam Flau dengan senyum liciknya yang spontan membuat Nathan meneguk air liurnya sendiri dan menghentikan tawanya saat itu juga.
" Aku tidak menyangka bahwa kamu bisa sekejam ini padaku, Flau. " Ucap Nathan seolah-olah dirinya begitu terpukul mendengar ancaman Flau.
" Dan berhenti berpura-pura seakan kamu baru pertama kali ini merasakan hukumanku, Nath. " Balas Flau dengan senyum miringnya yang mau tidak mau dibalas dengan kekehan oleh Nathan.
" Baiklah-baiklah, aku akui kekalahanku hari ini, tapi tidak untuk selanjutnya. " Ucap Nathan dengan nada sombongnya yang malah membuat Flau menggeleng prihatin ke arahnya.
" Kamu sudah berulang kali mengatakan hal yang sama ketika kamu kalah bermain game denganku, Nath. Tapi sampai sekarang pun, kamu masih belum bisa mengalahkanku. " Balas Flau dengan senyum tak kalah sombongnya.
Mendengar balasan Flau, mau tidak mau Nathan kembali terkekeh lalu mengacak puncak kepala Flau dengan gemasnya.
" Baiklah, sekarang kita harus kemana? "
Flau nampak berpikir keras ketika mendengar pertanyaan Nathan, namun dia terlonjak begitu sadar bahwa hari sudah menjelang gelap. Terlebih lagi, bagaimana bisa dia lupa waktu dan malah bersenang-senang dengan Nathan tanpa memberi kabar sedikit pun pada Joyz?!
" Antarkan aku ke rumah Joyz! " Seru Flau yang segera menarik lengan Nathan menuju mobil yang sengaja pria itu parkir di loby mall.
Menghiraukan ekspresi Nathan yang cukup jelas menyiratkan bahwa pria itu tengah dilanda rasa cemburu yang teramat besar.
_____
Joyz menyerahkan kunci mobilnya ke arah Franz, kepala pelayannya yang telah siap sedia menyambut kedatangannya bersama dengan para pelayan lainnya.
" Selamat datang kembali, tuan. " Ucap Franz dengan senyum sopannya yang hanya dibalas anggukan oleh Joyz.
Dengan langkah beratnya, Joyz semakin melangkahkan kedua kakinya menuju kamar pribadi miliknya, sebelum kilasan kebersamaannya dengan Jenica siang tadi kembali menghampiri benaknya.
" Astaga, aku seperti pria brengsek yang bermain api di belakang tunanganku sendiri. " Rutuk Joyz yang menyesali kelakuannya yang meski terpaksa harus menemani Jenica.

KAMU SEDANG MEMBACA
Joyz & Flau in Wedding
RomansaSequel kedua dari ' Miracle in My Love ' ( Author sarankan kalau mau membaca story ini, lebih baik membaca sequel pertamanya dulu ? ) hanya saran ✌ ........................................................................ Joyz Loyard, seorang pembisn...