Peak tetap memperhatikan meja makan walau ia kini berada di luar rumah, peak mendapat telepon dari ibu nya.
"Khub khun ma, peak sudah sampai tadi pagi tidak sampai sejam untuk sampai ke Udon"
"Iya peak sudah makan dan tadi peak dan boom membuat kue untuk perayaaan pernikahan oma dan opa boom. Oh iya ma mom cindy bilang ia akan berkunjung ke rumah kita nanti"
Setelah selesai berbicara dengan ibunya dan menutup telepon, peak berniat kembali masuk ke rumah tapi Boom sudah berdiri di hadapannya sekarang.
"Peaka-boom" ucap boom lalu mengoleskan kembali cream kue di hidung peak.
"Boom, kita kan sudah sepakat untuk tidak bermain dengan cream lagi" Peak protes dan mengacak rambut pemuda di depannya.
"Terimakasih" bisik Boom tepat di telinga peak.
"Karena kamu membantuku membuat kue, keluargaku jadi bahagia sekarang, mereka melihat anak dan cucu kesayangannya sudah kembali hidup seperti dulu" tambah Boom.
Peak terdiam sesaat, betapa ia menyukai senyum yang terukir diwajah Boom sekarang. Senyuman yang tulus, sorot mata yang lembut, kebahagiaan yang jelas terpancar dari hatinya.
"Memang nya sebelum nya kamu tidak seperti ini?" tanya peak penasaran.
"Ugh, karena aku frustasi mencarimu aku jadi lupa bagaimana caranya bahagia" ucap Boom yang kini duduk di kursi panjang di depan rumahnya.
"Apa aku sangat penting untukmu?" tanya Peak lagi yang kini duduk disamping boom.
Boom mengangguk, tapi kali ini ia tidak hanya tersenyum tapi juga tertawa setelah mengucapkan kalimatnya.
"Ya karena peak adalah orang yang berarti, aku rela melakukan apa saja asal peak tidak merasa kesepian dan sedih lagi"
Deg deg deg...
Boom begitu menyayangiku, sebagai temannya? tapi kenapa hatiku terus berdetak tidak karuan setiap kali aku merasa senyum nya tertuju untukku, tawa nya hanya ia berikan padaku...
"Boom" panggil peak. bersamaan dengan panggilan mom cindy.
"Peak, aku masuk ke dalam dulu..ibu ku memanggilku" dan Peak hanya mengangguk.
"Perasaan ini tidak benar kan?" tanya peak pada dirinya sendiri dengan suara berbisik.
"Peak, mom memintaku membeli beberapa cemilan, apa kau ingin ikut?"
Peak menatap pada boom, tak ada salahnya ia mengiyakan ajakan itu, lagi pula ini sudah sore dan sebentar lagi senja. Peak sangat ingin melihat senja bukan?
***
Boom baru saja keluar dari minimarket tapi pemandangan yang ia lihat adalah peak yang tengah asik berbincang dengan seorang anak perempuan, sangat asik sampai tidak menyadari kehadiran Boom.
"Aww boom kamu sudah selesai belanja?" tanya Peak dengan wajah berbinar.
"Hmm" jawab Boom dengan mengangkat dagunya.
"Kak, ini teman kaka?" tanya anak perempuan itu.
Belum sempat peak menjawab anak kecil itu kembali berucap "atau dia teman spesial kaka?" Peak langsung menutup mulut anak itu.
"Biarkan saja peak, anak kecil selalu berkata jujur" kini Boom ikut duduk di kursi yang ada didepan minimarket.
"P'peak ibu ku mengatakan jika kita menganggap seseorang spesial maka kita pasti menyukainya" bisik anak perempuan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Listen Your Heart
Fanfic[ Peak ] Kenapa aku seperti tidak asing saat melihatmu? kau seperti angin yang tiba-tiba datang dikehidupanku, membuat ku merasakan bagaimana agar lebih baik menjalani hari-hari ku [ Boom ] Akhirnya aku kembali ke tempat ini, apa kenangan itu masih...