Akhirnya hari cutiku pun tiba, saat ini aku sedang berada di bandara dan sedang menunggu penerbanganku. Aku sudah tidak sabar ingin bertemu bunda. Ku cek Hp ku, sama sekali tidak ada balasan SMS dari bunda dan nomor bunda semenjak aku mendapatkan surat dari bunda tidak aktif sama sekali.
Perjalan selama kurang lebih 3 jam ku lalu, aku memutuskan untuk cek in dalahu ke hotel dan membersihkan diri baru ke rumah bunda.
Dan....
Saat ini aku telah beridiri di sebuah rumah, awalnya aku mengira aku salah alamat karena rumah ini sangat sepi, seperti tidak ada penghuni, tapi berkali-kali aku cek alamat yang diberikan bunda. Tapi benar alamatnya ada di sini.
Akhirnya ku beranikan diri menekan bel rumah. Seorang laki-laki paru bayar membukan pintu untukku. Dan aku mengenal laki-laki paru baya itu, beliau adalah pak wirawan suami bunda.
"Selamat sore pak," kataku menyapa.
"claraaa,"katanya dan langsung memelukku.
"ia pak,ini saya clara,"kataku
Akhirnya pak wirawan melepaskankan pelukanku,
"pasti, kamu kemari mau bertemu bunda kan, bapak juga mau ke tempat bunda, bareng aja yuk sama bapak,"katanya kepadaku
"oke pak," kataku.
Kami pun pergi ketempat bunda, di selama di dalam perjalanan tidak ada obrolan sama sekali, dan aku tidak tidak berani untuk memuli obrolan duluan, karena dari yang kutahu pak wirawan tidak suka berbicara, beliau terkenal dengan pendiamnnya. Sehingga aku memutuskan untuk melihat ke jalanan. Aku begitu kaget begitu, mobil memasuki kekawana pemakaman, tiba-tiba perasaanku menjadi tidak enak. Sehinga aku bertanya-tanya di dalam hati, "mengapa kemari?" "apa bunda sedang jiarah?"
Pak wirawan mengajakku keluar mobil dan berjalan masuk ke dalam area pemakawan dengan membawa sebuket bunga mawar putih. Aku hanya mengikuti pak wirawan dengan diam. Hingga kami berhenti di sebuah makam. Aku melihat makam itu dengan teliti, makam ini terlihat sangat baru dan akhirnya aku tak dapat membendung air mataku lagi, kaki ku rasanya lemas, dan aku terjatuh di hadapan makan bunda. Aku tak percaya, bunda yang sangat ku rindukan, bunda yang baru beberapa minggu lalu mengirimku surat.
Aku tak dapat mengontrol diriku, aku menagis kekencang-kencangnya dan akhirnya aku kehilangan kesadaran. Ketika aku sadar aku telah merada di rumah sakit. Aku bangun dari tempat tidur dan kuliat di dalam ruanganku aku melihat ada pak wirawan, seorang dokter dan seorang wanita dengan paras yang begitu cantik.
Pah, kak clara udah sadar,"kayanya.
"clara sayang, kamu sudah bangun?", kata pak wirawan menyapaku.
Aku hanya diam dan tak menjawab.
"clara, papah akan menceritakan semuanya kepadamu",
"sayang, ketika bunda pertama sekali bertemu dengan mu, bunda baru saya mengetahu bahwa dirinya mengidam penyakit kangker hati, saat mengetahu itu, bunda menjadi putus asa dan terpukul. Tetapi begitu mengenalmu, papah melihat ada semangat dalam diri bunda,"
"papah minta maaf karena tidak memberitahukan kepadamu mengenai keadaan bunda, papah tidak mengetahui bahwa bunda masih berhubungan dengan mu dengan surat. Papah mengira, semenjak kamu pergi merantau, engkau tidak lagi berkomunikasi dengan bunda, karena tidak ada contak mu sama kepada papah."
"clara, kamu harus mengetahui bahwa bunda sangat menyayangimu, dan ini ada titipan bunda untukmu".
Aku menerima kotak kecil yang diberikan pak wirawan kepadaku. Ku buka kotak itu. Di dalam nya ada kunci dan sepucuk surat dan ku buka surat itu.
Clara, saat kamu membuka kotak ini, bunda sudah tidak Bersama mu lagi sayang.
Maafkan bunda, karena tidak jujur kepadamu mengenai sakit bunda.
Tetapi bunda sangat senang dapat mengenal mu.
Sayang, bunda mempunyai hadiah kepadamu.
Di sini ada kunci yang dapat kamu pake untuk membuka hadiahmu.
Carilah dan temukanlah hartakarun mu sayang..
Bunda selalu menyayangimu.
Salam sayang dari bunda.
Aku menagis membaca surat dari bunda. Aku masih belum dapat menerima bahwa bunda telah pergi meninggalkanku. Aku sangat merindukannya, aku ingin memeluknya, aku ingin bercerita banyak kepadanya. Tuhan, kepada engkau tega mengambil orang-orang yang ku sayang.
Pak wirawan dan sofia (putri bunda dan pak wirawan) hanya dapat memelukku, mereka seperti memberiku kekuatan dan ketenangan. Tetapi semakin mereka memelukku dengan erat, semakin aku menangis sekencang-kencangnya.
Setelah cukup tenang, pak wirawan menawarkan untuk ikut dengan nya pulang ke rumah. Tetapi aku ingin sendiri dahulu, dan pak wirawan mengerti akan hal itu. Aku memutuskan untuk balik ke hotel. Sampai hotel aku hanya dapat menangis terus menerus hingga tanpa ku sadari aku terlelap tidur.
Kesesokan harinya, begitu bangun dari tidur, aku langsung bersiap-siap untuk berjumpa bunda. Ku bawa sebuket Bungan mawar putih dan bunga lili. Karena aku mengetahu bunda sangat menyukai mawar putih dan bunga lili putih.
"bunda, ini clara bunda, clara sangat merindukan bunda, clara ingin memeluk bunda"
Aku menangis dan memeluk nisan bunda. Aku cukup lama berapda di makam bunda. Ke tika mulai sore. Aku pergi meninggalkan makam bunda. Dan memutuskan untuk kembali hari ini juga.
Dari makam bunda aku langsung kembali ke hotel dan cek out. Beres cek out aku langsung menju ke bandara. Sebenarnya aku ingin berpamitan kepada pak wirawan, tetapi aku belum sanggup untuk bertemu beliau. Saat ini yang aku butuhkan hanyalah menangkan diriku.
Begitu sampai di bandara, dan ketika ingin masuk ke dalam, tiba-tiba aku di haling oleh tiga orang laki-laki berbadan kekar. Lalu aku mendengar seseorang memanggilku.
"clara..."
Aku memutar badanku menuju ke arah suara yang memanggilku. Ternyata yang memanggilkiu adalah pak wirawan.
"clara, papah tidak ingin engkau pergi hari ini. Papah ingin kamu menemukan hadiah yang dititp bunda kepadamu.'' Kata pak wirawan.
"maaf pah, clara blom sanggup. Saat ini clara hanya ingin sendri'', kataku
"tapi, papah membutuhkan mu......"
YOU ARE READING
Secret
Romanceharuskah ku terus diam dan tidak memberitahunya; tentang hubunganku dengan orang yang sangat, disanyanginya... "aku tidak akan memberitahunya, ini akan jauh lebih baik buat ku dan buat dirinya...", kataku dalam hati.