Part 13

162 20 3
                                    

"Hyun,..." ujar Minwoo sambil memegang tangan Hyunsun, membuat Hyunsun menatapnya. "Aku menyukaimu, maukah kau jadi... Pacarku?"

Hyunsun terdiam, ia mengerjapkan matanya. "Jangan bercanda, aku sedang tak mood."

"Aku serius, aku tau ini terlalu cepat. Tapi aku tidak pernah merasakan perasaan seperti ini pada gadis lain, aku bersumpah."

"Ah, kau mengatakan ini untuk mendekati Youngsun, kan? Sudahlah, kau tak perlu melakukan ini. Youngsun pasti menerimamu, tanpa perlu mendekatiku dulu."

"Hyun, aku serius. Aku menyukaimu, bukan kakakmu. jujur, aku juga kagum pada kecantikan kakakmu itu, tapi aku telah lebih dulu mengenalmu. Iya kan?"

"Aku sedang tak ingin berdebat, Minwoo. Aku harus segera pergi, maafkan aku." ujar Hyunsun sambil berjalan, tapi Minwoo malah memeluknya dari belakang.

"Kau tak percaya padaku? Apa yang harus kulakukan agar kau percaya? Aku serius, apa aku perlu berlutut sambil membawakan bunga untukmu?"

Hyunsun terdiam, ia menatap Minwoo yang menaruh wajahnya di lekukan lehernya. "Apa kau... Benar-benar menyukaiku?"

"Tentu saja, kau pikir aku bercanda."

"Bukankah ini terlalu cepat? Apa kau yakin?"

"Aku sudah memikirkan semuanya, saat kau dirumah sakit. maka dari itu, aku memantapkan diri untuk mengatakannya padamu hari ini."

Hyunsun tersenyum, ia pun melepas pelukannya. Ia berbalik, lalu menatap Minwoo. "Benarkah?"

"Kenapa kau begitu meragukanku? Apa aku harus terluka lebih parah?"

Hyunsun tersenyum, ia menangis. "Tidak, maafkan aku. Aku pikir..."

"Sudahlah, kau tak perlu bicara lagi. Jadi, kita jadian sekarang?"

Hyunsun mengangguk, membuat Minwoo tersenyum senang. Pria itu memeluk Hyunsun lebih erat, membuat Hyunsun sedikit sesak.

"ya! Lepaskan aku, kau mau membunuhku?" teriak Hyunsun sambil mendorong Minwoo dengan kasar, membuat pria itu hampir terjatuh.

"Ya! Tak bisakah kau lembut sedikit? Kau ini benar-benar..."

"Aku tak bisa bernafas, bodoh." teriak Hyunsun, tak kalah gertak.

Minwoo mengerucutkan bibirnya, kesal. "Ya sudah, aku takkan memelukmu lagi."

"Terserah, aku juga tak mau dipeluk olehmu. Aku bisa mati, kalau kau peluk terus."

Minwoo tersenyum, lalu ia memeluk Hyunsun lagi. "aku hanya bercanda, Hyun. Kau jangan marah seperti itu, terlihat jelek."

"Diam!!!

***

"Aku menyukaimu, Sunny. aku mencintaimu, adikku."

Pipi Youngsun memerah hanya karna memikirkan ucapan Youngmin, ia menutupi wajahnya. "Bagaimana ini bisa terjadi? Jadi, Oppa selama ini menyimpan perasaan padaku?" gumamnya, senang.

Youngsun tersenyum, lalu menghempaskan tubuhnya ke atas kasur. "jadi selama ini Oppa menyukaiku, bukan Hyunsun. Bodohnya aku, kenapa aku memikirkan hal itu ya?"

Tiba-tiba pintu diketuk, membuat Youngsun menoleh. ia segera berlari, membuka pintu. "Eoh, Oppa, ada apa?"

"Aku tak melihat Hyunsun, dia kemana?" tanya Youngmin, sedikit gugup.

"Hm... Dia sedang ada acara, temannya mengundangnya datang ke acara pertunangan."

"Pertunangan siapa?"

"Entahlah, aku juga tidak tau." jawab Youngsun, menunduk.

Lama mereka diam, membuat Youngmin menghela nafas. "Sunny, apa kau merasa terganggu dengan perasaanku? Kenapa kau malah diam tadi?"

"Apa?"

"Itu, hm... Kau tidak menjawab pertanyaanku tadi, apa kau tak memiliki perasaan yang sama padaku?

Youngsun tersenyum, ia pun mengecup pipi Youngmin. "A...aku tak bisa berbohong, aku juga menyukai Oppa."

Youngmin terdiam, menatap Youngsun kaget. "Benarkah?"

Youngsun tersenyum, mengangguk.

Youngmin tersenyum, ia pun memeluk gadis itu. "Aku mencintaimu, Sunny."

"Aku juga, Oppa." ujar Youngsun, malu-malu.

Youngmin menatap Youngsun, lalu memeluk gadis itu. Terimakasih, semoga kau tetap menyimpan perasaanmu setelah hari ini.

***

Kwangmin tersenyum pada beberapa tamu yang datang, disampingnya Saeron berdiri dengan anggun. Gadis itu tampak cantik dengan mini dress hitamnya, begitu serasi dengan Kwangmin yang memakai jas hitamnya. Kwangmin menghela nafas, ia menatap gandengan Saeron pada lengannya.

Saeron menangkap tatapan itu, lalu menatap Kwangmin. "Ada apa, Oppa?"

"Ah, tidak ada." jawab Kwangmin, tersenyum.

"Kita kesana, Oppa. Aku sedikit lelah, bisakah kita duduk sebentar?"

"Baiklah, ayo!!!" ajak Kwangmin sambil menggandeng Saeron, membuat gadis itu berjalan dengan penuh semangat disampingnya.

Saeron pun duduk di sebuah kursi, gadis itu melepaskan sepatu berhaknya.

"Kenapa dilepas?" tanya Kwangmin, heran.

"Haknya terlalu tinggi, aku tak terbiasa." jawab Saeron, pelan.

Kwangmin tersenyum, ia mengusap rambut Saeron. Gadis ini mengingatkannya pada Hyunsun, sikapnya memang hampir mirip dengan gadis itu.

"Young..." sapa Minwoo sambil menepuk punggung Kwangmin, cukup keras.

"Ya! Tak bisakah kau..." ucapan Kwangmin terhenti, saat melihat gadis yang digandeng Minwoo.

Minwoo tersenyum, saat melihat ekspresi Kwangmin. "aku yang membawanya, kami jadian." Ujarnya dengan bangga, membuat gadis yang berada disampingnya itu tersenyum malu.

"Tunggu dulu, kenapa secepat ini?" tanya Kwangmin, ada rasa tak rela pada diri Kwangmin saat melihat gadis itu berada dalam pelukan Minwoo.

"Entahlah, aku tak mau membuang-buang waktu." ujar Minwoo sambil mengendikkan bahunya, pelan.

Kwangmin hanya tersenyum, Saeron pun memegang tangannya. "Siapa dia, Oppa?"

"Ah, Saeron. Dia adalah Hyunsun, pacarku." ujar Minwoo, membuat pipi Hyunsun memerah.

"oh, ya? Hai, aku Saeron, tunangan Youngmin." ujar Saeron sambil menunjukkan cincinnya pada Hyunsun, membuat gadis itu tersenyum.

"Ya! Tak bisakah kau tak tunjukkan cincinmu itu? Dasar pamer..." ujar Minwoo, sewot.

"Biar saja, biar dia mendesakmu agar segera bertunangan denganmu."

"Ya! Kami bahkan baru pacaran hari ini, memangnya kalian yang langsung bertunangan."

"biar saja, kami saling menyukai kok." ujar Saeron sambil memeluk Kwangmin, membuat Kwangmin tersenyum.

TBC

Maaf ya, kalau ceritanya kurang bagus. Kalau dapet inspirasi dari film atau cerita lain memang suka agak gak nyambung, soalnya takut dikira copas. Kepengennya ceritanya jadi berbeda, tapi tetep aja kan ada beberapa hal yang sama.

Thanks yang udah baca sampai part ini, jangan lupa tinggalin comment ya... Bye, see you soon.

TWINS LOVE (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang