Part 9

169 19 1
                                    

"Oppa, bangun!!! Sudah siang, apa kau tak mau bangun?" ujar Youngsun sambil menarik selimut tipis yang membungkus tubuh Youngmin, pelan. "Oppa..."

"Ah, Sunny. Aku masih mengantuk, lagian ini hari libur." ujar Youngmin sambil menarik selimutnya kembali, membuat Youngsun mendengus.

"Oppa, Oppa pernah bilang kan, kita tak boleh bermalas-malasan. Sudah siang, Oppa harus bangun." ujar Youngsun, kesal.

Tanpa Youngsun duga, Youngmin malah menarik tubuhnya. Gadis itu langsung terbaring tidur disamping pria itu, lalu Youngmin memeluknya.

"Oppa, kau tak memakai bajumu?" ujar Youngsun, kaget. Tapi bukannya bangun, Youngmin malah memeluk Youngsun lebih erat. "Oppa, apa yang kau lakukan?"

Youngmin tersenyum, ia masih menutup matanya.

Tiba-tiba pintu terbuka, menampakkan Hyunsun yang baru saja selesai mandi. Gadis itu tampak kaget, membuat kedua orang itu segera melepaskan diri.

"Hyun, ini bukan seperti yang kau pikirkan. Oppa sedang mengigau, ia menganggapku..." ujar Youngsun sambil berdiri, panik.

Youngmin tak kalah panik, ia segera menutupi tubuhnya dengan selimutnya. "Hyun..."

Hyunsun hanya diam, ia pun segera pergi dari rumah itu. Ia menutup mulutnya sambil memukuli dadanya, menangis tersedu.

Sudah aku duga, mereka melakukannya dibelakangku. Kenapa rasanya sesakit ini? Aku sudah sering merasakan ini, tapi kenapa masih terasa sakit? Sakit sekali...

***

Kwangmin berjalan menuju taman, hari ini dia dan Saeron akan bertemu. Sesekali Kwangmin melihat arloji yang sebenarnya milik Youngmin itu, menghela nafas pelan. Ia pun duduk disebuah kursi besi, lalu menghela nafas. Sebenarnya ia gelisah, karna ini pertama kalinya ia ngedate dengan seorang gadis.

"Oppa..." sapa Saeron, tersenyum.

Kwangmin terdiam, menatap Saeron yang semakin cantik dengan senyumannya itu.

"Oppa, kau kenapa? Oppa..."

Kwangmin mengerjapkan matanya, lalu menunduk. "Maafkan aku..." gumamnya, tersenyum malu dengan wajah memanas.

Saeron tersenyum, kedua pipinya memerah. "Ya sudah, kita jalan."

"Ba...baiklah, maafkan aku." ujar Kwangmin, gugup. "Jadi, kita mau kemana?"

"Aku ingin ke toko buku, apa Oppa mau mengantarku?"

"Baiklah, ayo!!!" ujar Kwangmin sambil berjalan, Saeron berjalan disampingnya.

Kwangmin terdiam, ia memilin tangannya. Ia tak bisa menyembunyikan rasa gugupnya, membuat Saeron tersenyum geli.

Gadis itu pun memegang tangan Kwangmin, menggenggamnya erat. "Kenapa tanganmu begitu dingin?"

"Hm... Kalau aku boleh jujur, ini pertama kalinya aku jalan dengan seorang gadis." selain Hyunsun dan Youngsun, tentu saja. Kwangmin menunduk, begitu teringat kedua adiknya itu.

"Oppa, kau kenapa? Apa yang kau pikirkan?"

"Tidak ada, aku hanya..." Ucapan Kwangmin terhenti, saat melihat Hyunsun berjalan melaluinya. Kwangmin menatap gadis itu, ia terlihat menangis.

"Oppa, apa kau baik-baik saja?"

"Ya, aku baik-baik saja. Maafkan aku..." ujar Kwangmin, sesekali pria itu melihat Hyunsun yang tengah duduk di ayunan tak jauh darinya.

"Ayo pergi..."

"Ah, iya, baiklah..." ujar Kwangmin, mengalah. sekali lagi ia melihat Hyunsun, lalu menuruti Saeron untuk pergi dari sana. maafkan aku, Hyun. Aku tak bisa menghampirimu, aku akan menebusnya setelah ini.

***

Minwoo menghela nafas, ia meminum air mineralnya. Ia duduk dilapangan itu, lalu tiduran disana.

Apa yang terjadi padaku? Kenapa wajah gadis itu tak bisa hilang dari pikiranku? Apa aku mulai menyukainya? Tidak mungkin, aku tidak mungkin menyukainya. Dia seperti pria, aku takkan pernah menyukainya.

Minwoo pun beranjak duduk, lalu meminum airnya lagi. Ia menghela nafas, lalu beranjak berjalan menuju tasnya yang tergeletak tak jauh darinya.

Minwoo menendang kerikil kecil yang ada dijalanan dengan asal, ia menghela nafas. Kenapa aku jadi bingung begini? Kenapa semua ini terjadi padaku? Apa yang terjadi padaku?

Minwoo terdiam, ia mendengar suara isakan dari taman. Ia segera berjalan menghampiri gadis yang tengah terduduk di ayunan dengan membelakanginya itu, ia ikut duduk di ayunan sebelahnya.

Merasa ada pengusik, gadis itu menoleh. "Ya! Kau lagi? Apa kau mengikutiku?" tanyanya, membuat Minwoo sangat kaget.

"Kau? Kenapa kau harus disini?" tanya Minwoo, kesal.

Gadis itu -Hyunsun- menghapus airmatanya, lalu berjalan pergi.

"Ya! Kenapa kau pergi?"

"Bukankah kau tak mau ada didekatku?" ujar Hyunsun sambil menghempaskan tangan Minwoo, kasar. "Lagian, aku sedang tak mood berdebat denganmu."

Minwoo terdiam, ia menatap wajah gadis itu. "Kenapa kau menangis?" tanyanya sambil mengusap sudut mata Hyunsun, membuat gadis itu mundur.

"Apa yang kau lakukan? Kenapa kau menyentuhku?" Teriak Hyunsun, tak terima.

Minwoo menatap sekelilingnya, semua orang memperhatikan mereka. "Aish... Ayo, ikut aku!!!" ajaknya sambil menarik tangan Hyunsun, pergi.

"Ya! Jangan... Kau mau bawa aku kemana?" teriak Hyunsun, kesal.

***

Youngmin menghela nafas, pelan. Ia menatap Youngsun yang duduk canggung didepannya, gadis itu tampak gelisah.

"Kenapa Oppa melakukan itu? Kenapa Oppa tak mengejar Hyunsun dan menjelaskan semuanya?" ujar Youngsun, pelan.

"Apa yang harus kujelaskan? Semuanya sudah jelas, bukan?"

"Apa maksudmu?"

Youngmin terdiam, lalu ia memegang tangan Youngsun. "Aku menyukaimu, Sunny. Aku tak suka buang-buang waktu dan aku bukan type orang romantis, jadi..."

"Oppa..." ujar Youngsun sambil melepaskan tangannya, kasar. "Apa yang kau lakukan, Oppa? Apa yang terjadi padamu? Apa kau tak memikirkan Hyunsun?" teriak Youngsun, membuat Youngmin kaget."Aku akan mencari Hyunsun, kalau Oppa sudah tak peduli padanya." Ujarnya sambil beranjak pergi.

"Ya! Youngsun, Lee Youngsun!!! Sunny..." teriak Youngmin sambil beranjak, tapi Youngsun keburu jauh. Sial...

TWINS LOVE (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang