Takdirkah ini ?

935 19 3
                                    


baiklah, aku akan ikut papah pulang", kataku

akhirnya aku memutuskan untuk mengikuti papah untuk ikut pulang ke rumah. Kulangkahkan kaki ku perasaan yang berat menuju masuk rumah bunda. oh Tuhan, mengapa sangat berat untuk melangkahkan kaki masuk ke dalam rumah ini", kataku dalam hati. Aku lama berdiam diri di depan pintu rumah, hingga tanpa ku sadari tangan cantik dari sofia menyadarkanku.

"ayo, kak masuk. dan berhentilah melamun dan menangis. bunda sudah bahagia di surga", katanya sambil memelukku.

Aku membalas pelukkannya sambil terisak. cukup lama aku menangis di dalam pelukan sofia.  Sofia sangat tegar, dia sama sekali tidak menperlihatkan kesedihan di dalam wajahnya samasekali. malahan kata-katanya yang diberikannya kepadaku dapat menguatkanku.

Akhirnya setelah sekian lama menangis, akhirnya aku cukup tenang dan melangkah masuk kedalam ruamh bersama sofia yang masih setia memengang tanganku, memerikanku kekuatan.

Ku langkahkan kakiku memasuki ruang tamu, berlanjut menuju ruang keluarga. Sofia menuntunku duduk di ruang keluarga. Aku pun duduk dengan masih keadaan lemas dan kepala menunduk.

"kakak tunggu di sini, aku akan ambilkan minum dahulu",katanya sambil tersenyum.

"emm", kataku sambil tersenyum yang agak di paksakan. 

Kulihat sofia melangkahkan kakinya menuju daput,  dan aku kembali menundukkan kepaku. Kepala ku agak pusing sedikit, mungkin karena aku terlalu banyak menangis. Akhirnya ku coba untuk menegarkan diriku.

Ku arahkan padanganku ku melihat foto keluarga bunda yang begitu bahagia terpajang di atas TV. Aku melihat dengan seksama wajah bunda yang begitu bahagia, bunda tertawa dengan papah ada di samping bunda, tidak ada sama sekali rasa sakit dari wajah bunda di dalam foto tersebut, aku juga tersenyum melihat sofia yang sangat cantik juga da di dalam foto itu berdiri di belakang bunda, 

Dan ketika ku arahkan mataku melihat sosok yang berdiri di samping sofia di dalam foto itu, betapa kagetnya aku. Sosok itu sunggu tidak asik, senyum itu senyum yang dapat membuat hatiku berdebar dengan kencang. sosok itu adalah kak Boy.

Betapa kagetnya aku mengetahui kenyataan ini, jadi selama ini kak Boy adalah anaknya bunda. Tanpa ku sadari aku meneteskan air mata dalam diam. Oh Tuhan, kenyataan apa ini ? Jadi kak Boy adalah anak bunda dan papah?

Hingga aku sadar dari kagetku karena panggilan dari sofia.

"kak, kak clara", palinggil sofia.

"ya",kataku sambil menghapus air mataku.

"kakak, sepertinya kakak sangat kelelahan bagaimana kalo kk istrahat dulu ya,"kata sofia.

"ia kamu istrahat dulu sayang, kamu terlihat sangat lelah",kata papah yang tiba-tiba sudah berada di ruang tamu.

aku hanya menggangguk. mengikuti kata papah dan sofia.

"sofia, antar clara ke kamar kakak mu",kata papah

aku binggung dengan perkataan papah, kenapa bukan kamar sofia.

"baik pah, kakak tidur di kamar kak Boy aja ya biar lebih tenang. Orangnya juga lagi tidak ada,"kata sofia kepadaku.

Aku tidak membalas ucapannya aku hanya tersenyum. entahlah, sangat lelah untuk berbica saat ini. sangat banyak pertanyaan di pikiranku dan aku sendiri binggung akan hal ini. Sofia membawaku ke lantai dua dan mengantarku ke kamar yang tadi di kata papah sebangai kamar kak boy.\

"nah, ini kamarnya. kakak bisas istirahat dengan tanang di dalam,"kata sofia membukakan pintu kamar itu kepadaku.

"sofia, kakak kamu kemana ?", apa tidak apa-apa aku istrahat di sini?", bagaimana jika dia nanti kanget melihatku ada di dalam kamarnya?", kataku bertanya panjang lemar ke sofia.

SecretWhere stories live. Discover now