Yoongi pikir ketika sudah membuat Alyn percaya bahwa ia sangat sibuk hingga tak dapat menemuinya, Yoongi jadi punya kesempatan untuk memberikan kejutan kecil. Bahkan susah payah sudah Yoongi mewarnai rambutnya jadi gelap, dan merapikan rambutnya, hanya agar bisa tampil berbeda. Semuanya sudah Yoongi susun, namun lihat sekarang, siapa yang mendapatkan kejutan? Yoongi sendiri.
Yoongi yang sedang menyantap makanannya, sembari menghubungi pihak kantor Alyn demi menanyai dimana gadis itu menginap, justru mendapatkan pesan yang membuat hancur susunan acaranya. Tidak peduli walau hanya menggunakan piyama terbalut mantel tebal, Yoongi merampas kunci mobil Seokjin. Persetan jika kakaknya mencari-cari mobilnya, yang jelas saat ini ada yang lebih penting.
Beruntunglah kali ini lalu lintas bersahabat, tidak macet seperti biasa. Butuh waktu lima belas menit perjalanan, tentunya karena Yoongi menginjak gas kencang. Sesampainya, tanpa harus keluar mobil dan mencari Alyn, sepertinya gadis itu sudah mengerti dan menunggu di lobi.
Yoongi membuka kaca mobilnya sedikit, melihat gadis yang sudah lama tak ia lihat itu sedang kebingungan.
"Alyn-ssi!" panggil Yoongi, sembari melambaikan tangan, agar Alyn bisa melihatnya.
Alyn menengok ke arah suara yang memanggilnya. Terlihat mobil hitam besar dengan Yoongi yang melambai ke arahnya. Alyn tersenyum seraya berjalan mendekat ke arah mobil tersebut.
Yoongi bingung harus turun atau tidak, ia takut ada yang mengenalinya lantaran ia hanya berpakaian seadanya sebab kepanikan yang membuat segalanya berantakan. Beruntungnya petugas valet membantu Alyn membuka pintu.
"Ah akhirnya!" ucap Alyn begitu mendaratkan bokongnya di kursi. Ia menoleh dan menatap Yoongi. "Wah rambutmu bagus!" Alyn tersenyum lebar sembari memperhatikan rambut baru Yoongi.
Tak menanggapi. Yoongi mendekatkan tubuhnya pada Alyn dan memasangkan sabuk pengaman. Sekilas pria itu mencuri pandang pada lengan Alyn yang sedari tadi gadis itu pegangi. Dengan melihatnya saja, Yoongi bisa merasakan nyerinya.
"Kau tidak mau mengajakku bicara?" tanya Alyn, begitu Yoongi usai memasangkan sabuk pengaman.
Yoongi masih bungkam, dan sibuk melajukan mobilnya. Pria itu hanya fokus dengan stirnya. Mengajak bicara Alyn hanya akan membuat konsentrasinya runtuh lantaran iba dengan kondisi gadis itu. Bagaimana tidak? Rambut yang setengah kering, dengan balutan sweater, dan hanya memakai sandal hotel.
Pertanyaannya tak kunjung dijawab, Alyn memilih diam dan bersandar. Tangannya semakin tak karuan, tapi suasana hatinya sedikit lebih baik sebab ada Yoongi. Membayangkan di negara yang tak ia ketahui, dengan kondisi lengan yang terluka, Alyn tak punya siapa-siapa. Kehadiran Yoongi sedikit mengurai rasa cemasnya.
Menempuh perjalanan selama sepuluh menit dengan diselimuti keheningan, membuat Alyn canggung—lebih di saat ia pertama kali bertemu dengan Yoongi di Indonesia. Yoongi membawa Alyn ke rumah sakit yang cukup besar, sampai membuat Alyn terkagum dengan apa yang dilihatnya saat ini.
Yoongi menghentikan mobilnya di depan pintu masuk UGD. Sesaat pria itu membuka ponsel dan menelepon seseorang.
"Aku sudah tiba, ya ... aku pakai mobil Seokjin hyung."
Yoongi tiba-tiba keluar mobil dan, membuka pintu Alyn. Sembari membantu Alyn melepas sabuk pengaman, pria itu juga masih setia dengan telepon di telinganya.
"Aku bisa melepasnya sendiri," ucap Alyn begitu sabuknya sudah terlepas.
Yoongi mematikan teleponnya. "Terlambat, aku sudah melepasnya." Yoongi memegang lengan Alyn dan menariknya keluar. "Kau cukup diam dan menurut," ucap Yoongi.
Alyn menurut, dan berdiri di belakang Yoongi seraya matanya tidak melepaskan pandangan dari tangan Yoongi yang masih memeganginya itu. Ketika kulitnya bersentuhan dengan telapak tangan laki-laki itu, rasanya suhu udara bukan apa-apa lagi, sebab tangan Yoongi seperti es beku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Precious (PROSES TERBIT)
FanfictionBagaimana nasib Alyn ketika harus menjadi pemandu wisata idolanya sendiri? First make: 30072017 New Version: 07012022