# 03 Hujan

36 4 0
                                    

Hari ini Masya merasa sangat lelah, bukan hanya fisik tapi juga otaknya, karena setiap hari senin jadwal mata pelajaran berisi dengan materi-materi yang kebanyakan hitung menghitung sedangkan Masya paling lemah jika sudah berurusan dengan yang namanya angka, belum lagi hari senin merupakan hari pertama setelah libur dan ada upacara bendera sebelum jam belajar dimulai.

Sangat melelahkan karena ia harus berangkat pagi dan tidak sempat sarapan karena telat bangun, semalam ia begadang Movie maraton drama korea 10 episode sampai jam 2 pagi.

Sepulang sekolah, Masya menyempatkan untuk mampir ke salah satu kafe dekat sekolah yang biasa dikunjunginya bersama teman-temannya untuk sekedar menikmati minuman favoritnya susu coklat dan juga banana pancake.

Kali ini ia hanya datang seorang diri karena kedua temannya tidak bisa menemaninya, ia duduk di kursi dekat kaca agar bisa melihat orang-orang berlalu lalang, namun bukan itu yang sedari tadi menjadi fokus pikirannya karena sebenarnya ia sedang memikirkan seseorang yang beberapa hari lalu selalu menganggu fikirannya.

Memikirkannya membuat ia tidak konsen belajar seharian ini, Sebenarnya Masya tak pernah memusingkan materi pelajaran dan tugas sekolah yang banyak karena biasanya kakaknya akan selalu mengajarinya jika dia tidak ada tugas kuliah atau paling tidak dia akan menyalin tugas Fania, anak yang memang terkenal pintar di kelasnya.

Masya, gadis cantik yang mempunya lesung pipit di sebelah kiri dengan kulit kuning langsat pipi cubby dan juga bibir tipis mungilnya memang bukan siswi yang bodoh tapi juga tidak bisa dikategorikan pintar, jika saja ia mau rajin belajar dan tidak malas-malasan mungkin dia bisa sedikit lebih pintar

"Permisi, susu coklat dan banana Pancake untuk gadis cantik yang sedang kesepian" ucap Nando sambil meletakkan susu coklat dan pancake pesanan Masya dimeja, hinga membuyarkan lamunan Masya

Nando cowok yang telah lama bekerja sebagai pelayang kafe disini memang mengenal Masya dan juga teman-temannya karena ia telah menjadi pelanggan tetap disana, ia juga sudah hafal dengan apa yang menjadi makanan serta minuman favorit mereka.

Usia Nando juga tidak jauh berbeda dengan Masya hanya terpaut tiga tahun, Nando bekerja paruh waktu di cafe ini untuk membiayai kuliahnya

"Eh elo kak, ia nih gue lagi pusing banyak pikiran, makasih ya minumya elo emang paling ngerti deh."

"Sama-sama, santai aja" Ucap Nando sambil mengibaskan tangan di depan wajahnya.

Masya mulai menyesap susu coklatnya, rasa manis susu coklat langsung memanjakan lidahnya.

Entah mengapa Masya sangat suka susu coklat dibandingkan susu rasa lainnya, mungkin karena ia suka sekali coklat, entahlah tapi susu coklat bisa menenangkan fikirannya

"lo kenapa deh Sya, muka lo lecek banget persis baju belom kesetrika?" Tanya Nando yang penasaran dengan sikap Masya, biasanya Masya sangat ceria dan semangat, sering tertawa menampakkan gigi kelincinya dan matanya yang menyipit karena pipi cubbynya terangkat saat ia tertawa dan terlihat satu lesung pipi di sebelah kirinya, sangat manis dan menggemaskan.

"gak ada apa-apa kok, emang lagi capek aja, pelajaran hari ini kebanyakan itung-itungan dan gurunya juga gak bisa nyantai" keluh Masya setelah mendesah berat melepaskan penat setelah meneguk susu coklatnya, masih ada setengah dan ia letakkan kembali ke atas meja dan mulai mencicipi banana pancake pesanannya

"Ah elah....kirain masalah apaan, nikmatin aja namanya juga sekolah, ntar kalo lo udah kuliah pasti bakal kangen dah tu sama masa-masa kayak gitu" Ucap Nando sambil membayangan masa-masa indah di sekolahnya dulu, saat ia masih menggunakan seragam putih abu-abu

My Love (On Hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang