"Jadi apa oleh-oleh kalian untuk kami?" tanya Mint setelah menghabiskan makan siang nya.
Boom melirik ke seseorang yang berada disampingnya, orang itu tengah asik dengan buku yang sudah ia tatap sejak masih berada di kelas.
"Ckk. Aku sudah harus kembali ke kelas karena harus mengumpulkan tugas. Kita sambung nanti"
Mint berjalan dengan langkah cepat setelah melihat jam tangannya.
"Aku juga akan ke kelas lebih dulu" ucap Win setelah meneguk tetes terakhir minumannya.
"Aku juga.."
"Tunggu"
Boom memberikan isyarat agar win lebih dulu ke kelas, dan meminta peak tetap duduk manis disana.
"Ada apa lagi Boom? Aku harus kembali ke kelas, sebentar lagi bel masuk berbunyi"
"Apa buku mu itu sangat penting?"
Tanya boom dengan wajah serius.
"Tentu saja, memangnya kamu pikir buku ini tidak penting boom? Bukannya kamu murid yang cukup cerdas ya?"
Peak kini menunggu jawaban.
"Tapi aku tidak seperti mu yang lupa waktu membaca buku setiap saat, ini waktunya kita istirahat, Peak"
"Aku sudah selesai makan tadi boom, tidak ada salahnya kan kalau aku melanjutkan membaca buku?"
"Tidak ada yang salah. Hanya saja.."
"Hanya apa boom?"
"Kamu terlalu sibuk dengan buku mu.."
Peak menatap Boom yang masih duduk di sampingnya dengan wajah tertunduk.
"Ehm boom, apa kamu mau seperti buku ini?" Peak memiliki ide di kepalanya.
"Buku yang terus kamu perhatikan itu?" tanya Boom ragu.
Peak mengangguk. "Iya, seperti buku ini yang terus aku lihat sepanjang hari"
Boom melihat ke sekelilingnya sebelum mendekat ke arah peak dan berbisik "Memang nya bisa Peak?"
"Tentu saja bisa Boom.." suara peak terlalu keras membuat Boom justru sekarang menahan tawanya.
Sial. Kenapa aku keliatan begitu bersemangat melakukan ini, tapi melihat Boom tersenyum seperti sekarang, itu sudah lebih dari cukup.
"Kalau begitu aku akan memberitamu caranya.." Peak mengatakan apa yang harus di lalukan oleh Boom.
***
Suasana kelas cukup riuh tapi tidak mengusik Peak Peemapol dengan buku ditangannya, ia memilih menyumpal telinganya dengan erphone sambil mendengarkan alunan musik yang bisa membuatnya tenang dan fokus. Tapi ada satu hal yang mengusik Peak, lebih menganggunya dari kegiatan teman-teman nya yang lain, yaitu Boom. Pemuda itu terus-terusan memperhatikan Peak dari samping, walau Peak sedang membaca buku ia tentu tahu jika di tatap lekat seperti itu, tak jarang Peak menggeser tubuh nya berharap Boom tidak lagi menatapnya. Tapi usaha yang di lakukan Peak ternyata tidak membuat Boom menyudahi kegiatannya.
"Hyuu.." Peak menghembuskan nafas berat akhirnya kegiatan sekolah hari ini berakhir dengan berbunyi nya bel tanda pelajaran telah usai.
Peak mulai memasukkan barang-barang nya ke tas tanpa terkecuali, setelah selesai dengan kegiatannya ia baru tersadar jika Boom tidak ada dibangkunya.
"Win, apa kau melihat pemilik bangku ini?" Peak menunjuk bangku disampingnya, bangku Boom.
"Boom?" tanya Win dengan wajah polos.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Listen Your Heart
Fanfiction[ Peak ] Kenapa aku seperti tidak asing saat melihatmu? kau seperti angin yang tiba-tiba datang dikehidupanku, membuat ku merasakan bagaimana agar lebih baik menjalani hari-hari ku [ Boom ] Akhirnya aku kembali ke tempat ini, apa kenangan itu masih...