14. Petir dan Pengakuan

892 100 21
                                    

Malam ini terpaksa kami menginap di rumah keluarga sang penempa, keluarga Kinzakai karena hujan deras menghalangi kami untuk kembali ke penginapan. Aku berbaring di atas futon dan diselimuti sebuah selimut di atas tubuhku, rintikkan air hujan terdengar jelas di telingaku. Memang sih kalau hujan pasti akan lebih nikmat untuk tidur... tapi kalau begini situasinya kan aku tidak bisa tidur!!

Ini karena kejadian beberapa jam sebelumnya.

~Beberapa jam sebelumnya~

"Eh!?"

Lengkingan teriakan Shina menggetarkan gendang telingaku sampai terasa mau pecah. Yah, aku tidak terlalu terkejut sih dengan ucapan dari Sayuri yang membuat Shina berteriak seperti ini.

"Tapi kami hanya punya satu kamar yang kosong, apa tidak keberatan jika kalian berdua tidur di kamar yang sama?"

""APA!?""

Kali ini aku juga ikut terkejut bersama Shina. Tentu saja.. mana mungkin aku tidak terkejut jika seperti ini situasinya!

"Tidak tidak!"

"Jadi apa kalian ingin menerobos hujan sederas ini yang bahkan mungkin bisa menumbangkan sebuah pohon?"

"Bukan itu!"

Kenapa dia menanggapi penolakanku dalam arti yang berbeda!? Apa semua NPC seperti ini!?

"Apa tidak ada kamar lain yang bisa aku tempati?"

"Maafkan kami, kami hanya mempunyai 3 kamar tidur. Satu kamar untuk mertuaku, satu untuk kami bertiga dan satu lagi untuk kamar darurat."

Sayuri meminta maaf sambil menunduk bersama dua orang lainnya yang duduk di samping kanannya. Kalau diurutkan dari kananku, yang paling kanan adalah Sayuri, Kinzakai-oba-san, dan Igyo, mereka duduk di seberang meja menghadap kami.

"Memangnya kenapa? Bukankah untuk sepasang kekasih tidur bersama itu hal yang wajar?"

""Eh!!?""

Sekali lagi kami dikejutkan. Kali ini bukan karena ucapan dari Sayuri, melainkan ucapan dari Kinzakai-oba-san. Aku dan Shina!? Sepasang kekasih!? Bukan! Kalian salah sangka!!

"Tidak tidak, kami ini bukan sepasang kekasih!!"

Suaraku kunaikkan lebih tinggi dari biasanya. Tentu saja, ini bukan masalah sepele.. walaupun bukan masalah serius juga sih... Akhirnya Igyo membuka mulutnya.

"Benarkah? Kalau begitu kami minta maaf."

Ia menundukkan kepalanya sedikit dan langsung mengangkatnya lagi. Aku harus bertanya pada mereka tentang ini.

"Kenapa kalian mengira kalau kami pasangan kekasih?"

Setelah aku melontarkan pertanyaan itu, mereka bertiga saling bertatap mata dengan tatapan heran. Ada apa dengan kalian? Apa yang kalian pikirkan?

"Tidakkah kalian sadar?"

Kali ini Kinzakai-oba-san yang berbicara.

"Sadar apanya?"

"Kalian itu cocok sebagai sepasang kekasih kalau dilihat."

Apa!? Kemudian aku melihat ke arah Shina. Ia menundukkan wajahnya yang merah padam itu tanpa bisa membalas perkataannya, sedangkan aku hanya terkejut melihatnya. Apa dia menelan perkataan nenek tua ini mentah-mentah!?

"Ada apa ini? Ramai sekali."

Suara seorang kakek terdengar dari luar ruang makan makan, serentak kami semua menoleh ke arahnya. Begitu kulihat, ia adalah seorang kakek yang memakai kimono putih. Ya, ia adalah Kinzakai Gyako, sang penempa terbaik di kota [Syuri] ini. Sesaat pandangan kami beradu. Tak lama kemudian ia membuka mulutnya.

Unreal World [DROP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang