part 12. school spectre

192 20 0
                                    

   Kejadian ini terjadi tiga tahun yang lalu, aku teringat saat bersama sama ketiga orang temanku deni ,pendi, dan agam menyiapkan lomba pentas seni musik disalah satu sekolah dijalan beringin raya.

Saat itu kami ditugaskan langsung oleh guru kesenian kami menjadi salah satu pembuka pentas seni tersebut saat perlombaan atar sekolah itu.sekolah kami terpilih sebagai pembuka ajang pentas seni musik tersebut.

Kami mempunyai tugas masing masing aku sebagai pemain gitar,pendi sebagai pemain drum, deni sebagai bassis,dan agam sebagai vokalis.

Kami pun memegang tugas yang sangat berat karena kami sebagai pembuka pentas seni tersebut jadi harus semaksimal mungkin harus bagus.

Akhirnya kami pun latihan dan latihan karena apabila kami gagal kami harus bersikap bagaimana karena sudah dipercaya oleh guru kami dan kami takut mengecewakanya.

Sebelum satu hari acara itu dimulai kami melakukan geladi bersih dan akhirnya semuanya pulang dan tinggal kami berempat masih sibuk latihan sampai temanku deni mengusulkan untuk menginap diruang musik.

Aku berfikir sejenak dan langsung mengiyakan usulan deni.

"Ohhh iya bagaimana kalau kita menginap saja agar besok kita tidak gugup untuk menyiapkan alat alat nya."ucapku kepada mereka.

Akhirnya mereka semua mengiyakan usulan deni.

Mereka pun sudah pada pulang untuk menyiapkan perbekalan dan nanti jam 4 sore kita kesekolah.

Dengan semangat mereka membawa kartu remi,laptop serta joystiknya dan banyak makanan yang mereka bawa.

Akhirnya kita menuju keruang musik untuk menyiapkan tempat tidur untuk nanti malam.

Kami pun latihan dan selesai sekitar habis isya lalu kami istirahat sambil memainkan kartu remi yang agam bawa serta menikmati makanan yang aku bawa.

Kami pun main remi sambil berteriak dan ketawa kencang saat temanku kalah dan menerima hukuman,dan kami lupa bahwa ini sudah larut malam jam menunjukan 23.05.

Aku lihat agam yang sudah tertidur dan katanya ia tidak mau bergadang karena nanti imbasnya pada suaranya karena besok ia akan menyanyi.

Kami bertiga pun mengambil posisi tidur.suasana sekolahku benar benar sangat sepi sampai suara motor yang ada dijalan pun terdengar.

Disini cuma ada kami berempat karena penjaga sekolah sudah pulang dari jam 9 tadi.

Kamu bertiga pun tidak bisa tidur dan akhirnya kami melanjutkan main remi sampai tak sadar jam sudah menunjukan jam 00.38 aku pun melirik ke jendela dan melihat sesosok bayangan hitam.

"He he he itu siapa ya".tanyaku sambil menepuk nepuk pundak temanku.

Mereka pun terkaget karena mereka juga melihat bayangan hitam itu berjalan kearah ruang kesenian tapi yang lebih kita herankan tidak ada suara langkah kaki maupun orang sedang membuka kunci karena cuma ruang musik yang gak dikunci.

"Sepertinya itu hanyu deh".bisiku pada deni

Deni pun sontak takut dengan  apa yang aku bicarakan.

Dan kami tahu bahwa yang membuka pintu ruang kesenian itu bukan manusia tapi HANTU.....

kami pun merebahkan dan mencoba untuk tidur kembali.

Berapa menit kemudian terdengar suara musik gamelan dari ruang kesenian yang tidak jauh dari ruang musik,kami pun semuanya terdiam bahkan untuk menanyakan suara apa itu pada temanku aku pun tidak berani.

Sampai.... Astaga..terdengar suara hentakan dari atas atap ruang musik.

Tiba tiba agam terbangun dengan mata yang masih tertutup dan ia tiba tiba bicara sendiri seperti berbicara kepada seseorang tapi didepanya gak ada siapa siapa.

Mohon jangan ganggu ucap doni dan pendi berulang ulang,akhirnya aqam pun kembali tertidur.

Kami bertiga tidak bisa tidur sampai pagi.

Jam setengah lima pagi kami pun bersiap siap karena jam setengah enam kami sudah harus menyiapkan semuanya.

"Aku mandi dahulu ya".ucapku pada mereka

"Iya sana buruan".balas mereka

Singkat cerita aku langsung menuju ke kamar mandi itu dan baru beberapa saat saat aku baru membuka baju untuk mandi terdengar suara tangisan perempuan.

Panik saat itu aku langsung memakai pakaianku kembali dan langsung meninggalkan kamar mandi itu.tapi saat aku membuka pintu kamar mandiku tidak bisa terbuka dan aku terkunci dari dalam,dan suara tangisan itu terdengar semakin keras dari arah belakangku didalam bikik ini dan tiba tiba ada tangan mengentuh punggungku dengan sekuat tenaga aku mencoba membuka pintu kamar mandi ku dan akhirnya berhasil dan aku langsung berlari terbirit birit menuju ruang musik.

"Kenapa lu kok ketakutan kaya habis dikejar setan".tanya agam

Sontak kami bertiga kaget apa yang diucapkan agam.

Acara musik pun berlalu dengan baik dan rahasia ini tak aku ceritakan kepada agam.

Bersambung.........

They ExistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang