Joyz semakin merapatkan pelukannya di pinggang ramping milik Flau yang dia tahu tengah ketakutan saat ini. " It's okay, Flau. It's over. Everything will be fine, hmm... " Ucap Joyz yang dengan sabarnya berusaha menenangkan istri tercintanya itu, bahkan tidak cukup hanya dengan ucapan, Joyz mencium lama dahi Flau juga pangeran kecil mereka.
" Tapi Joyz....aku... "
" Aku tahu kamu pasti masih trauma dengan kejadian itu, Flau. Tapi percayalah, bahwa itu semua hanyalah masa lalu. "
" Aku tahu itu hanyalah masa lalu, tapi selama apapun itu...aku...aku tidak bisa melupakannya....melupakan kejadian dimana kamu hampir saja pergi dariku untuk selamanya! " Seru Flau dengan mata berkaca-kaca miliknya.
Oeekkk....oeekkk....
" Sttsss....it's okay, Jullian. Mom hanya memarahi dad, not you. " Ucap Joyz yang dengan segera berusaha menangkan Jullian yang saat itu seketika menangis keras begitu Flau berseru marah kearahnya. " Tenanglah, Flau. Kamu tahu bukan jika Jullian paling takut mendengar suara teriakan. "
Menghela nafas, Flau akhirnya menyerah dan segera menenangkan Jullian yang masih merengek di dalam gendongannya. Namun, beberapa detik setelahnya, kedua mata coklat Flau seakan terkunci oleh sosok yang kini mulai berjalan mendekat ke arahnya juga Joyz.
" Long time no see, Jeny. " Ucap Joyz dengan suara baritonnya yang khas.
Jenica terdiam dengan hatinya yang masih saja sakit ketika mendengar suara bariton Joyz ataupun melihat wajah tampan pria itu dan sampai sekarang pun, dia sadar bahwa hatinya masih tetap menginginkan Joyz.
" Apa kalian datang kemari hanya untuk memamerkan kebahagiaan kalian? " Tanya Jenica dengan senyum sinisnya, karena dia tahu semakin dia melihat sosok Joyz lebih lama lagi, maka dia tidak akan mampu untuk menahan air matanya lebih lama lagi.
" Kami datang kemari hanya ingin melihat keadaanmu dan......memperkenalkan pangeran kecil kami padamu. "
Deg....
Nafas Jenica seakan tercekat begitu mendengar ucapan Joyz dan seakan tersadar bahwa sedari tadi dirinya hanya berfokus pada sosok Joyz juga Flau, hingga dia tidak sadar akan kehadiran sosok mungil yang berada di dalam gendongan Flau.
" Apa...itu...anak kalian? " Tanya Jenica dengan suara bergetar miliknya.
" Ya, ini anak kami. Namanya Jullian Allan Loyard. " Ucap Joyz dengan senyum sayangnya begitu melihat wajah pangeran mungilnya yang kini terlihat tenang.
" .........well....apa aku harus memberi kalian....selamat? "
" Kami tidak perlu ucapan selamatmu. " Balas Flau dengan nada sarkatisnya, karena lebih dari apapun dia membencinya....membenci sosok Jenica yang hampir saja merebut Joyz darinya untuk selama-lamanya.
" Flau...bukankah kamu sudah sepakat bahwa kamu telah memaafkan Jeny, bukan? "
Flau benci ini....bagaimana bisa Joyz melupakan kejadian itu dengan sangat mudahnya, seakan-akan kejadian itu tidak pernah terjadi.
Brakkk....
" Fine! Terserah kamu saja, aku mau pulang! " Seru Flau sebelum akhirnya bangkit dan meninggalkan Joyz begitu saja.
" Wait, Flau! " Balas Joyz yang segera bangkit dan berniat menyusul Flau jika saja ucapan Jenica tidak membuatnya terdiam seketika.
" Selamat.... " Lirih Jenica dengan suara teramat kecilnya.
Meski begitu, Joyz yang masih bisa mendengarnya, akhirnya tersenyum tulus ke arah Jenica yang seketika mematung begitu melihat senyum Joyz yang untuk pertama kalinya terlihat begitu tulus.
" Thanks, Jeny. " Balas Joyz sebelum pergi menyusul Flau juga pengeran mungilnya.
" Kamu benar-benar menjadi orang yang berbeda ketika bersama wanita itu, Joyz. Apa itu artinya.....tidak ada sedikit pun ruang yang tersisa untukku di hatimu? " Lirih Jenica sebelum akhirnya menertawakan dirinya sendiri yang sungguh tolol, bagaimana bisa dia masih mengharapkan sosok pria yang jelas-jelas tidak akan pernah berpaling ke arahnya.
_____
" Flau! " Seru Joyz yang kemudian segera menggenggam erat lengan Flau begitu terkejar.
" Lepas. " Ucap Flau dengan nada dinginnya.
" Kamu marah? "
" Apa aku perlu menjawabnya? "
Mendengar itu, Joyz justru tersenyum miring sebelum meraih Jullian yang semula berada di dalam gendongan Flau kini berpindah ke dalam gendongannya.
" Kemarilah. " Ucap Joyz yang dengan segera menarik Flau untuk masuk ke dalam kamar pribadi mereka.
Klik..
Dahi Flau sontak berkerut ketika tahu bahwa Joyz sengaja mengunci kamar pribadi mereka dan membaringkan Jullian di dalam box bayi yang memang letaknya cukup jauh dari tempat tidur king size mereka.
" Aku minta maaf karena telah membuatmu marah, Flau. " Ucap Joyz yang dengan perlahan menuju ke arah istrinya yang masih berdiri dengan wajah polos setengah sebal padanya. Dan itu sungguh....suatu kesenangan tersendiri bagi Joyz ketika melihat wajah cantik Flau yang seperti itu. Dengan seringai khas miliknya, Joyz semakin melangkah mendekat dengan kedua tangannya yang kini melepas satu persatu kancing kemeja putih miliknya. " Tapi...perlu kamu tahu bahwa aku mempertemukanmu dengan Jenica hanya untuk sekedar saling memaafkan. Lagipula, tidak ada gunanya untuk terus membencinya. Karena sekeras apapun usahanya, dia akan tetap mendekam di dalam sel. " Ucap Joyz sebelum mengelus permukaan bibir mungil milik Flau yang spontan merona.
" Apa...apa tadi kamu hanya berakting baik di hadapannya? " Tanya Flau yang kini semakin menunduk ketika wajah tampan suaminya itu kian mendekat ke arahnya.
" Hmmmm....entahlah, karena hanya kamu yang paling tahu betul siapa diriku, Flau. Apa aku akan melepaskan seseorang yang dengan beraninya menyentuh atau bahkan melukaimu seujung jaripun, hmm? " Tanya Joyz dengan senyum miringnya yang siapapun tahu bahwa Joyz tidak akan pernah melepaskan satu orang pun yang berani menyakiti istri tercintanya itu.
" Itu artinya.... "
" Sttsss....aku tidak ingin membicarakan wanita itu lagi, my princess. " Sela Joyz yang perlahan meraih dagu Flau, membuat istrinya itu mau tidak mau mendongak ke arahnya dengan wajah bersemu merah. " You're so beautiful, my wifey. " Ucap Joyz dengan senyum manisnya, sebelum akhirnya dia mulai memiringkan wajahnya dan mencium lembut bibir mungil milik Flau.
" Haahh....hahhh.... " Desah Flau yang mulai kehabisan nafas karena ciuman menuntut yang diberikan Joyz padanya.
Seulas senyum nakal spontan menghias wajah tampan Joyz yang nampak begitu bergairah. " Panggil namaku, Flau. " Ucap Joyz dengan suara baritonnya.
" Joyz.... " Lirih Flau dengan suara malu-malunya yang sungguh membuat Joyz semakin tergoda untuk menciuminya.
" I love you, Flau....more and more. " Ucap Joyz sebelum akhirnya kembali menciumi Flau, memberi kissmark disepanjang leher juga bahu mulus istrinya itu.
Flau memejamkan kedua matanya, membiarkan Joyz yang kembali mencium bibirnya dengan sangat lembut hingga akhirnya terjatuh bersamaan di atas tempat tidur king size mereka.
" Joyz.... " Lirih Flau yang semakin merona merah begitu jemari Joyz yang mulai menjelajah di sekitar tubuhnya.
" Katakan....katakan bahwa kamu mencintaiku, Flau. " Ucap Joyz disela-sela aktivitasnya.
" I love you.....I love you, Joyz... "
" Kiss me, my princess. "
Mendengar itu, Flau segera berbalik dan memposisikan tubuh Joyz berada di bawahnya dan mulai mencium bibir merah Joyz yang seakan tengah menantinya dengan senyum menggoda miliknya.
" Yes, my prince. "
_____
#happy reading, guys! tapi jangan lupa buat vommentnya loh wkwkwk
#dan sekedar info, kalau author bakal kasih extra bab 1 lagi buat minggu dpn, khusus untuk story ini..hehehe. jadi kalau bisa, jgn di hapus dlu dari library kalian yah!! See you next week with new extra bab!!
![](https://img.wattpad.com/cover/103120305-288-k782951.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Joyz & Flau in Wedding
RomanceSequel kedua dari ' Miracle in My Love ' ( Author sarankan kalau mau membaca story ini, lebih baik membaca sequel pertamanya dulu ? ) hanya saran ✌ ........................................................................ Joyz Loyard, seorang pembisn...