: : Hope : :

37.8K 6.1K 432
                                    

Bertahun-tahun sudah Alyn menekuni mimpinya dalam dunia pariwisata. Berawal dari sekolah yang tak kenal rasa menyerah untuk terus menggali potensi yang dimiliki, melewati berbagai tantangan dan pertentangan antara keinginan diri dan orang tua yang tak sejalan. Alyn memiliki banyak sekali setumpuk cerita yang ingin ia umbar ke semua orang, begitu ia berhasil satu persatu mencapai mimpinya.

Menjadi pemandu wisata di Indonesia tentunya tidaklah mudah, apalagi untuk seorang wanita. Banyak persaingan dan stigma negatif yang harus berani dihadapi. Kini Alyn benar-benar menikmati hasil dari jerih upayanya selama ini.

Rapat pagi ini bukan benar-benar sepenuhnya rapat serius yang memerlukan konsentrasi dan suasana yang tenang pula. Kali ini rapat mengenai kemana tim biro wisata Alyn merayakan liburan. Hal ini karena pencapaian tahunan yang sangat memuaskan di atas target.

Randi sang ketua tim kebetulan menyarankan dua negara yang disasar menjadi tujuan liburan. Pertama Jepang, dan yang kedua adalah Korea Selatan. Berhubung tim Randi memiliki orang-orang yang sangat ahli dalam berbahasa Jepang maupun Korea.

Mata Alyn sudah berbinar-binar ketika Randi menjelaskan pilihan tempat-tempat wisata di antara dua negara.

"Setelah penjelasan Jepang dan Korea Selatan, kita prefer ke mana jadinya?" tanya Randi begitu selesai mempresentasikan proposal liburan.

Alyn mengangkat tangannya. "Kalau saya lebih ke Korea Selatan. Karena, nantinya pasti kita akan memiliki banyak klien dari Korea, mengingat projek lalu dari BXD. Sehingga itu mungkin membuat para turis mengantri untuk mempercayai kita jadi pemandunya. Sehingga kenapa kita tidak sekaligus memanfaatkan situasi dan mungkin di sana kita bisa mendapatkan sesuatu hal baru yang menguntungkan nantinya," ucap Alyn.

Randi mengangguk-angguk, seraya menatap semua orang yang di ruangan. Randi menilai sebetulnya tidak ada salahnya juga untuk jalan-jalan sekaligus mencari referensi atau pengalaman yang lain. Tapi, sebetulnya di Jepang juga bisa diterapkan hal yang sama.

"Oke, terima kasih atas masukannya Alyn. Mungkin dari yang lain ada alasan lain?" tanya Randi.

Alyn mengedarkan pandangannya ke satu persatu orang di meja rapat, ia berharap ada yang sependapat dengannya. Rasanya Alyn ingin lebih bersemangat jika berlibur ke Korea Selatan, terlebih saat ini negara itu sedang ramai-ramainya dibahas.

Randi mematikan LCD, dan memilih untuk duduk di kursi. "Kalau gak ada yang mau berpendapat lagi. Kita bisa langsung voting saja ya. Bagi yang memilih Jepang atau Korea silakan angkat tangannya nanti." Randi membenarkan posisi duduknya, dan siap-siap memungut suara terbanyak. "Silakan bagi yang memilih Jepang," ucap Randi.

"Iya, ada satu, dua, tiga, empat." Randi menunjuk tangan-tangan yang berada di udara saat ini. "Oke ada empat dari sepuluh suara ya. Sehingga enamnya Korea. Jadi gitu aja, untuk ini kita suara terbanyak sepakat buat ke Korea. Deal?" tanya Randi, sampai semua orang menjawab dengan persetujuan.

"Deal!" seru Alyn.

Rasanya jantung Alyn ingin lepas dari tempatnya. Tidak. Lebih tepat, ini seperti jiwa Alyn yang terbebas dari tubuhnya. Seolah ingin terbang ke udara. Alyn pergi ke Korea Selatan dengan mengenggam harapan besar.

Wajah Alyn berhias senyum ketika keluar dari ruangan rapat. Gadis itu tak langsung pergi makan siang, melainkan menuju ke bilik toilet, dan mengeluarkan ponselnya. Tangannya gemetar akibat terlalu senangnya. Ia ingin mengabari seseorang atas berita baik, yang mungkin juga akan menjadi berita baik untuk orang tersebut—harap Alyn.

Alyn: Tebak aku akan berlibur sebentar lagi

Sembari menunggu balasan, Alyn membuka internet dan melihat gambar-gambar yang menampilkan kota, dan pemandangan seputar Korea Selatan. Seperti mimpi indahnya saat masa sekolah, Alyn baru benar-benar bisa ke Korea ketika ia sudah tak lagi remaja.

Yoongi: Selamat untukmu. Tempat seperti apa yang akan kau kunjungi

Alyn bersemangat ketika melihat balasan dari Yoongi di layar ponselnya. Alyn menerka-nerka bagaimana respons pria itu nantinya.

Alyn: Ke tempat yang selalu kau kunjungi

Yoongi: Rumah ibuku?

Alyn: Haha jika kau izinkan

Yoongi: Ke Seoul?

Alyn: Iya, selama sepekan

Yoongi: Itu kapan?

Alyn: Awal bulan nanti

Yoongi: Astaga

Alyn: Kenapa?

Yoongi: Kenapa harus awal bulan?

Alyn terpaku mendapat balasan dari Yoongi. Pundak gadis itu jadi layu, dan tak antusias lagi membahas soal liburannya.

Alyn: Memangnya aku mau menemuimu? Aku mau liburan

Yoongi: Aku kira kau mengabari karena ingin menemuiku

Alyn: Aku tahu kau orang sibuk, mana mungkin hanya untuk orang sepertiku kau harus mengorbankan waktu berhargamu

Yoongi: Sayang sekali

Alyn: Tidak apa-apa, aku bersama teman-temanku. Hanya saja liburan kami ke sana tidak terlalu terstruktur sebab tidak memakai biro wisata. Ya, kau tahu, seperti backpacker.

Yoongi: Aku punya orang terpercaya untuk memandu wisatamu selama di Korea.

Alyn: Siapa?

Yoongi: Jika kau sudah sampai di Korea dan butuh pemandu itu, aku bisa menghubunginya untukmu.

Alyn: Aku rasa, aku tidak membutuhkannya

Yoongi: Ya, aku hanya berjaga-jaga saja. Ini tidak gratis

Alyn: Iya! Aku tahu!

Yoongi: Sepertinya akan musim dingin, kau harus bawa mantel yang tebal

Alyn: Ya ya ya

Yoongi: Aku serius

Alyn: Iya aku juga

Yoongi: Kau tampak kesal

Alyn: Tidak ada yang kesal di sini. Ah sudahlah aku mau kembali bekerja

Alyn mematikan ponselnya dan buru-buru keluar dari bilik toilet. Suasana hatinya benar-benar cepat berubah. Semula ia merasa bersemangat, dan senang bukan main. Namun sekarang, Alyn rasanya mau bermalas-malasan saja di rumah. Gadis itu ingin mengurung diri di kamar, dan tidak ingin bicara dengan siapa pun. 

===========


UPDATENYA CEPET KAN WKWK

TAPI PENDEK :P

Precious (PROSES TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang