Sudah hari ketiga di Bali, kali ini perasaan Yoongi sedikit kurang baik. Ini karena manajer Sejin yang tiba-tiba menampakkan diri di depan pintu kamar hotel seraya membawa makanan. Betul kata orang-orang cerdas di luar sana, agar tidak terlalu memasang harapan terlalu tinggi—karena risiko kecewanya juga tinggi. Yoongi mengira si pemandu wisata yang baru-baru ini menghinggapi pikirannya itu yang mengantarkan makanan, rupanya bukan. Semua tampak menyebalkan di mata Yoongi. Terlebih manajer Sejin.
"Aku tak mau duduk di sampingmu," ucap Yoongi ketus, seraya membawa pergi piring makanannya dan pindah ke meja yang lain.
Manajer Sejin, dan Seokjin yang tak mengetahui apa penyebab perubahan sikap Yoongi itu hanya saling bertukar pandangan.
"Dia itu kenapa?" tanya Seokjin seraya menunjuk Yoongi yang sudah berpindah tempat menjadi semeja dengan para maknae.
Manajer Sejin mengedikkan bahu. Ia sendiri tak tahu pasti, yang ia rasakan setelah mengantarkan makanan Yoongi memang tak banyak bicara, dan raut wajahnya menjadi dingin. Seperti ada yang keliru, tapi sebagai manajer yang sudah bekerja dengan BXD bertahun-tahun, Sejin tak bisa membedakan kapan Yoongi marah, atau biasa saja. Semua tampak sama, bagi Sejin, Yoongi itu pria yang membingungkan.
Yoongi meniup uap sup yang meguap-uap itu dengan panas seraya mengaduknya, kata Seokjin metode seperti akan membuat supnya cepat dingin. Walau sebenarnya Yoongi tak bersemangat untuk keluar kamar, pria itu tak ingin rugi sebab sudah membayar mahal untuk liburan ini, oleh karena itu di sinilah Yoongi sekarang. Sarapan dengan perasaan kelabu.
"Supnya tampak enak sekali, tapi ini terlalu panas, iya, 'kan?" ucap Jungkook.
Taehyung mengangguk. "Ah iya, kau harus mencobanya dengan nasi, sepertinya cocok." Taehyung menambahkan, dan memasukkan nasi ke dalam mangkuk supnya.
Jimin yang baru saja kembali dari mengambil salad itu langsung duduk di samping Yoongi. "Selamat pagi, Hyung," sapa Jimin. Ketika Jimin hendak menyuapkan salad buah ke mulutnya, sosok Alyn muncul. Wanita itu tak sengaja lewat dan menarik perhatian Jimin. "Selamat pagi, Alyn-ssi!"
Yoongi yang sejak tadi diam, meratapi sup panasnya langsung melotot ketika Jimin menyebut nama Alyn. Tak berhenti sampai di sana, sedetik setelah itu Yoongi langsung cepat-cepat menyuapkan supnya ke mulut sampai tersedak-sedak.
Jungkook yang mengetahui itu langsung melongo. "Hyung! Itu panas!" cicit Jungkook seraya menunjuk mangkuk sup Yoongi.
Yoongi mengusap mulutnya, dan menatap Jungkook, Taehyung, dan Jimin. "Ah ... segarnya!" ucap Yoongi, demi menutupi rasa malu atas salah tingkahnya baru saja.
Ah lidahku terbakar!! rintih Yoongi dalam hati.
"Wah, lidahmu kuat juga ya," ucap Taehyung sembari menodongkan dua ibu jarinya. "Aku juga harus mencobanya!" Taehyung pun menyuapkan supnya yang masih panas itu ke mulut, dan berakhir merintih kepanasan kemudian.
Yoongi mengambil tisu, dan mengusapkan benda itu ke bibirnya. Pria itu menoleh dan mencari sosok Alyn yang tadi disapa oleh Jimin, namun belum beruntung—wanita itu keburu pergi setelah membalas sapaan Jimin. Yoongi jadi kepikiran, semalam ia lupa mengucapkan terima kasih. Mungkin karena malam itu Yoongi kesal, sehingga tidak kepikiran untuk menghubungi Alyn.
"Yoongi Hyung," panggil Taehyung.
"Hm, kenapa?" tanya Yoongi.
"Apakah kau sudah mulai memikirkan lagu untuk comeback?" tanya Taehyung, lalu menyuapkan nasi ke mulutnya.
Yoongi menggeleng. "Belum." Pria itu mengunyah makanannya seraya sesekali memikirkan kenapa hingga saat ini masih belum terlintas juga ide di kepalanya. Demi mendapatkan ide untuk sebuah karya biasanya ia akan membaca buku, menonton film, atau berjalan-jalan. Aneh, kali ini Yoongi benar-benar larut dalam liburan, jadi tak terpikirkan untuk membuat lagu.
"Mungkin nanti, aku pasti akan membuat lagu yang bagus," ucap Yoongi. Ia bangkin dari duduknya. "Aku mau mengambil minum dulu."
Pria itu melangkah menuju meja yang menyajikan beberapa minuman seperti, teh, kopi, jus, dan air putih. Yoongi memilih jus jeruk yang keliatannya segar di mata itu.
"Selamat pagi, Yoongi-ssi!"
Yoongi yang tengah menunggu gelasnya terisi penuh itu menoleh ketika namanya dipanggil.
Seorang wanita bermata hazel, rambut ponytail yang rapi dengan karet rambut familiar—tentu saja, itu milik Yoongi. Anehnya ketika berhadapan secara langsung, kekesalan, dan berat di pundak Yoongi langsung menghilang. "Selamat pagi, Alyn-ssi." Yoongi menyunggingkan senyumnya. Pria itu seperti telah melupakan kejadian semalam saat melihat wajah Alyn yang begitu berseri di matanya.
"Yoongi-ssi! Jusnya!" Alyn langsung mematikan mesin jusnya agar tidak terus mengalir. Nyaris saja jus di tangan Yoongi meluap.
Yoongi terkejut ketika melihat gelasnya sudah terisi penuh. "Terima kasih, hampir saja aku membuat kekacauan." Yoongi terkekeh, canggung.
"Bukan apa-apa, Yoongi-ssi. Apakah menikmati sarapannya? Bagaimana?" tanya Alyn.
Benar, beginilah seharusnya. Aku sedang bekerja, dan dibayar. Jangan mengharapkan lebih dari sekadar pengalaman dan uang. Alyn menyunggingkan bibirnya.
"Aku cukup menikmatinya. Ah iya, aku ingin berterima kasih soal makanan kemarin. Maaf aku harusnya langsung mengabari begitu makanan sudah diterima," ucap Yoongi, tak enak hati. Jika dipikir-pikir perilakunya sudah kekanak-kanakan, padahal usianya tak lagi muda.
Alyn terkekeh. "Tidak apa-apa, aku seharusnya meminta maaf. Kemarin aku tak mengantarkan makanannya langsung, itu karena—" ucapan Alyn tertahan di pangkal lidah, tidak mungkin juga wanita itu jujur tentang alasannya.
Yoongi menaikkan satu alisnya. "Karena?" Yoongi penasaran dengan lanjutan perkataan Alyn. "Karena apa?" tanya Yoongi, tak sabar.
"Karena kebetulan manajer Sejin lewat, dan aku pikir aku menitipkannya saja. Begitulah Yoongi-ssi." Alyn senyum-senyum, memamerkan gigi kelincinya. Wanita itu bersikeras menutupi alasan sebenarnya, dengan memanfaatkan manajer Sejin.
Pecundang sekali, ya, Aku? batin Alyn.
Mendengar penjelasan Alyn, Yoongi terasa lebih baik. Pria itu tak diombang-ambing keresahan lagi. Ia pikir penjelasan wanita di depannya sudah cukup memperbaiki mood yang rusak sejak semalam.
Pria itu mengangguk-angguk, dan tersenyum. "Baiklah, aku kira kau menghindariku," ucap Yoongi.
Memang iya, sahut Alyn dalam hati.
Alyn menggeleng. "Aih, untuk apa aku seperti itu. Lagi pula aku tidak mungkin, 'kan, menghindari tamuku." Dalam beberapa saat Alyn terhipnotis dengan tatapan Yoongi, seolah mata itu menarik Alyn semakin dalam ke keadaan yang membuatnya berdebar-debar. Wanita itu mengalihkan pandangannya ke arah lain. "Oh Yoongi-ssi, aku harus mengecek kendaraan di luar. Silakan menikmati kembali sarapannya. Aku permisi dulu," ucap Alyn, dan membungkukkan badan ke arah Yoongi sebelum wanita itu melangkah pergi.
🐇: Kalo jadi Alyn, kalian gitu juga gak??
Tembok besarnya profesionalitas kerja nih 🤧🤧🤧
Btw aku pernah naksir sama tour leader pas acara study tour ke Bali heheh, gara2 abang2nya bantuin masang colokan buat catokan di kamar🤧💔 cuma ya sebatas demen aja liatnya awowkwwk✌️😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Precious (PROSES TERBIT)
أدب الهواةBagaimana nasib Alyn ketika harus menjadi pemandu wisata idolanya sendiri? First make: 30072017 New Version: 07012022