# 17 Sepeda

34 1 0
                                    

Gibran : Sya, jangan lupa habis
pulang sekolah ke
perpus

Masya : iya gue inget

Gibran : oke semangat.

Sudah berulang-ulang kali Masya membaca pesan singkat yang Agib kirim tadi pagi sebelum berangkat sekolah.

Semenjak mereka belajar bersama, Agib memang meminta nomor ponselnya untuk mempermudah komunikasi mereka dan sejak saat itu mereka menjadi semakin dekat.

Hanya pesan singkat yang isinya juga seputar menanyakan materi pelajaran dan soal yang mungkin belum Masya pahami sepenuhnya. Tak ada basa basi menanyakan kabar atau ucapan manis sejenis gombalan.

Tapi selalu ada perhatian di akhir pesannya, walau hanya kata sederhana dan wajar di ucapakan oleh seorang teman namun hal itu selalu mampu memunculkan senyum manis dan rona merah di pipi Masya.

Seperti kali ini, Masya masih saja memperhatikan layar pipih yang menampilkan chat Agib, menscrol dan membacanya lagi dari atas ke bawah. Masya tak pernah menghapus chat Agib sesingkat apapun isinya karna Masya akan membacanya kala rindu sedang menyapa.

"Woy napa nih senyum-senyum?" teriak Rara sambil menepuk pundak Masya cukup keras yang langsung mendapatkan pelototan galak darinya.

"Ra lo niat bikin gue jantungan ya ngagetin orang sembarangan"
Dumel Masya sambil mengelus dada, mencoba menenangkan diri dari keterjejutannya. Sudah cukup selama ini jantungnya selalu berdetak kencang serasa mau copot saat berada di dekat Agib dan Masya tak mau Rara makin memperparah keadaan jantungnya.

"Lagian lo senyum-senyum sendiri liatin hp kesambet lo ya"tuduh Rara yang tak mau di salahkan.

Untungnya Pak Anom segera datang dan memulai pelajaran sehingga Masya tidak perlu menjawab pertanyaan Rara yang nanti bisa berakibat buruk pada kesehatan, pasalnya Rara kalau sudah bertanya tidak akan pernah puas sebelum dia mendapatkan jawaban yang diinginkannya. Hal itu bisa membuat tensi darah Masya meningkat seketika.

Masya harus mengucapkan terimakasih nanti pada pak Anom.

***

Kurang dua hari lagi sekolah SMAGAM akan mengadakan UTS, Masya yang biasanya belajar ogah-ogahan sekarang belajar cukup ekstra karna ada Agib yang menemaninya.

Bukan tanpa sebab Masya mau belajar eksta sampai kadang merelakan waktu istirahatnya untuk sekedar membaca atau mengerjakan soal latihan.

Semua itu ia lakukan karna Agib menyanggupinya sesuatu, Agib akan mengajari Masya naik sepeda jika Masya seruius untuk belajar, hal itulah yang menjadi motivasi Masya untuk belajar lebih giat lagi, Masya memang sudah lama ingin bisa naik sepeda tapi kakanya selalu menyerah duluan sebelum Masya benar-benar bisa.

Tidak diragukan lagi selama seminggu ini hari-hari Masya seolah berputar pada satu kata 'Belajar'. Masya juga mulai faham dan menyukai pelajaran yang dulu sering ia maki-maki.

Pak Bambang dulu pernah bilang bahwa belajar juga butuh rasa cinta, karna cinta itulah kita ikhlas menjalaninya rela berkorban dan berusaha tanpa kenal lelah.

"Kamu gak pulang?" tanya bu Andari, beliaulah yang bertugas dan bertanggung jawab di perpustakaan.

Sudah dari sepulang sekolah tadi Masya duduk di perpustakaan membaca buku sambil menunggu Agib untuk belajar bersama.

My Love (On Hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang