14

1.7K 108 44
                                    

●●●

"Kriingg!!.." Bell pulang sekolah berbunyi. Aku pun langsung menemui Randy di kelasnya.

"Astaga.. Randy, gue kira siapa? Tumben lo nyamper gue?" Ucap ku spontan.

"Ya iyalah gue nyamper lo. Masa lo mulu yang nyamperin gue? Gue tuh sebagai cowok harus peka sama ceweknya." Ucap Randy.

"Ya udah yuk, kita pulang." Ucap ku sambil berjalan menuju gerbang sekolah diikuti oleh langkah Randy.

"Randy, gue tunggu di sini ya?" Ucap ku kepada Randy.

"Oh.. Iya gak papa." Ucapnya memberi senyuman kecil.

Selagi aku menunggu, aku membeli minuman di warung yang berada di dekat gerbang sekolah.

Ah, segar sekali.. Aku terlalu haus di siang hari ini. Tak lama kemudian, aku melihat mobil Randy yang ingin berhenti ke arah ku.

"Tin Tiiinn!!" Suara klakson mobil Randy pun terdengar oleh ku.

Randy pun memberhentikan mobilnya tepat di depan ku. Aku pun langsung masuk ke dalam mobilnya.

Di mobil, Randy memulai percakapan dengan pertanyaan konyolnya itu.

"Sha," Ucap Randy.

"Apa?" Ucap ku.

"Gue mau nanya sama lo, boleh gak?" Ucapnya.

Kalo mau nanya ya tinggal nanya ribet amat dah Randy. Ucap ku dalam hati.

"Iya boleh, mau nanya apa sih?" Ucap ku sedikit kesal.

"Gue mau nanya serius nih..!" Ucapnya.

"Ya tinggal nanya Ran... Lagian lo mau nanya apa sih?" Ucap ku.

"Bener ya? Lo gak marah kan?" Ucapnya. Ucapan Randy itu ingin membuat ku menaboknya.

"Iya Randy..." Ucap ku.

"Ko pipi lo bisa tembem sih? Lo ngemil mulu ya?..." Ucap nya sambil tersenyum ria.

"Apaan sih lo ah. Gue kira lo tuh mau nanya apa gitu yang serius. Eh ketaunya cuma mau ngeledek gue doang. Tau ah kesel gue sama lo." Aku pun membuang muka dari hadapan Randy.

"Marah ya? Jangan marah dong, kalo kamu marah pipi kamu tambah tembem tau!" Ucapnya.

"Randy.. Jangan mulai.." Ucap ku sambil menujukan jari telunjuk ku ke arahnya.

"Sha, gue mau ngomong serius nih sama lo," Ucap Randy lagi.

"Ah au ah.. Lo mah, pasti mau ngeledek gue lagi iya kan?" Ucap ku.

"Enggak ko, ini beneran." Ucapnya yang sepertinya serius. Terlihat dari tampang mukanya.

"Gue cinta sama lo.. Gue gak bakal ninggalin lo sendiri.. Gue gak bakal biarin lo disakitin sama siapapun.. Gue bakal jadikan lo cinta pertama dan terakhir gue.. Gue janji Sha.." Ucapnya.

"Gue juga Ran, gue juga cinta sama lo.." Ucap ku yang terharu dengan ucapan Randy sebelum aku memutar kata-kata ku.

Mobil Randy sudah tiba di depan rumah ku. Aku pun langsung
turun dari berterima kasih padanya.

"Thanks ya Ran," Ucap ku sambil memberi senyum kecil padanya.

"Iya, senyumnya ikhlas gak tuh?" Ucapnya sambil sedikit tertawa.

"Iya ikhlas." Ucap ku yang langsung masuk ke dalam rumah.

Setelah mobil Randy pergi, aku baru ingat kalau aku ini ingin mengatakan sesuatu kepadanya.

Ah sudahlah, aku bisa membicarakan hal tersebut lewat handphone ku nanti.

Sebentar, aku lupa aku ini ingin membicarakan hal apa? Mungkin nanti aku akan ingat kembali. Aku ini memang anak yang pelupa.

●●●

Randhika Reyza

Papa lagi bicara sama siapa ya? Kayaknya penting banget? Batin ku.

"Pa, papa kenapa? Ko kayaknya pusing begitu mikirinnya?" Ucap ku.

"Papa, papa dimutasi Ran," Ucap papa.

"Kenapa bisa pa? Papa dimutasi kemana?" Ucap Randy.

"Papa dipindakan ke Hokaido Jepang. Papa juga gak tau kenapa papa bisa dipindahkan kerja." Ucap papa panik.

"Ko mendadak banget sih pa? Kapan kita pindah kesana nya pa? Jangan bilang besok pa?" Ucap ku.

Tiba-tiba mama yang tadinya di dapur mendengar keributan antara aku dan papa kini datang ke tempat aku dan papa membuat keributan.

"Ada apa sih? Ko kalian berdua ribut baget sih? Lagi bicarain apa? Kan bisa diselesaikan dengan baik?" Ucap mama menenangkan aku dan papa.

"Ini mah, papa di mutasi ke Hokaido di Jepang. Mendadak banget." Ucap ku.

"Benar begitu pa?" Ucap mama.

"Iya mah.." Ucap papa.

"Oh.. Yaudah gak papa.. Bagus dong, kita bisa sambil liburan di sana. Iya kan?" Ucap mama.

"Tapi kan mendadak banget ma.." Ucap ku.

"Iya juga sih, emang kita kapan pindah ke Hokaido nya pa? Gak minggu ini kan?" Ucap mama dengan santai.

"Besok ma.." Ucap papa.

Aduh mendadak banget sih.. Berarti besok gue gak bakal bisa bertatapan langsung lagi sama Tasha. Gue gak bakal bisa satu sekolah lagi sama dia. Batin ku.

Aku pun menelpon Tasha untuk mengatakan bahwa aku besok tidak bisa bertemu langsung dengannya. Melainkan hanya bisa lewat Line atau WhatsApp.

Angkat doong...

Sudah beberapa kali aku menelponnya, tapi tak kunjung diangkat juga olehnya.

Yah ko gak aktif sih? Di situasi penting juga, dia gak angkat..

●●●

Tasha Veronica

Gue baru inget, gue kan mau nanya sama Randy kenapa dia bisa tau kalo gue telat kemarin. Tapi penting gak sih gue nanya gitu ke dia? Ah ya udah deh, daripada gue ganggu dia, mending gue nanya besok aja di sekolah. Ucap ku.

Yah, Baterai Hp gue lowbatt. Gue charge dulu deh. Padahal gue mau ngerjain PR. Ucap ku lagi.

TBC

Maaf ya aku baru Update dan baru nongol lagi, sebagai permintaan maaf aku, kalian votes cerita aku ya :)

Love Hurts [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang