Acha POV
Aku baru memasuki kelas. Seperti biasa, aku selalu pergi ke kantin di pagi hari, karna belum ada teman satu pun di kelasku.
Di kantin, aku bertemu dengan orang asing yang tidak aku kenal. Aku melihat dia sedang makan di meja makan.
OMG!! Itu cowok ganteng banget sih!
Batinku. Mataku terbelalak ke arah cowok tersebut.Aku pun memesan makanan di kantin berniat untuk makan bersama di sebelahnya. "Bu Leli, pesan nasi gorengnya satu ya bu!" Ucapku. Baru aku memesan, cowok itu langsung pergi dari hadapanku.
"Yahh, itu cowok langsung pergi aja. Padahal gue niatnya kan mau makan bareng." Ujarku Kesal.
Bel masuk berbunyi. Aku langsung menghabiskan makananku dan masuk ke kelas.
"Dhera, masa tadi gue ketemu-" ucapanku terpotong oleh Dhera.
"Iya gue tau. Cogan kan?" Dhera seperti tau apa yang aku pikirkan.
"Ko lo tau sih? Gue kan belom selesai ngomong." Tanya Acha
Dhera POV
"Ko lo tau sih? Gue kan belom selesai ngomong." Sahut Acha.
Ya gue tau lah, kan lo itu kalo ada cogan heboh banget. Batinku.
Acha POV
"Ih, lo mah gue nanya dikacangin." Ujarku Ketus.
"Ya iyalah Cha gue tau, lo kan kalo ada cogan heboh." Sahut Dhera sambil memutar bola matanya ke atas.
"Eh Dher, masa tadi pas gue-" ucapanku terpotong lagi oleh Dhera.
"Tasha Veronica! Please deh ya, udah ah lo, ngomongin cowok mulu. Tuh, Bu Ningsih udah dateng" omel Dhera.
Bu Ningsih adalah guru Bahasa. Setelah pelajaran Bahasa adalah pelajaran Biologi, otakku tak bisa mencerna setiap kalimat yang diucapkannya, selama pelajaran Biologi berlangsung, aku hanya tersenyum-senyum layaknya orang bodoh. Aku tidak mendengarkan apa yang disampaikan oleh guruku. Pikiranku selalu melayang pada cowok itu.
●●●
"Kriiing!!..." Bel berbunyi menandakan bahwa waktunya istirahat.
"Dhera, gue masih penasaran tau sama cowok itu. Gue juga belum sempat kenalan. Kita ke kantin yuk, kali aja cowok taksiran gue ada di sana." Ujarku merayu Dhera.
"Cowo itu kan anak baru Cha, kalo gak salah namanya Randy, dan dia itu di kelas XI IPA 2." Sahut Dhera.
"Yang bener?! Yaudah kita samper ke kelasnya aja yuk. Gue pengen ketemu sama dia!!"
"Ih lo ngapain sih ke sana, caper banget sih lo jadi orang. Randy kan udah punya pacar." Sahut Dhera ketus
"Yaudah kalo lo gak mau nemenin gue ke sana, gue bisa ko ke sana sendiri." Balas ku sambil melontarkan lidah padanya.
Saat aku ke kelas Randy, aku mendapati Randy yang sedang berbincang dengan seseorang yang tidak aku ketahui namanya.
Aku tidak peduli siapa yang ada di samping Randy, aku langsung menghampiri Randy tanpa memperdulikan cewek yang ada di samping Randy.
"Hai, Lo Randy ya? Lo anak baru kan di sekolah ini. Kenalin, gue Tasha." Sapa ku terhadapnya sembari memberi jabatan tangan.
Randy POV
"Hai, Lo Randy ya? Lo anak baru kan di sekolah ini. Kenalin, gue Tasha."
Nih orang siapa sih, caper banget. Lagian gue juga gak kenal sama dia. Sokap banget. Pacar bukan, sahabat bukan, temen bukan. Batinku.
"Iya, gue Randy." Jawabku
"Em.. Ran gue boleh minta ID Line lo gak? Trus kalo lo punya WA, gue juga minta nomor WA lo dong." Sahut Tasha.
Gue bingung, sebenernya tujuan cewek ini minta ID Line sama Nomor WA gue buat apa coba?
"Nih, ID Line sama nomor WA gue. Emang buat apa ya?" Tanyaku padanya.
"Gak buat apa-apa ko, cuma mau nambahin lo aja di kontak line sama WA gue." Jawabnya sambil tersenyum.
"Oh." Kataku.
Acha POVSetelah semua pelajaran yang ada di sekolah selesai, aku langsung pulang.
Sepulang sekolah aku ngechat Randy, aku hanya Spam Chat ke dia. Aku Stalking Isntagramnya, dan aku simpan beberapa foto yang ada di Instagramnya.
Randy
Randy,
Lo masih single? Wkwk
Kata Dhera lo udah punya pacar ya? Ciee
Engga ko, gw masih singgle. Emang kenapa?
Gapapa sih, cuma nanya.
Oh.
Lega rasanya ketika Randy bilang kalo dia itu masih single. Entah kenapa aku ingin menjadi pacar Randy, tapi aku yakin itu hal yang mustahil.
Karena Randy itu ganteng, putih, tinggi, mancung, bersih, dan tajir. Sedangkan aku? Aku tidak cocok dengan Randy. Pasti banyak cewek lain yang mencalonkan Randy sebagai pacarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Hurts [End]
Teen FictionKu pikir cinta itu menyenangkan. Tapi justru sebaliknya, cinta itu menyakitkan. Bila mana seseorang yang kau cintai hanya berpura-pura untuk mencintaimu, apa yang kau rasakan? Atau jika orang yang kau cintai itu juga mencintaimu, namun ia berpura-pu...