15

1.8K 107 20
                                    

Setelah lama aku mencharge handphone ku, aku langsung membuka dan menatap layar handphone ku.

Whatt?? Randy udah missed call gue 14 kali?? Kira-kira ada apa ya dia missed call gue? Coba gue moissed call balik deh. Ucap ku.

Aku pun memissed call balik Randy. Namun hasilnya, dia tidak mau mengangkat telpon dari ku.

Randy ko gak ngangkat telpon dari gue ya? Apa mungkin dia marah sama gue karena gue gak ngangkat telpon dia tadi? Ucap ku bingung bercampur aduk dengan panik.

Yaudah deh, kalo Randy marah.. Besok gue bicarain baik-baik di sekolah. Gue takutnya Randy baperan. Gue juga kan gak mau putus dari Randy. Ucap ku menenangkan hati ku.

Aku pun mengerjakan PR yang di berikan oleh Pak Sigit. Pak sigit itu pemalas, ia tak mau membuang tenaganya untuk menuliskan PR yang diberikannya lewat papan tulis. Melainkan ia menyuruh salah satu murid untuk memoto PR yang diberi olehnya lewat handphone.

Aku tidak bisa fokus dalam mengerjakan PR. Padahal ini hanya pelajaran Biologi. Sudahlah, daripada aku paksakan otak ku ini untuk berfikir, lebih baik aku merefresh otak ku dulu.

●●●

"Ko udah jam segini Randy belum ada di kelas ya? Masa sih Randy marah sama gue sampai segininya? Apa Randy sakit?" Ucap ku pada Dhera.

"Mungkin juga sih Sha," Ucapnya membingungkan.

"Mungkin apaan Dher?!" Ucap ku bingung.

"Mungkin aja Randy sakit." Ucapnya.

"Iya kali ya? Soalnya waktu itu dia missed call gue sampai 14 kali." Ucap ku.

"Randy missed call lo sampai 14 kali?! Mungkin ada yang ingin dia sampaikan sesuatu yang penting kali sama lo, tapi lo nya gak aktif." Ucapnya.

"Tapi hal penting apa? Apa dia sakit dan dia nelpon gue buat minta jenguk dia?" Ucap ku.

"Coba deh, nanti gue ke rumahnya aja. Siapa tau dia emang lagi sakit.." Ucap ku lagi.

●●●

Waktu berjalan begitu cepat, saat pulang sekolah aku tidak pulang ke rumah ku dulu, melainkan aku pergi ke rumah Randy naik Taksi.

Setelah aku tiba di rumahnya, hanya kesunyian yang ku dapatkan. Biasanya, terdengar suara ribut Tiara adiknya Randy yang sedang menyanyikan lagu Korea. Adiknya Randy itu Kpop.

"Permisi...!" Ucap ku.

"Permisi...!!!" Ucap ku lagi. Apa suara ku ini sangat lemah? Masa sih? Padahal aku sudah berteriak sekuat tenaga.

Karena tak ada respon, aku kepikiran untuk menelpon Randy.

Sudah aku missed call dia namun dia tidak mengangkatnya. Handphonenya tidak aktif. Tunggu, kalau Randy dan sekeluarga tidak ada di rumah, berarti mereka pindah rumah?

Sudahlah, pikiran ku semakin kacau saja hari ini. Aku pun langsung pulang ke rumah ku dan memikirkan hal ini baik-baik.

Ini seperti misteri bagi ku. Misteri yang belum terpecahkan. Ya sepertinya, ini bisa dibilang riddle. Aku suka dengan riddle. Memecahkan misteri yang belum bisa terpecahkan.

Randhika Reyza

"Ternyata perjalanan ke Jepang itu lama juga ya.." Ucap ku pada mama dan papa.

"Iya.. Begitulah.." Ucap papa.

Kami pun menyewa apartemen yang dekat dengan kantor papa. Kenapa kami harus pindah seperti ini?

Ya tuhan.. Tasha missed call gue 6 kali, pasti dia bingung nyariin gue, aduh gue harus jawab apa? Dia marah gak ya kalo gue bilang gue ini pindah ke Hokaido Jepang? Ucap ku bingung.

Tapi gue gak punya keberanian buat ngomong.. Apa gue lupain Tasha aja kali ya? Mungkin di sana dia udah ngelupain gue, udah jadian sama cowok lain, dan udah gak peduli sama gue.. Ucap ku tidak yakin.

Love Hurts [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang