Don't Go

386 36 13
                                    

Peak melihat boom yang berjalan lebih dulu darinya, entah mengapa peak tidak bisa berhenti menyunggingkan senyum di bibirnya. hanya melihat Boom berjalan saja sudah membuat peak bahagia. Peak senang ternyata ia memiliki teman yang sangat peduli padanya, bahkan teman itu sudah di miliki nya dari waktu yang lama.Peak bertekad bahwa ia tak akan melepaskan Boom, ia akan mengikuti kemanapun boom pergi.

Langkah peak juga terhenti saat boom tiba-tiba berhenti sebelum memasuki kelas, boom tepat berhenti di depan pot bunga yang berjejer disana lalu berjongkok dan menyirami bunga-bunga itu sambil tersenyum.

"Ku harap kalian tetap seindah ini seperti hariku akhir-akhir ini" boom tanpa sadar berbicara sendiri di depan bunga itu.

Win yang kebetulan sudah berada di kelas juga keluar karena melihat boom yang tersenyum sendiri di depan kelas.

"Hey boom. kau kenapa? kau tidak sakit kan?" win bertanya karena ia rasa boom hanya sendirian.

Boom mengangguk lalu berdiri dan berniat masuk sebelum win menahannya. Win memberi isyarat agar Boom melihat ke belakangnya, meski ragu Boom akhirnya membalikkan badan.

"Peak?" ucap boom pelan dan dijawab anggukan oleh win.

"Oh ya boom kenapa kau terlihat sangat bahagia pagi ini?" Win bertanya sambil memperhatikan peak yang berdiri dibalik dinding tak jauh dari kelas mereka.

"Oh ya? apa itu sangat terlihat win?" Boom menjawab sambil menahan tawanya.

"Huh iya! ah apa kau sedang menyukai seseorang?" celetuk win tiba-tiba.

"Hmm apa kau pikir begitu?" Boom kembali menjawab sambil menggaruk kepalanya.

"Ya sangat terlihat.. ehm.. jujur saja boom bagaimana tipe wanita yang kau sukai?" Win masih memperhatikan peak yang masih  berdiri disana.

"Tidak ada win..aku hanya penasaran kemarin juga ada seseorang yang mengatakan jika aku terlalu bahagia" sekarang Boom benar merasa bingung.

"Terkadang orang-orang di sekitar lah yang menyadari perasaan yang mungkin kita sendiri belum menyadarinya Boom" Win menepuk bahu boom lalu mereka masuk ke kelas.

Peak yang masih berdiri di balik dinding merasa perasaan aneh menyerbu nya, jantung yang terus berdetak dengan kencang nya, dan walau ingin beranjak dari tempat itu seakan kakinya enggan untuk melangkah. Peak mengatur nafas sambil berharap detak jantung nya kembali berdetak normal. Peak memandang ke bawah sambil menunduk ia menarik nafas lalu menghembuskannya, seperti itu berkali-kali sampai peak mendengar langkah yang mendekat padanya.

"Bisa kita bicara sebentar?" Peak mendongakkan kepala dan menatap orang yang mengajaknya bicara.

***

Boom baru saja mengganti baju olahraga nya dengan pakaian seragam. Pelajaran olahraga baru selesai dan semua siswa dikelas nya sudah bersiap pulang karena memang pelajaran terakhir. Setelah mengambil tas nya dan tas peak, boom menuju UKS hari ini karena alasan kurang enak badan Peak izin pelajaran olahraga.

"Peak ayo cepat kita pulang" ucap boom setelah ia menarik tirai di dekat tempat tidur yang ditempati Peak.

Peak terlihat terkejut tapi tidak sampai berteriak hanya memperlihatkan ekspresi kaget.

Boom menaruh kedua tas yang ia bawa ke tempat tidur lain yang kosong sedangkan dirinya sendiri justru duduk di atas ranjang yang ditempati Peak.

"Sempit" ucap Peak pelan.

"Ohh.. ahh oke kalau begitu aku akan turun" boom berniat turun namun tangan peak menahannya.

Peak tiba-tiba saja memeluk pinggang Boom tanpa mengucapkan sepatah kata pun ia tetap mempertahankan posisi itu.

Just Listen Your Heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang