Chapter 17

319 32 35
                                    

"Ya aku akan segera kesana"

Boom sedang berbicara dengan mint, ia terdengar enggan mengiyakan permintaan teman nya itu, tapi Boom tetap melakukannya.

"Ehm peak aku diminta mint untuk membantu nya lagi di ruang olahraga. Aku pergi dulu ya" ucap Boom.

Peak mengangguk. "Aku akan menunggu di sini" ucapnya sambil tersenyum.

"Sepertinya aku akan lama disana Peak, kamu bisa pulang duluan.." ucap Boom dengan wajah menyesal.

"Oke, tidak apa-apa boom lagi pula aku sudah terbiasa" senyum Peak membuat hati Boom pilu.

"Kalau begitu aku pergi dulu, jangan lupa untuk menghubungiku saat kau sudah sampai di rumah ya. Bye" Boom menepuk bahu Peak pelan sebelum meninggalkannya.

Peak menghela nafasnya yang berat, sudah beberapa hari semua berlangsung seperti ini, Boom yang sibuk membantu Mint untuk acara class meeting. Boom terlalu sibuk untuk membagi waktunya sekarang. Sudah seminggu berlalu sejak Peak dan Boom menonton film bersama, masih banyak hal yang mengganjal di benaknya namun harus Peak tahan karena tidak adanya waktu untuk berbicara dengan Boom.

Selama 4 hari seluruh siswa Assumption College melaksanakan ulangan itulah sebabnya beberapa waktu yang lalu Peak sibuk membaca buku pelajaran nya, baik itu dirumah atau disekolah, tapi berbeda dengan Boom tidak pernah sekalipun Peak melihat Boom membaca buku saat di kelas, paling ia hanya membolak-balik catatannya sebentar. Dan setelah ulangan selesai sudah menjadi tradisi untuk melaksanakan class meeting, dimana seluruh siswa di wajibkan mengikuti beberapa perlombaan yang sudah di siapkan oleh panitia OSIS, dan untuk perlombaan yang dipersiapkan semua berhubungan dengan ekstrakurikuler salah satu nya adalah permainan sepak bola, basket, voly, marching band, band, musikal dan drama, dan masih banyak lagi. Masing-masing kelas di semua angkatan diwajibkan mengirimkan masing-masing 2 siswanya untuk mengikuti setiap lomba yang sudah di siapkan.

Boom bukan anggota osis disini, ia juga belum mengikuti ekstrakulikuler apapun terlebih ia adalah anak baru tapi karena Mint selaku ketua osis yang juga teman lama Boom dan meminta nya untuk membantu mengurusi beberapa urusan yang berhubungan dengan pelaksanaan class meeting maka mau tak mau Boom menurutinya. Mint berkata kalau Boom pandai berbisnis sejak dulu itulah sebabnya ia mendapat tugas untuk mengatur dan membagikan dana pada tiap-tiap ketua panitia pelaksana setiap ekstrakulikuler yang di lombakan.

"Kau tahu aku selalu diberikan tatapan tajam setiap kali bertatap muka dengan anggota osis lain" ucap Boom malas.

"Kalau begitu kau jadi anggota osis saja" jawaban santai dari Mint sempat membuat Boom kesal.

"Cih kau pikir hanya karena kau ketua disini, kau bisa seenaknya merekrut orang asing semaumu hah? Di dalam event besar sekolah seperti ini pula"

"Sudahlah Boom aku sangat berterima kasih kau sudah mau membantuku, lagipula kau bukan orang asing. Kau temanku"

Jawaban mint sedikit membuat hati boom terenyuh, tapi hanya seperkian detik karena setelahnya ia juga menyesali sesuatu sudah 3 hari ia tidak bisa pulang bersama Peak, saat ulangan berlangsung selama 4 hari sebelumnya ia juga sudah mulai membantu Mint setelah kelas dibubarkan tapi ia tetap bisa menemani Peak di depan gerbang sekolah sampai mom nus atau prim menjemput, tapi hari ini.. dan sudah 3 hari ia tidak bisa melakukan kebiasaannya itu.

"Jangan cemberut Boom tugasmu hanya sampai besok setelahnya aku mengizinkanmu untuk lepas tangan" coletehan Mint membuat Boom tersadar

"Ku pikir ada baiknya juga jadi orang asing" balas Boom.

Sebenarnya tugas Boom hanya untuk mengatur dan membagikan dana tapi setiap menit ada saja ketua dari masing-masing ekskul yang mengatakan membutuhkan dana lebih dan Boom tidak bisa begitu saja memberikannya sebelum mendengarkan dan melihat langsung kebenaran tentang yang mereka katakan. Tapi disinilah kebisaan alami Boom dalam berbisnis terlihat padahal kalau diingat saat kecil dulu ia hanya suka menjual serbuk salak kepada teman-temannya tapi kenapa menginjak remaja dan dewasa ia bisa mengatur keuangannya sendiri, dan hal itu yang disadari oleh Mint sehingga ia meminta Boom untuk membantunya. Boom membagikan rata dana yang diberikan oleh Mint kepada masing-masing ketua pelaksana, hanya saja ia mengurangi sedikit dana itu karena ia tahu pasti kejadian seperti kekurangan dana akan mereka hadapi itulah sebabnya saat memastikan dana yang diperlukan benar-benar tidak cukup ia tidak perlu meminta dana tambahan pada Mint hanya mengambil uang dari dana yang sebelumnya sudah ia kurangi. Boom tidak berniat untuk me-monopoli dana yang sudah diberikan hanya saja ia menghemat pengeluaran yang ada. Dan selagi hal itu tidak merugikan siapapun Mint tidak keberatan dengan yang dilakukan Boom.

Just Listen Your Heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang