15. Janji dan Pedang Baru

875 92 17
                                    

{Shina POV}

“Uhm...”

Cahaya? Sudah pagi ya? Aku duduk dan perlahan membuka mataku. Aku menarik selimut yang kupakai dan ingin melipatnya. Aku terbiasa melipat selimut yang kupakai setelah bangun tidur, karena dari kecil aku selalu di ajari kebersihan oleh ibuku. Ng? Kenapa selimutku berat?

“Eh?”

Ketika aku melihat ke samping kiriku, aku melihat sesosok pemuda berambut hitam legam sedang tertidur pulas dibalut dengan selimut yang ingin kulipat ini.

“Sa-Satoru?”

Satoru!? Apa yang terjadi!? Kenapa dia tidur di futonku!? Aku menengok ke sana kemari karena panik.. Eh?

“Bukankah yang di sebelah sana itu futonku?”

Aku ingat betul letak futonku serta arahnya. Jadi se-se-semalam aku tidur satu futon dengannya!?

Sejenak aku terdiam menatap wajahnya yang sedang tidur itu.

“Tidak masalah kan kalau aku berbaring di sampingnya selama ia belum bangun?”

Kuabaikan selimut yang ingin kulipat itu dan kembali merebahkan tubuhku ke atas futon tepat di samping Satoru yang masih tertidur.

Kalau dilihat baik-baik, bulu matanya panjang dan sangat lentik. Apa bulu matanya itu sudah ia miliki sejak lahir? Wajahnya sangat jelas kalau ia adalah laki-laki yang jantan, tapi kalau ia tertidur seperti ini sangat berbeda, ia malah seperti anak kecil yang sedang menikmati tidurnya.

Aku penasaran dengan apa yang ada dibalik bajunya. Bukannya aku ingin berbuat mesum, tapi hanya penasaran! Kemudian kuraba dadanya yang bidang itu, kemudian ke perut dan tangannya.

Dadanya sangat keras. Tangannya juga sangat keras, tapi telapak tangannya sangatlah lembut dan hangat. Dari jarinya terasa otot-otot yang terlatih. Perutnya sama... keras. Kurasakan kalau ada beberapa otot yang menonjol di perutnya dari balik baju. Apa Satoru adalah seorang atlet? Tidak, aku tidak pernah mendengar isu yang seperti itu tentangnya di sekolah.

Tak kusangka, Shinki yang kusukai di dunia virtual ini adalah Satoru, orang yang kusukai di dunia nyata. Apakah ini hanya kebetulan ataukah sudah takdir?

Ah, benar juga, aku harus membangunkannya.

{Satoru POV}

“...¬-toru.. Satoru.. bangun...”

Suara? Shina ya? Perlahan kubuka mataku yang masih sangat berat itu.

“Uh...”

Begitu kubuka, yang kurasakan saat ini adalah sebuah rasa sakit di mata karena sinar matahari yang sangat terang ini. Memang sakit, tapi setelah beberapa lama kemudian sakit itu menghilang.

“Satoru.. ayo bangun!”

“Aaa! Sakit tahu, Shina.”

“Kamu sih bangun saja lama sekali.”

“Tapi tak perlu sampai mencubitku juga kan?”

“Itu dibutuhkan agar kau cepat bangun.”

“Kau ini..”

Aku hanya mengelus-elus lengan kananku yang tadi dicubit oleh Shina. Kemudian aku mengarahkan tatapan tajam padanya. Ia yang melihat mataku itu terkejut dan menjadi takut.

“Sa-Satoru?”

Aku mengangkat kedua tanganku setinggi bahuku di sertai senyum iblis.

“Ini balasannya!”

Unreal World [DROP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang