6. Tengah Jalan Menuju Syuri

956 107 8
                                    

Setelah 2 hari 2 malam, akhirnya kami bisa keluar dari hutan besar itu. Bermalam di hutan itu ternyata tak seindah yang kubayangkan. Karena ulah cacing besar yang menyerang kami pada saat malam pertama kami berkemah, kami kehilangan perlengkapan kemah kami dan akhirnya kami semua tidur di atas dahan pohon raksasa yang ada di hutan itu.

Bekal makanan kami habis semua pada malam kedua di hutan itu dan karena itu pagi ini kami tidak makan sama sekali. Tak kusangka makanan yang begitu banyak kami beli bisa habis dalam dua malam, masalah ini harus kupikirkan baik-baik ketika kami sudah sampai di desa [Syuri].

“Aku lapar.”

“Bertahanlah, malam ini kita harus sampai di sana.”

Shina berjalan sambil mengeluh. Aku tahu kau lapar, bahkan kita semua di sini lapar, makanya kita harus mencapai desa [Syuri] secepatnya.

“Ngomong itu gampang, Satoru. Kalau kami sudah lemas seperti ini, bagaimana kami berjalan seharian penuh sampai ke sana?”

“Hah... kau ini ya.”

Aku membuka [Bag]-ku untuk memeriksa apakah masih ada makanan yang bisa dimakan. Ng? Mungkinkah ini bisa dimakan? Aku melihat suatu item di dalam [Bag]-ku.

“Aku ingin tahu, apa ini bisa dimakan?”

Aku memperlihatkan isi [Bag]-ku pada mereka bertiga sambil menunjuk item yang kulihat tadi.

“Aku tidak tau.”

“Kemungkinannya sangat sedikit. Lagi pula itu akan sangat keras jika dimakan mentah-mentah.”

“Ya. Walaupun kita ingin memasaknya, kita tidak dapat memasaknya di dunia ini kecuali dengan bantuan dari NPC.”

Mereka bertiga saling bertukar pendapat tentang item yang kutunjuk itu. Item yang kuperlihatkan adalah [Lizard Skin] yang kudapat dari [Lizardman] di hari insiden besar itu terjadi. Apa boleh buat, hanya itu yang ada di pikiranku. Tunggu... dengan bantuan NPC?

“Tommy, apa maksudmu dengan bantuan NPC?”

“Dari pertama kali kita datang ke dunia ini kita tidak bisa memasak dan harus meminta bantuan seorang NPC untuk memasakkan material makanan yang kita dapat dengan imbalan yang sesuai bukan?”

“Bukan itu, maksudku bagaimana cara para NPC memasaknya?”

“Entahlah, aku tidak pernah melihatnya.”

Tak ada yang pernah melihat NPC memasak sebelumnya, jadi cara memasak makanan di sini masih menjadi misteri. Tapi misteri itu telah terpecahkan sekarang!

“Kita berhenti dulu di sini.”

“Eh!? Kenapa!?”

“Bukankah kalian ingin makan?”

Mendengar jawabanku, mereka terdiam dan menunjukkan ekspresi terkejut mereka padaku. Itu reaksi yang wajar terhadap kata-kataku. Di dunia ini tak ada player yang bisa memasak, maka dari itu mereka terkejut mendengar perkataanku yang tidak masuk akal ini.

“Apa maksudmu, Satoru?”

“Aku akan mencoba memasak.”

“”Eh!?””

Sekali lagi mereka dikejutkan dengan ucapanku itu. Apa? Kalian pikir aku tidak akan memikirkan hal sepele seperti ini? Yang benar saja. Aku adalah orang yang suka berpikir memakai logika, tapi aku lemah dalam hitung-hitungan memakai yang rumus gila seperti matematika, fisika, dan kimia karena 3 mata pelajaran ini terlalu rumit untukku. Sebagai tambahan, aku tidak terlalu bisa yang namanya hitung-hitungan.

Unreal World [DROP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang