Pagi-pagi sekali ketika orang-orang masih nyenyak nyaman dalam selimut dan kasur empuk, Alyn yang menjadi tour leader tamu istimewa sudah sibuk menyiapkan bus, sopir, dan jadwal yang sudah kantornya siapkan. Tentunya Alyn tak sendirian, ia memiliki partner yang akan ikut membantu dan menemani para tamu selama dua minggu mendatang.
Pesawat yang ditumpangi BXD tiba sekitar pukul dua belas siang, tepat setelah itu rombongan akan menikmati makan siang di hotel. Alyn berada di bus satu, dan partner-nya Sena berada di bus dua. Bus satu nantinya akan diisi dengan para member BXD beserta manajer. Sedangkan bus dua akan diisi oleh para staf pribadi member BXD.
Dalam perjalanan menuju bandara, Alyn duduk di kursi di samping sopir—seperti biasanya. Namun kali ini perasaan Alyn benar-benar tak karuan, ada cemas, tapi ada juga bahagia yang tertahan-tahan sebab ia akan bertemu idolanya masa remaja. Karena perasaan yang kini dirasakannya, sekujur tubuh Alyn menegang sampai telapak tangan menjadi dingin.
Aku pernah melupakan mereka, apa aku masih pantas mengakui diri sebagai fans-nya?
Alyn yang sejak tadi melamun di sepanjang jalan tiba-tiba kembali tersadar akan sesuatu. Ia menelepon Sena partner-nya yang berada di bus belakang.
"Halo, Sen. Mereka kan artis Korea, kalo nanti penuh fans di bandara bagaimana ya?" Alyn menggigit ibu jarinya.
"Aman kok, saya barusan tanya ke teman yang kerja di bandara bilang, kalau sejauh ini gak ada tanda-tanda kerumunan fans gitu."
Alyn mengernyitkan kening, heran bukan main karena biasanya bandara akan penuh jika ada artis Korea yang tiba. Alyn mengingat dulu pada tahun dua ribu dua belas saat acara musik K-POP digelar besar di Korea, pada saat itu Alyn masih ingat keramaian yang dibuat para fans Indonesia.
"Oh, oke deh kalau gitu. Thanks ya, Sen."
Alyn menutup teleponnya dan buru-buru membuka internet beserta sosial media. Ia mencari-cari segala informasi rencana perjalanan liburan BXD, apakah boy group itu mengumumkannya atau tidak. Alyn cemas jika ia akan mengalami kesulitan dalam mengamankan tamu perusahaannya itu.
"Nihil, gak ada," celetuk Alyn.
Melihat tidak ada tanda-tanda BXD mengumumkan kedatangannya ke Indonesia membuat Alyn bisa bernapas lega. "Puji Tuhan, tandanya Beyond Extraordinary betulan ingin liburan pribadi, bukan karena menyangkut pekerjaan," ucap Alyn sembari mengusap dadanya.
Menyadari Alyn berbicara sendiri, sopir bus yang sejak tadi fokus menyetir pun penasaran sampai beberapa kali melirik kearah Alyn. "Ada apa, Non?" tanyanya.
Alyn cengar-cengir. "Lagi seneng, Pak. Kita mau jemput artis Korea loh," kata Alyn.
"Wah—eh, tapi Non, kalo artis Korea ... nanti bandaranya penuh gak ya?" tanya Sopir bus pada Alyn yang sejak tadi tak melepas senyum di wajahnya.
Dengan cepat Alyn merespons dengan gelengan. "Aman pak!" Alyn mengacungkan jempol. "Ini itu artis jaman saya masih sekolah, mungkin gak akan sepopuler sekarang," ucap Alyn.
Sebelum bus Alyn masih dalam perjalanan, wanita itu sangat percaya diri bahwa kali ini pekerjaan yang kelihatannya sangat besar akan menjadi lebih mudah. Sayangnya, ketika bus yang Alyn tumpangi masuk ke area Bandara, dan saat Alyn beserta partner-nya berjalan mendekati titik penjemputan barulah terlihat gerombolan orang seraya membawa banner, dan poster.
Sontak Alyn menepuk pundak Sena. "Sen, katanya gak ada tanda-tanda kerumunan fans!" Alyn sudah panas dingin begitu melihat wajah para idolanya dikibarkan di depan pintu kedatangan internasional.
"Ini BXD-nya gimana, dong?!" Alyn memijat keningnya.
Sena yang ikut kebingungan itu juga sejak tadi celingukan memantau situasi, dan tepat setelah itu Sena melihat kerumunan satpam bandara yang berjaga-jaga. "Tenang, Lyn. Ada satpam," ucap Sena sembari menunjuk ke arah pasukan satpam yang tengah berjaga-jaga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Precious (PROSES TERBIT)
FanfictionBagaimana nasib Alyn ketika harus menjadi pemandu wisata idolanya sendiri? First make: 30072017 New Version: 07012022