Pertemuan Pertama

5.7K 45 1
                                    

Halo semua ini hanya sekedar info aja ya, cerita yg saya buat hanya berfokus pada cerita yg dialami oleh 1 tokoh aja, yaitu Clara. Jadi, sampai akhir cerita isiinya ceritanya mengenai clara nya, seperti buka harian 😊

Trimakasih ya buat yg telah membaca, comen dan juga memberi dukungan. Trimaksih banyak ya 😊😊

Salam asammanish ❤
.
.
.
.
.
.

Kupandangi diriku di cermin sambil senyum-senyum ga jelas. Dengan setelan baju terusan berlegan pendek, dengan panjang di atas lutut sedikit; dengan tas samping hitam polos dan sepatu sneakers putih polos dari nike.

"eeemm, perfect", gumamku.

Setelah menghabiskan waktu 2 jam lebih, buat dandan dan mencari pakain yang nyaman buat dipakai, hingga harus membuat kamar yang tadinya rapih; harus berantakan lagi akibat pilah pilih baju, yang mengharuskanku mengeluarkan semua baju di dalam lemari.

Perkenalkan namaku Clara Putri; saat ini aku anak semester akhir jurusan desain visual di salah satu Universitas di kota kembang Bandung. Aku anak tunggal; ibuku telah meninggal dunia, saat aku masih duduk di bangku Sekolah Dasar kelas 5; sedangkan ayahku menikah lagi dan aku tidak terlalu dekat dengannya dan aku juga tidak tinggal bersama ayah, karena ibu tiriku tidak terlalu suka kepadaku; dan itulah sebabnya mengapa aku memilih untuk kuliah ke Bandung, jauh dari ayah, ibu tiri dan saudara tiriku yang seumuran denganku. 

Kulihat jam di tangganku, sudah menunjukkan pukul 18.35 WIB. Aku pun segera memanggil gojek online, karena hari ini aku telah janjian dengan kak Yura untuk meet up bareng, sekalian membahas acara pernikahnnya bersama bang Samuel; dan kenapa aku dandan?; jawabannya hanya satu! Hari ini itu, malam minggu dan aku emang jika keluar bertemu teman aku agak feminim sedikit, dibandingkan jika penampilanku ke kampus, yang bisa di bilang agak kaya laki-laki alias tomboy. Efek jomblo kali yaa. ahahahaha

Sesampainya di cafe, aku langsung menuju meja yang kulihat di situ telah ada kak Yura dan kak Samuel.

"maaf kak, jalanan macet, kakak sama abang ga nunggu terlalu lama kan?", kataku sambil cipika cipiki ke kak Yura dan menyalam bang Samuel.

"belom qok, kita juga baru nyampe 15 menitan yang lalu". kata kak Yura.

"kamu mau pesen apa Lara", kata bang Samuel kepadaku.

"emm, aku pesen roti bakar coklat sama kopi hitam", kataku.

"mbak", panggil bang Samuel ke salah satu pelayan. 

"ya, pak. mau pesen apa?" kata sih pelayan ke bang Samuel.

"kita pesen, steak nya 2, mineral waternya 2, roti bakarnya 1 sama kopi hitam satu", kata bang Samuel ke pelayan.

Pelayannya mengulangi apa yang menjadi pesenan kami tadi dan berlalu pergi. Hingga akhirnya kami melanjutkan obrolan dan membahas konsep pernikahan yang diinginkan oleh kedua pasangan. Hingga tanpa di sadari jam telah menunjukkan pukul 21.15 WIB. Makanan yang di pesan pun telah habis, diskusi tentang kebutuhan pernikahan kak Yura dan bang Samuel pun telah beres, hingga di saat aku ingin pamin pulang dunian, tiba-tiba...

"hallo, kalian sudah dari tadi di sini ?", kata seorang cowok kepada bang bang Samuel dan kak Yura.

Aku hanya menoleh ke sebelah kiriku dan kuliah ada seorang cowok dan cewek. Mereka Sepertinya temennya bang Samuel dan kak Yura; karena terlihat sekali mereka sangat akrab dalam menyapa satu sama lain. hingga akhirnya kak Yura memperkenalkanku kepada pasangan yang tidak ku kenal sama sekali. Bagaimana tidak, aku telah mengenal lebih dari 5 tahun dengan kak Yura (lama banget ya, iya iya lah. aku telah mengenal kak Yura dari kami sekolah bareng di salah satu sekolah negeri di Medan, dan kak Yura adalah kakak kelas yang sangat baik dan juga sangat rama). Aku telah mengenal kak Yura begitu lama, mulai dari sekolah bareng di Medan hingga di Bandung, aku selalu meet up sama kak Yura dan teman-temannya yang lain; tapi aku tak pernah ketemu sama dua orang yang baru datang ini.

"hai, aku Mira", kata cewek kepadaku sambil menjulukan tangannya kepadaku, untuk bersalaman.

"hai, aku Clara", kataku sambil menyambut salaman darinya.

"hai, aku Boy", kata sih cowok kepadaku sambil menjulurkan tangannya kepadaku, untuk bersalaman. 

"Clara", kataku sambil menyambut salam dari cowok yang bernama boy.

Perkenalan yang sangat sederhana sekali, setelah berkenalan dengan ku, Mira dan Boy asik ngobrol bersama bang Samuel dan kak Yura. Aku tak terlalu mengerti dengan apa yang mereka bahas. Aku hanya menanggapi bahasan mereka dengan senyuman dan anggukan. Aku juga lebih banyak diam. Aku akan besuara jika ada yang bertanya kepada ku. 

Kuperhatikan sekelilingku, mungkin karena ini malam minggu; begitu banyak sekali anak pasangan muda yang ada di cafe. Di meja yang kududuki saat ini juga, aku seperti penjaga nyamuk saja. Bagaimana tidak di satu meja ada 2 pasangan; Sedangkan aku sendiri. 

Boy dan Mira pasti sepasang kekasih, ini jelas terlihat dari tingkah laku mereka yang sangat mesra. Setiap orang yang melihatnya juga pasti akan mengira bahwa mereka sepasang kekasih tidak hanya aku saja. Semakin lama aku disini, semakin tidak nyaman sekali, ku lirik jam tangan ku, kulihat jam telah menjunjukkan pukul 23.20 WIB; dan ini sudah sangat malam sekali, walaupun orang-orang bilang, bahwa malam minggu masih panjang. Itu hanya buat mereka yang memiliki pasangan, sedangkan buatku yang jomblo ini, sama sekali tidak. Hingga akhirnya aku memberanikan diri permisi, untuk balik duluan. Hingga aku terkejud dengan ucapan Boy..

"Baliknya bareng sama aku aja, lagian kosan kamu searah sama apertemen ku", kata boy.

"Aku balik naik gojek online aja, lagian kalian masih asik ngobrol; aku berani kok pulang sendiri", kataku sambil tersenyum.

Hingga, karena paksaan dari dari kak Yura dan bang Samuel yang tak mengizinkanku untuk pulang sendiri karena sudah sangat malam. Akhinya aku ikut mobil Boy pulang bersama Mira; dan nuansa di dalam mobil sangatlah hening, tak ada yang memulai untuk mengajak ngobol.

"akhhhh, canggungnya", terikku dalam hati, sambil memandang keluar jendela mobil.

SecretWhere stories live. Discover now