●●●
Tasha Veronica
Hari ini hari hari rabu, aku sedang menunggu Taksi lewat di depan rumah ku. Namun, yant berhenti bukanlah Taksi, melainkan mobilnya Randy.
"Randy?? Oh iya.. Lo kan mau jemput gue. Gue lupa." Ucap ku gugup.
"Yaelah, gak usah gugup gitu kali. Yuk, masuk." Ucap Randy sembari membukakan pintu mobil itu untuk ku.
Di perjalanan Randy memberikan ku sebuah kado.
"Oh iya Sha. nih, kado buat lo.. HBD ya... Walaupun gue telat ngucapinnya." Ucap Randy tersenyum.
Kotaknya terlalu besar untuk ku pegang. Oleh karena itu, aku memasukkan kado yang di berikan oleh Randy ke tas ku.
"Iya... Thanks ya Rand," Ucap ku.
"Em... Randy, lo gak malu kan, pacaran sama gue??" Tanya ku.
"Malu?? Kenapa harus malu pacaran sama orang secantik lo..." Sahut Randy menggoda.
Ternyata, Randy benar-benar tulus mencintai gue. Ternyata, Randy orangnya juga bisa romantis di balik sikapnya yang dulu pernah dingin ke gue. Ucap ku dalam hati.
Kami pun tiba di sekolah. Randy dengan baiknya membukakan pintu mobilnya untuk ku. Aku senang karna aku diperlakukan layaknya Ratu.
Randy mengantar ku menuju kelas ku. Selama ia mengantar ku menuju kelas, Randy menggandeng tanganku. Aku semakin berkeringat dan gugup dalam situasi ini. Kalian tahu kenapa? Karna aku belum pernah berpacaran sebelumnya.
Di kelas, Dhera yang tadinya sedang menyapu kelas, saat ia melihat ku, ia memberhentikan aktivitasnya itu. Ia langsung menyambarku.
"HBD Sha, jangan lupa PU nya ya... Tambah Pintar ya.. Makin Cantik, nurut sama Ortu dan makin baik sama gue..." Ucap Dhera seakan-akan meledek ku.
"Apaan sih lo Dher, kurang baik apa gue setiap hari sama lo? Gak ke hitung baiknya gue ke lo.." Ucap ku sambil tersenyum.
"Yaelah... Canda Sha.." Ucap Dhera remeh.
"Iya... Santai aja kali..." Ucap ku.
Aku membuyarkan lamunan Dhera yang entah sedang memikirkan apa.
"Woi.. Dher, lo lagi mikirin apa sih? Ngelamun aja.. Piket lagi lo sana." Ucap ku.
"Oh iya gue lupa..." Sahut Dhera yang baru tersadar bahwa ia harus menlanjutkan piketnya itu.
●●●
Waktu terus berjalan. Ku lihat se isi kelas ku sudah hampir kosong. Hanya terdapat Ellena, Daffa, Tania dan aku yang masih sibuk dengan tugas ku di laptop.
Tak lama setelah aku selesai mengerjakan tugas, Randy datang menjemput ku. Aku pun segera mengepakkan barang-barang ku ke dalam tas.
Setelah selesai, kami berdua menyusuri tempat Randy memarkirkan mobilnya.
Di mobil, Randy mengajak ku untuk berkunjung ke rumahnya. Aku pun menerima tawaran Randy.
Aku tak berfikir lama, daripada aku sendiri di rumah bersama Bi Anna, lebih baik aku cuci mata melihat rumah Randy walaupun hanya sementara.
Namun, sebelum kami berdua pergi ke rumah Randy, aku mengganti pakaian terlebih dahulu di rumah ku. Tidak mungkin aku bertamu masih berpakaian seragam sekolah.
Setelah selesai mengganti pakaian, aku pamit pada Bi Anna dan pergi bersama Randy.
"Bi...! Aku pergi dulu ya...!" Ucap ku yang langsung pergi meninggalkan Bi Anna dan rumah ku.
"Ya non...! Hati-hati...!" Ucap Bi Anna yang menggema dari Dapur.
Randhika Reyza
Wow, Tasha terlihat cantik dengan pakaian sopannya itu. Aku berusaha untuk tidak memandang wajah Tasha terus. Karna, bisa-bisa aku tidak fokus mengendarai mobil ku ini.
"Randy?" Ucapnya heran.
"Oh iya, kenapa?" Tanyaku.
"Papa lo masih gak suka ya sama gue?" Ucapnya sembari memberi senyuman di sudut kiri bibir.
"Kata siapa? Papa gue gak gitu kok orangnya. Emang lo tau dari mana kalo papa gue gak suka sama lo?" Tanyaku padanya.
"Gue tau dari..."
TBC
Makasih ya, yang udah baca dan ngevote cerita ku : )
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Hurts [End]
Teen FictionKu pikir cinta itu menyenangkan. Tapi justru sebaliknya, cinta itu menyakitkan. Bila mana seseorang yang kau cintai hanya berpura-pura untuk mencintaimu, apa yang kau rasakan? Atau jika orang yang kau cintai itu juga mencintaimu, namun ia berpura-pu...