Youngmin dan Youngsun sedang makan, suasana sangat canggung terasa. Mereka masih malu-malu untuk menatap wajah satu sama lain, membuat suasana makin awkward.
"Eoh, Sunny. Hyun belum pulang?" tanya Youngmin, saat menyadari ketidakhadiran Hyunsun untuk makan malam itu.
"Iya, sepertinya ia takkan pulang. Malam ini salju sepertinya akan turun, Hyunsun mungkin menginap dirumah temannya itu."
"Teman? Siapa?"
"Minwoo, pria yang selalu menjenguk Hyunsun dirumah sakit."
Minwoo? Sejak kapan mereka jadi dekat? Apa Kwangmin mengetahui ini? Kenapa ia tak bicara padaku?
"Oppa, kenapa? Oppa mengkhawatirkan Hyun, ya?" ujar Youngsun, pelan.
"Tentu saja, dia... Dia kan seorang gadis, bagaimana mungkin seorang gadis menginap dirumah seorang pria?" ujar Youngmin, berusaha mencari alasan.
"Ya, kau benar." ujar Youngsun, pelan.
Youngmin menatap gadis itu, raut wajah gadis itu berubah. "Kenapa?"
"Tidak ada, aku hanya..."
"Kalau kau tak bicara, aku takkan mengerti." ujar Youngmin sambil memegang tangan Youngsun, membuat gadis itu menatapnya.
"Aku hanya tak mengerti, kenapa aku tak rela Oppa mengkhawatirkan Hyunsun?"
"Dia adikku juga kan? Kenapa kau begitu?"
"Aku mengerti, memang harusnya Oppa seperti itu." ujar Youngsun, tersenyum.
Youngmin menghela nafas, lalu mengusap pipi Youngsun. Ia tersenyum, lalu mengecup bibir gadis itu. Hanya beberapa detik, Youngmin kembali menarik dirinya saat gadis itu sadar atas apa yang ia lakukan.
Youngsun diam, pipinya memanas. Ia menunduk, membuat Youngmin tersenyum geli. First kissku bersama Kwangmin Oppa, apa yang harus kulakukan? Kenapa aku jadi memanas seperti itu? Kwangmin Oppa bahkan tak terlihat seperti melakukannya tadi, bagaimana bisa ia tersenyum seperti itu?
***
Kwangmin menghela nafas, matanya tak lepas dari salju yang turun dengan lebat malam itu. Kini ia tengah di apartemen miliknya dan Saeron, mereka mendapatkan apartemen ini dari orang tua Saeron. Pikirannya tak lepas dari kedua adiknya, ia menghela nafas. Besok, ya, hari ini adalah hari terakhir. Aku tak bisa selamanya seperti ini, aku harus kembali pada diriku yang sebenarnya. Besok, aku akan kembali menjalani hari-hariku seperti biasa. Aku akan kembali tanpa menimbulkan masalah, semoga saja.
Kwangmin terperanjat kaget, saat Saeron memeluknya dari belakang.
"Oppa, kau baik-baik saja kan?"
"Ya, tentu saja." jawab Kwangmin, tersenyum.
"Baiklah, aku telah buatkan coklat hangat." ujar Saeron sambil menunjuk sepasang gelas di meja mereka, membuat Kwangmin tersenyum.
"Ayo..." ujar Kwangmin sambil merangkul gadis itu, lalu duduk di sofa kulit coklat itu. Pria itu menatap Saeron, membuat gadis itu malu.
"Ada apa?" tanya Saeron, pelan.
"Tidak, aku hanya... Aku takut kehilanganmu, tapi..."
"Kenapa? Apa ada yang terjadi?"
Kwangmin tersenyum, lalu mengusap rambut Saeron. "Kuharap, apapun yang terjadi, kau tak akan membenciku." Ujarnya, pelan. "berjanjilah, kau akan tetap percaya padaku."
"Kenapa Oppa bicara seperti itu?"
"Tidak ada, aku hanya sedang banyak pikiran." ujar Kwangmin, pelan.
Saeron tersenyum, mengerti. "Aku berjanji, Oppa. Aku akan selalu bersama Oppa apapun yang terjadi, begitu pun dengan Oppa. Oppa harus berjanji juga padaku..."
Kwangmin terdiam, lalu memeluk Saeron. "aku tak bisa berjanji, tapi aku akan berusaha." Ujarnya, tersenyum.
"Baiklah, ayo kita sama-sama berusaha." ujar Saeron, penuh semangat.
Kwangmin tersenyum, lalu ia terdiam. ia menghela nafas, Saeron menatapnya.
"Oppa, kalau memang berat, ceritakan padaku. Mungkin aku bisa membantu?"
"Tidak, belum waktunya." ujar Kwangmin sambil mengusap rambut Saeron, membuat Saeron menatapnya. Kwangmin ikut menatapnya, entah siapa yang memulai mereka berciuman malam itu.
***
Hyunsun mengeratkan jaketnya, hari ini salju turun lebat sekali. Ia meniupi tangannya, membuat Minwoo meliriknya. Minwoo merasa sedikit bersalah, karna tak segera membawa gadis itu pulang. Setelah tadi menghadiri acara Youngmin, pria itu malah membawa Hyunsun ke lapangan basket. Ia ingin bermain basket dengan gadis itu, tapi gadis itu malah marah karna Minwoo tak kunjung membawanya pulang.
"Kau baik-baik saja?" tanya Minwoo sambil memegang tangan gadis itu, tapi Hyunsun menghempaskan tangan pria itu.
"jangan menyentuhku, aku benci padamu." ujar Hyunsun, sebal.
"Ya! Kita baru satu hari jadian, kau sudah bilang membenciku saja." ujar Minwoo, sebal.
"Habisnya kau keras kepala, kau pikir aku mau mati kedinginan disini?" teriak Hyunsun, kesal.
"Iya, aku salah. Aku minta maaf, aku keras kepala. Puas?" teriak Minwoo sambil duduk dikursi halte itu, membuat Hyunsun mendengus sebal.
Mereka pun diam, membuat Hyunsun merasa bersalah. Gadis itu menatap Minwoo, lalu duduk disamping Minwoo.
"Minwoo, maafkan aku." ujar gadis itu, pelan.
Minwoo hanya membuang muka, masih kesal. Ini memang salahnya, tapi siapa yang tahu kalau hari ini akan turun salju selebat ini?
Hyunsun terdiam, ia menunduk. "Kau pasti kesal, kan? Aku memang mengesalkan, aku menyebalkan, membosankan, huh..."
Minwoo akhirnya menatap gadis itu, ia pun menggenggam tangan Hyunsun. "Apa yang kau katakan?" tanyanya, pelan.
Hyunsun menghela nafas, pelan. "A...aku..."
"Sudahlah, aku yang salah. Aku minta maaf. ya..." ujar Minwoo sambil mengusap pipi Hyunsun, lembut.
Hyunsun mengangguk, pelan. Minwoo tersenyum, lalu memeluk gadis itu.
"Kau kedinginan?"
"Sedikit, aku tak tahan dingin."
Minwoo pun segera melepas sarung tangannya, lalu memakaikannya pada Hyunsun. Ia mengecup tangan Hyunsun, membuat pipi gadis itu memerah. "Hyun, bolehkah...?"
"Apa?"
Minwoo mendekat, Hyunsun mengerti. Saat pria itu semakin dekat, gadis itu menutup matanya. Minwoo pun mendaratkan ciuman di bibir Hyunsun, mengecupnya pelan.
Gak papa kan ya, kalau mereka ngelakuin itu? Abisnya kurang greget gitu kalau gak ada adegan kiss nya.
Makasih yang udah mau dukung cerita ini, jangan lupa vomment nya!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
TWINS LOVE (END)
Teen FictionKwangmin Boyfriend as Lee Kwangmin Youngmin Boyfriend as Kim Youngmin Kim Sohyun as Lee Hyunsun Minwoo Boyfriend as No Minwoo Kim Yoojung as Lee Youngsun Kim Saeron as Shim Saeron Donghyun Boyfriend as Youngmin's father Jeongmin Boyfriend as White C...