Randy POV
"Randy, bilang makasih gih, sama temanmu yang udah nolongin kamu tadi." Kata mama.
"Ah, males ah mah. Lagian dia cuma nelpon mama doang ko. Kecuali dia yang bawa aku ke Rumah Sakit, baru aku bilang makasih sama dia." Sahutku.
"Randhika Reyza, gak boleh gitu. Walaupun begitu, kan dia masih baik mau nolongin kamu." Balas mama.
"Yaudah, aku bilang makasih sama dia lewat line aja. Aku males kalo nelpon segala." Jawab ku.
"Yaudah, gapapa. Yang penting kamu bilang makasih ke dia." Kata mama.
Ih mama ngapain banget sih nyuruh aku bilang makasih ke dia. Batin ku menggerutu.
"Makasih ya, kemaren lo udah nolongin gue dari kecelakaan."
Tak lama kemudian ia membacanya. Dia pun langsung merespon.
"Iya, sama-sama."
Aku pun langsung menghapus Chat ku dengannya.
Acha POV
Aku pun berhenti untuk memikirkan Randy. Tak lama kemudian,
Ponselku bergetar Aku tidak tahu itu pesan masuk dari siapa. Saat aku buka, ternyata itu dari Randy.
Randhika
Makasih ya, kemaren lo udah nolongin gue dari kecelakaan.
Aku pun menjawab chatnya hanya dengan kata-kata "Iya, sama-sama." Karena aku malas bila menjawab dengan panjang lebar dan hasilnya, aku dibilang spam chat lagi olehnya.
***
Randy POV
Keesokan harinya, aku diperbolehkan pulang oleh Dokter. Karna luka di kepalaku sudah membaik.
Sesampainya aku di rumah, aku mendengar ada yang menekan bel di depan rumahku. Aku tidak tahu siapa dia. Akhirnya aku putuskan untuk melihatnya.
Ternyata yang menekan bell di rumah ku ialah Cella. Untuk apa ia datang ke rumahku? Pikirku.
"Cell, lo ngapain ke rumah gue?" Tanyaku padanya.
"Ih. Lo jahat tau ga! Kemaren gue udah nungguin lo buat jemput gue, tapi lo malah gak dateng." Ucap Cella dengan suaranya yang lantang.
Suara Cella terdengar oleh ibuku, lalu ibu keluar rumah untuk melihat apa yang sedang terjadi di luar rumah.
"Eh... ada temannya Randy, sini masuk ayo." Sapa mama sekaligus melayani tamunya dengan sopan.
"Iya tante," jawab Cella.
Setelah aku dan Cella masuk ke rumah, Cella mengatakan tujuan yang sebenarnya kepadaku.
"Jadi, tujuan lo ke rumah gue cuma mau bilang itu? Sorry, kemaren pas gue mau jemput lo, gue kecelakaan." Jawab ku singkat.
"Ih... ko lo nyebelin banget sih..!" Ucapnya lagi dengan suara yang lantang.
"Ya, emang kenyataannya gitu Cell," jelasku padanya. Sepertinya Cella tidak percaya dengan ucapanku. Terlihat dari raut wajahnya.
"Yaudah ah, gue mau pulang!" Ujarnya.
"Yaudah, kalo mau pulang." Sahutku.
"Anteriin..." ucapnya dengan manja.
Haduh ya ampun... ribet banget sih nih cewek, manja banget. Kalo gue tau Cella orangnya kaya gini, gak bakal mau gue jadi pacarnya. Ucapku dalam hati.
Aku pun mengantar Cella ke rumahnya. Rumahnya tak terlalu jauh dari rumahku. Hanya berjarah sekitar 400 Meter dari rumahku.
Setelah aku mengantarnya, ibuku bertanya padaku. Asal muasal perempuan tersebut. Ya, perempuan yang di maksud itu ialah Cella.
"Randy, mama mau nanya. Perempuan itu siapa sih? Gak sopan banget. Berbicara keras-keras di rumah orang." Tanya mama.
"Oh.. itu Marcella mah, dia itu..." aku tidak melanjutkan ucapanku. Aku hampir keceplosan mengatakan bahwa Cella itu ialah pacarku.
"Cella itu siapa?" Tanya mama kepadaku.
"Cella itu.. temanku mah." Aku mengelak untuk mengatakan yang sebenarnya.
"Oh.. cuma teman." Sahut mama.
"Mama nyaranin, mending kamu pacaran aja sama perempuan yang kemarin nolongin kamu kemarin, soalnya dia-" ucapan mama aku potong karena aku muak mendengar kata perempuan itu lagi.
"Udah dong ma, mama jangan ngebahas dia lagi. Aku malas ngebahas dia mulu ma.. Mending ngebahas yang lain aja." Ucap ku mengalihkan pembicaraan.
"Oke, yaudah." Jawab mama.
Lega rasanya ketika tidak membahas tentang perempuan itu lagi.
Acha POV
Aku pikir, aku tidak bisa berharap banyak pada Randy. Aku ini memang bodoh. Aku mencintai orang yang sama sekali tidak mencintaiku.
Rasa ini sangat pedih bagiku. Rasa ini lebih sakit dari pada apapun. Kini, aku mulai mengenal apa yang namanya Cinta.
Cinta itu tak seperti apa yang aku bayangkan. Cinta itu menyakitkan bagiku. Aku mulai merasakan apa yang namanya Cinta.
Aku rasa, aku harus melupakan Randy. Lagi pula, Randy juga sudah punya pacar.
TBC
Jangan lupa Voment ya... Please jangan jadi Silent Readers ( Siders ).
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Hurts [End]
Teen FictionKu pikir cinta itu menyenangkan. Tapi justru sebaliknya, cinta itu menyakitkan. Bila mana seseorang yang kau cintai hanya berpura-pura untuk mencintaimu, apa yang kau rasakan? Atau jika orang yang kau cintai itu juga mencintaimu, namun ia berpura-pu...