Part 11

164 22 1
                                    

Youngmin menatap Kwangmin, kesal. Ia menghela nafas, sebal. "Kenapa kau mengikutiku? Sana pulanglah, aku bisa mencarinya sendiri."

"Ya! Aku mengkhawatirkan mereka, aku bahkan membatalkan janjiku pada Saeron karna mengkhawatirkan mereka." ujar Kwangmin, kesal.

"Ya! Tak bisakah kau pergi saja? Aku kan meminta 2minggu padamu, kenapa kau masih disini?"

"Aku juga masih bingung, kenapa aku menerima perjanjian itu?" ujar Kwangmin, kesal.

"Pergilah, atau aku..."

Tiba-tiba ponsel Kwangmin berbunyi, ia mengambil ponselnya. Ia menekan tombol berwarna hijau, lalu menempelkan ponsel itu ke telinganya. "Ya, ada apa, Minwoo? Aku berada... Apa?..."

***

Hyunsun berjalan disepanjang trotoar dengan senyuman di bibirnya, tadi itu sungguh menyenangkan. Gadis itu tak bisa menyembunyikan rasa senangnya, apalagi saat ini pria yang membuatnya senang ada disampingnya.

"Ya! Kau ini kenapa? Membuatku takut saja." ujar pria yang tak lain adalah Minwoo itu yang tentu saja dihadiahi pukulan oleh Hyunsun, membuat Minwoo meringis. "Aish... Kau gadis terkasar yang pernah kutemui, tak bisakah kau manis sedikit?"

"Kau yang jadi pria terlalu lembek, aku benci padamu." ujar Hyunsun, ketus.

"Yasudah, aku juga tak mengharapkanmu menyukaiku." ujar Minwoo, tak kalah ketus.

Hyunsun terdiam, lalu menunduk. Memangnya apa yang kuharapkan? Berharap pria ini menyukaiku? Tidak mungkin, dia akan menyukai Youngsun setelah melihatnya.

Minwoo mengernyit, heran. "Kenapa kau diam? Apa yang kau pikirkan?"

"Kepo!" ujar Hyunsun sambil berjalan, pergi.

"Ya tuhan, bukankah tadi siang kau bersikap sangat manis? Kenapa kau mudah sekali kembali pada tempat asalmu?" Minwoo berdecak, lalu berlari menyusul Hyunsun.

Hyunsun tak memperdulikan Minwoo, ia terus berjalan cepat.

"Ya! Tunggu aku! Bukankah kau ingin aku mengantarmu? Kenapa kau malah berlari seperti ini?"

"Sudah sana pulang, aku bisa sendiri." ujar Hyunsun, jutek.

"Dih, ngambek ya... Cepet tua, lho!" goda Minwoo sambil mencolek pipi Hyunsun, membuat Hyunsun membuang pipi merahnya.

Tiba-tiba Hyunsun melihat sesuatu, ia melihat Youngsun tengah dikejar para pria yang menyukainya. Menyadari itu, Hyunsun segera berlari menyusul Youngsun.

"Ya! Kau mau kemana? Hyunsun? Hyun? Aish... Gadis yang menyusahkan." ujar Minwoo sambil berlari, menyusul Hyunsun. "apa yang terjadi? Kenapa kau berlari?"

"Youngsun, saudaraku sedang dikejar mereka. ayo cepat, sebelum mereka menangkapnya." ujar Hyunsun, panik.

"Apa? kenapa ia dikejar?"

"Kau ini banyak bertanya, kau ikuti saja aku. Mengerti?"

Minwoo berhenti, ia mengambil ponselnya. "Young, kau ada dimana?"

"Youngsun... Kami melihatnya dikejar beberapa pria, kemarilah Young! Oke, aku akan menunggumu." ujar Minwoo sambil menutup ponselnya, lalu berlari kearah Hyunsun yang sudah berlari menjauh darinya.

***

Youngsun terus berlari, tanpa memperhatikan yang lainnya. Beberapa orang berteriak padanya, tapi ia tak peduli pada mereka. Ia menghapus air matanya, ia sungguh ketakutan. Jimin dan teman-temannya terus mengejarnya, membuatnya tak mau menengok ke belakang.

"Ya! Youngsun, berhenti! Lee Youngsun..."

Youngsun segera memasuki gang kecil, berniat bersembunyi disana. Tapi ia terjebak, itu jalan buntu. Youngsun akan kembali, tapi Jimin keburu masuk kesana.

"Kau mau kemana lagi, eoh?" ujar Jimin sambil memasukkan tangannya ke saku, tersenyum sinis.

"Jimin, kumohon!!! Lepaskan aku..."

"Kenapa aku harus melepaskanmu? Apa aku akan mendapat kesempatan seperti ini lagi nanti?"

"Jimin, Kwang Oppa pasti akan menghajarmu nanti. Kumohon, jangan lakukan. oke?"

Bugh!!! Tiba-tiba seseorang terlempar kearah Jimin, membuat pria itu hampir jatuh. Jimin sangat kaget, ia menatap seorang pria kurus tengah menghajar satu persatu temannya. "siapa kau?"

"Youngsun..." teriak Hyunsun sambil berlari, menghampiri Youngsun. Ia memeluk gadis itu, erat. "Kau tak apa, kan?"

Youngsun menggelengkan kepalanya, pelan. "aku sangat takut, Hyun."

"Tenang saja, aku ada disini." ujar Hyunsun sambil menenangkan saudaranya itu, membuat Youngsun memeluknya lebih erat.

"Siapa kau? Ada urusan apa hingga berani menggangu kami?"

Pria itu -Minwoo- tersenyum sambil mengusap sudut bibirnya yang berdarah karna pukulan salah satu dari mereka. "Kau bertanya padaku? Aku yang harusnya bertanya, kenapa kau mengganggu gadis itu?"

"Karna dia pacarku, aku berhak melakukan apapun padanya." ujar Jimin, tersenyum.

"Apa?" Hyunsun menatap Youngsun, kaget. "Kalian pacaran?"

"I...ini tidak seperti itu, Hyun. Kau salah paham, aku memang pernah..."

"kenapa kau tak bercerita padaku? Kenapa kau tak menceritakannya pada Kwang Oppa?"

"A...aku..."

"Sunny!"

Tiba-tiba saja gadis itu terjatuh pingsan, Hyunsun sangat kaget. Ia segera menangkap tubuh itu, membuatnya ikut terjatuh.

Jimin tersenyum, membuat Minwoo semakin geram.

Bugh!!! Tanpa pikir panjang, Minwoo segera menghajar Jimin dengan kemampuan hapkido yang dimilikinya. Ia menghajar pria itu dengan membabi buta, ia bahkan tak memberi kesempatan Jimin untuk menyerangnya balik.

Tiba-tiba beberapa teman Jimin bangkit, mereka segera menangkap Minwoo dan segera menarik Minwoo menjauh dari Jimin.

Jimin mengusap sudut bibirnya dan kepalanya, ia tersenyum membuat semua orang disana bergidik takut karnanya

Minwoo berusaha berontak, tapi mereka menahannya dengan kuat. Jimin menghampirinya, membuat Minwoo menatapnya waspada.

Bugh!!! Pukulan Jimin mengenai perut Minwoo, membuat pria itu merasa sesak. "Kenapa? Apa kau berani padaku, eoh? Aku tau, kau hanya anak orang kaya yang ingin sok jadi pahlawan."

Minwoo menatap Jimin, tajam. "Kenapa memangnya?"

"apa yang kau inginkan dari mereka? Kenapa kau membantu mereka?"

Minwoo menatap Hyunsun yang juga menatapnya, lalu Youngsun yang ada dipangkuan gadis itu.

Jimin menangkap tatapan itu, lalu menarik kaos Minwoo. "Apa kau menyukai Youngsunku, eoh?"

"Youngsunku? Kau gila, dia bukan milikmu." ujar Minwoo, tersenyum sinis. "Lagian aku menyukai saudaranya, bukan dia."

Ucapan Minwoo tentu saja membuat Hyunsun menoleh, Minwoo tersenyum padanya.

"Apa? Kau menyukai gadis jelek dan bodoh itu? Kau sepertinya sama dengannya, sama-sama bodoh dan pengganggu."

Bugh! Lagi-lagi Minwoo mendapat pukulan, kali ini diwajahnya.

"Bereskan dia, aku akan mengurus mereka." ujar Jimin sambil menoleh kearah Hyunsun, membuat Minwoo segera berontak.

"Ya! Kau jangan berani macam-macam." teriak Minwoo, membuat Hyunsun menatapnya kembali.

Jimin tersenyum pada Hyunsun, saat gadis itu menatapnya. "Hallo, Hyun. Mau menyerahkan kakakmu itu dengan baik-baik?"

TWINS LOVE (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang