"Ayolah cepat win kita bisa dihukum kalau sampai telat"
Mint tetap bersikeras menarik tas di belakangnya, tas itu milik win yang sekarang telah turun dari bahunya ke ujung tangannya karena terus ditarik oleh sahabat anehnya
"Ayolah win cepat..."
Mint tetap mendesak tanpa menoleh kebelakang tidak melihat bagaimana wajah win perlahan-lahan memerah akibat tatapan dari penghuni Assumption College di pagi hari yang cerah itu.
"Ya aku tidak akan membuatmu telat tau! Lihat saja harini tidak ada penjagaan yang ketat" runtuk Win yang membuat Mint berhenti melangkahkan kakinya.
"Eh ada apa?" wajah polos seakan tidak berdosa itu membuat win geram dan menarik paksa tas nya yang sebagian juga ditarik oleh mint tadi.
Syutt...
Entah siapa yang hilang keseimbangan yang jelas kini tubuh mungil win yang menahan tubuh mint yang hampir terhuyung ke depan.
"MINTTTTTTTT"
Teriakan itu sudah dapat dimengerti oleh mint kalau teman nya itu sangat kesal padanya sekarang. Mint berusaha memperlihatkan senyum termanisnya sambil kedua tangan ia katupkan di depan wajahnya.
"Maafkan aku" mint terus seperti itu sampai akhirnya win hanya mendengus dan berlalu meninggalkannya.
"Jangan merajuk seperti itu, kamu tidak sedang PMS kan?" Mint berkata asal.
Kepala win rasanya sudah ingin meledak saja, sejak tadi pagi ia sudah kesal pada mint entah apapun yang dilakukan mint membuatnya emosi. Bayangkan saja repotnya win yang baru bangun tidur harus mendapat tamu di depan pintu apartement nya. Orang itu tentu Mint yang sudah rapi dengan seragamnya namun berkata ingin ikut sarapan diapartnya. Dan lagi mint menolak hanya dibuatkan roti panggang membuat win repot menghidupkan kompor gas nya dan mengeluarkan bahan juga alat memasaknya untuk membuatkan masakan sederhana untuk mereka berdua. Nasi dengan telur dan juga sosis yang cukup lezat disantap untuk sarapan apalagi saat perut tengah kosong.
"Apalagi mint? kau yang membuatku telat harini karena harus memasakkanmu sarapan" ucap win acuh.
Mint mempercepat langkahnya dan kini telah sejajar disamping temannya yang terlihat cerewet beberapa waktu terakhir ini.
"Ayolah, sarapan roti panggang setiap hari itu tidak baik untuk pencernaanmu" Mint menggurui seperti ia benar saja, pikir Win.
Win tetap diam walau mint sudah merangkulnya sejak tadi membuat win terlihat semakin mungil disamping mint dengan wajah yang sedikit tenggelam di dalam rangkulan itu.
"Lepas" akhirnya mint mulai bersuara.
"Aku akan membalasmu, enak saja kau pikir aku harini ke apartement mu hanya untuk menumpang sarapan?"
Kini win yang dibuat terkejut dengan jawaban itu, kenapa seperti ia yang terlihat disalahkan?
"Aku dengar dari Peak kau selalu memakan roti panggang atau roti selai setiap paginya. Tinggalkan kebiasaan itu dari sekarang" Mint berkata dengan ucapan yang tegas.
"Memangnya kau itu ibuku" Win melepas paksa rangkulan itu.
"Sikap mu pagi ini seperti bukan dirimu yang biasanya win, apa kamu memang tidak suka seseorang mencampuri urusan pribadimu?"
"Maafkan aku kalau mungkin kau itu kecewa, tapi beginilah aku yang sebenarnya. Sebenarnya aku cukup dingin"
"Yayayaya dingin, nanti siang aku akan mentraktirmu es krim supaya sikap dinginmu itu segera meleleh"
"Mint hentikan, aku tidak bisa bernafas"
Mereka kembali berjalan menuju kelas dan win sudah tidak memperhatikan pandangan teman-temannya lagi, yang ia perhatikan adalah bagaimana caranya melepaskan cengkraman yang cukup kuat di lehernya sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Listen Your Heart
Fanfiction[ Peak ] Kenapa aku seperti tidak asing saat melihatmu? kau seperti angin yang tiba-tiba datang dikehidupanku, membuat ku merasakan bagaimana agar lebih baik menjalani hari-hari ku [ Boom ] Akhirnya aku kembali ke tempat ini, apa kenangan itu masih...