Part 16

160 17 2
                                    

"Kalian ini siapa, sebenarnya?" tanya Youngsun, bingung.

Youngmin tampak gelagapan, sedangkan Kwangmin masih menatap tajam pria itu.

"Apa yang terjadi disini?" tanya Hyunsun, membuat ketiganya menoleh.

"Hyun, mereka ini siapa? Apa mereka kembar?" tanya Youngsun sambil menghampiri Hyunsun, ia semakin kebingungan. "Lalu, mana Oppa yang asli?"

Hyunsun menatap kedua pria berwajah hampir sama itu, lalu menatap Youngsun. "Dia... Dia yang jadian bersamamu, Sunny."

"Apa? Youngsun jadian denganmu?" pekik Kwangmin, kaget.

Youngsun menatap pria itu, kaget. "Ta... Tapi, Oppa memanggil 'Kwangmin' padanya." Ujarnya, membuat Minwoo dan Hyunsun mengernyit.

"Apa?"

Kwangmin menatap Hyunsun dan Youngsun, lalu menatap tajam Youngmin.

Hyunsun menatap keduanya, bingung. "Jadi, kalian ini siapa?" tanyanya, kesal.

Youngmin melempar tatapan pada Kwangmin, membuat Kwangmin membuang tatapannya.

"Ya, itu adalah aku." aku Kwangmin, pelan. "Aku adalah Kwangmin, dan dia Youngmin." Ujarnya, jujur.

Minwoo menatap keduanya, tak percaya. "bagaimana bisa kalian melakukan ini?"

"Kami bertukar posisi karna Youngmin ingin menghindari perjodohan itu, katanya dia telah menemukan seseorang yang telah menarik hatinya."

"Minwoo, kau tau kan? Aku tak bisa menerima perjodohan sepihak ini, aku..."

"Kenapa kau tak bilang, Young? Kalau kau bicara pada Kim Samcheon, mungkin dia bisa memikirkannya kembali. Kau adalah harta miliknya satu-satunya, kenapa kau lakukan ini pada kami?"

"Minwoo, percaya padaku. Aku hanya..."

"Oppa..." ujar seseorang, membuat mereka menoleh. "apa yang terjadi? Kenapa semuanya berkumpul disini?"

"Saeron..." gumam Kwangmin, kaget.

Youngmin menatap Kwangmin, tajam. "Kenapa kau membawanya kesini?"

Saeron menatap Kwangmin dan Youngmin, tak percaya. "Si...siapa kalian?"

Minwoo menghela nafas, pelan. "Kau jelaskan semuanya pada Saeron, aku tak mau membantumu." Ujarnya, tegas.

"Apa yang terjadi? Apa yang tidak kuketahui?" tanya Saeron, bingung.

Kwangmin menghela nafas, lalu menatap Saeron. "Maafkan aku, Saeron. Aku bukanlah Youngmin, aku Kwangmin. Mereka adalah adikku, Hyunsun dan Youngsun."

"Sekarang tidak lagi, ayo pergi, Sunny." ajak Hyunsun sambil menarik Youngsun, pergi.

"Ya! Hyunsun, Youngsun, dengarkan aku dulu." teriak Kwangmin, tapi Hyunsun tak memperdulikan kakaknya itu.

"Aku tak mau mengikuti permainan kalian, jelaskanlah!!!" ujar Minwoo sambil berjalan pergi, menyusul kedua saudara kembar tak identik itu.

"Jadi...?" Saeron menuntut penjelasan dari keduanya, membuat kedua pria itu menghela nafas berat.

***

Hyunsun menghela nafas, Youngsun menunduk. Minwoo tengah membeli sesuatu untuk Youngsun, gadis itu tampak kedinginan dengan sweater tipis itu.

Tak lama, Minwoo datang. Ia segera menyerahkan jaket tebal pada kedua gadis itu yang diterima dengan setengah hati, membuat Minwoo menghela nafas.

"Apa yang terjadi disini? Apa kau tau, Oppa?" tanya Youngsun pada Minwoo, membuat Minwoo menatap Hyunsun.

"Tidak, aku tak tau rencana mereka. Dia mungkin banyak berubah, tapi kupikir itu wajar. Aku tak menyangka, ternyata mereka memang tukar posisi."

"Aku hanya mengkhawatirkan perasaan Saeron, bagaimana perasaannya saat tau semua ini?" ujar Hyunsun, pelan.

"Pantas saja Oppa berubah sikapnya, ternyata itu memang bukan dia." ujar Youngsun, sedih.

Minwoo menghela nafas, lalu mengusap tangan Hyunsun. "Aku juga tak mengerti, kenapa mereka bisa melakukan hal sejahat itu? Padahal Youngmin bisa membicarakan semuanya dengan ayahnya, tapi ternyata dia malah melakukan hal sejahat ini."

Tiba-tiba Kwangmin muncul, dia menghampiri ketiganya dengan wajah murung. "hai, kalian..."

Ketiga orang itu membuang muka, membuat Kwangmin menunduk. "Maafkan aku, aku tak bermaksud menyakiti kalian." Ujarnya, pelan.

"Kenapa Oppa tak pikirkan itu saat merencanakan itu semua?" ujar Hyunsun, kesal.

"Aku minta maaf, aku memang bodoh. Aku tak memikirkan kalian, Youngmin juga mendesakku." ujar Kwangmin, pelan. "Hyun, percayalah padaku..."

"Aku tak mengerti, Oppa dikasih apa sih, kenapa semudah itu Oppa menerimanya?"

"Aku juga tak tau, aku hanya..."

"Sudahlah, tak perlu dengarkan dia. Kita pergi saja..." Ujar Minwoo sambil menarik tangan Hyunsun, membuat gadis itu beranjak pergi.

"Hyun... Ya! No Minwoo, kau mau membawanya kemana?" Teriak Kwangmin, kesal.

Youngsun menunduk, lalu ia beranjak. Kwangmin melihatnya, lalu segera menyusul Youngsun. "Sunny, kau percaya padaku, kan? Aku tak bermaksud..."

"Hyun benar, kenapa Oppa melakukan itu? Apa Oppa tak pernah memikirkan perasaan kami? Apa yang Oppa dapatkan? Pakaian mewah, mobil, atau rumah mewah?"

"Sunny, aku meninggalkan itu semua demi kalian. aku juga tak mengerti, kenapa aku menerimanya. Tolong percaya padaku, kumohon." Ujar Kwangmin sambil memegang tangan Youngsun, tapi gadis itu menghempaskannya.

"Pikirkan, kalau Oppa ada diposisi kami. Bayangkan kalau orang yang selama ini kami percayai, menipu kami mentah-mentah." teriak Youngsun, gadis itu menangis. "Aku benci padamu, Oppa." teriaknya lagi, lalu ia pergi.

Kwangmin menatap gadis itu, tak percaya pada kata-kata kasar yang gadis itu ucapkan. Ia menunduk, lalu mengacak rambutnya. arghhhh

TWINS LOVE (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang