Bab 34

2.6K 132 12
                                    

Aku percaya....aku selalu percaya bahwa kamu masih melihat dan mengawasiku setiap saat. Seolah kamulah guardian-ku....guardian yang selalu melindungiku sampai kapanpun, sama seperti yang kamu lakukan saat itu...

Saat ketika kupikir semuanya telah berakhir, tiba-tiba kamu datang dan menjadi perisai terkuatku.....

Tapi tidak peduli sekuat apapun kamu, aku ingin kamu berhenti menjadi perisaiku.....

Karena aku tidak mampu melihatmu terluka seperti ini.....

Aku selalu berdoa pada Tuhan, agar aku dan kamu kembali bersama....menghabiskan waktu yang tersisa ini  untuk menebus semua waktu yang telah hilang dari kita...

Karena itu....dengan suara hati terdalamku...aku mohon...kembalilah....my prince...

Kembalilah dan genggam tanganku seperti biasanya...seperti yang biasa kamu lakukan....

_____

Nathan hanya bisa memandang Flau dari kejauhan seperti yang biasa dia lakukan selama hampir 4 bulan ini. 4 bulan yang dia yakin sangat menyakitkan bagi Flau juga orang-orang terdekat Joyz.

Mereka yang sangat terpukul karena Joyz, Joyz mereka yang begitu berharga.

Menghembuskan nafas, Nathan akhirnya memilih untuk menghampiri Flau dan mengelus puncak kepala gadis yang sangat amat dicintainya itu.

" Kamu bisa menangis kalau kamu memang ingin menangis, my dear. " Ucap Nathan yang kemudian memeluk Flau dengan penuh sayang.

" Bagaimana aku bisa menangis kalau air mataku telah sepenuhnya mengering, Nath? " Tanya Flau dengan suara paraunya. " Aku sudah terlalu banyak menangis untuknya tapi dia sama sekali tidak mendengarku...dia masih saja diam dan terus menghiraukanku... "

" Kalau begitu izinkan aku menghajarnya kalau dia masih saja membuatmu bersedih lebih lama lagi. "

Flau tertawa kecil begitu mendengar ucapan Nathan yang sungguh terdengar lucu baginya. " Aku takut kalau kamulah yang akan dihajar oleh Joyz, Nath. " Ucap Flau dengan senyum kecilnya, ketika dia teringat bagaimana heroiknya Joyz ketika berusaha melindungi dirinya.

" Mendengar itu darimu sangat melukai harga diriku, kamu tahu itu Flau. "

Flau kembali tertawa sebelum tawanya tiba-tiba lenyap begitu saja tergantikan dengan senyum sedih yang kini membingkai wajah cantiknya yang tampak redup. " Waktu pertama kali Joyz melamarku, aku pernah membayangkan bagaimana diriku yang tengah memakai gaun pengantin berjalan di atas altar dengan cantiknya....lalu membawa sebuket mawar putih dan menuju ke arah Joyz yang telah mengulurkan sebelah tangannya hanya untukku. Aku ingin melihatnya....melihat senyumnya yang selalu bisa membuat hatiku menghangat dan bagaimana senyumnya ketika kami menikah nanti?....dan....aku ingin berharap bahwa semua itu bukanlah sekedar angan-angan.... " Ucap Flau yang kini menepuk pelan kedua pipinya dengan senyum cerah yang berusaha dia perlihatkan di hadapan Nathan, meski susah tapi Flau yakin dia akan berhasil.

Tapi nyatanya...semua berbalik dengan keinginannya, Flau tidak sanggup untuk tersenyum dan justru semakin terisak di dalam dekapan Nathan....tanpa setitik air mata yang terjatuh.

_____

Hitam....

Putih.....

Hanya dua warna itulah yang selama ini kulihat di hadapanku....

Semuanya terlihat begitu kosong dan sunyi...

Kesepian?

Tentu saja, aku sangat kesepian...terlebih tanpa kehadirannya...

Joyz & Flau in WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang