Wildan turun dari mobilnya saat melihat perempuan bergamis cokelat muncul dari klinik Bunda Asih. Wildan sudah di sana sejak dua jam yang lalu, memarkir mobilnya di pinggir jalan menunggu seorang perempuan yang mungkin tahu keberadaan Zulfa. Perempuan itu adalah sahabat karib Zulfa semasa kuliah, namanya Anggun, seorang dokter anak.
Meski ragu, Wildan berjalan ke arah Anggun. Saat itu Anggun tengah mencari benda lonjong kecil untuk menbuka pintu mobilnya yang berada di depan klinik.
"Permisi, Assalamualaikum..." salam Wildan.
"Walaikumsalam..." jawab Anggun, memperjelas pandangannya untuk memastikan, "Wildan ya?"
"Iya, Nggun. Aku Wildan."
"Ada apa ya, Wil?"
"Bisa kita bicara? Ada hal penting yang ingin aku tanyakan."
Anggun mengangguk tanda setuju. Perempuan itu mengajak Wildan masuk ke lobi klinik. Ada beberapa kursi kosong di sana.
Anggun mengenal Wildan lima bulan yang lalu. Zulfa yang mengenalkan Wildan kepada Anggun sebagai calon suaminya. Anggun juga sudah mendengar kabar bahwa sahabatnya itu kabur di hari pernikahan dan calon suaminya menikah dengan gadis lain.
"Ada hal penting apa yang ingin kamu bicarakan?" tanya Anggun setelah duduk berhadapan dengan Wildan.
Sebenarnya ada pergulatan di hati Wildan saat ingin menanyakan perihal mantan calon isrtinya. Namun rasa cintanya kepada Zulfa teramat besar hingga mendorong laki-laki itu nekad mempertanyakan hal tentang Zulfa kepada Anggun, sahabat Zulfa.
"Kamu tahu di mana Zulfa sekarang?"
Raut wajah Anggun sedikit berubah, pertanyaan itu aneh jika mengingat Wildan sudah menjadi suami orang.
"Untuk apa kamu menanyakan keberadaan Zulfa?" tanya balik Anggun.
"Aku hanya ingin tahu."
"Bukankah kamu sudah menikah, Wil? Kenapa kamu masih mencari keberadaan mantan calon istrimu yang sudah meninggalkanmu itu?"
Wildan tahu ini salah. Tetapi bayang-bayang Zulfa selalu menghantuinya setiap malam. Menyiksa laki-laki itu. Pertanyaan dalam hatinya masih sama, kenapa Zulfa yang katanya teramat mencintainya itu pergi secara tiba-tiba tanpa satu alasan pun. Wildan hanya penasaran alasan Zulfa meninggalkannya, setidaknya dia tahu kesalahan apa yang sudah dia perbuat sehingga Zulfa memilih pergi di hari bahagianya.
"Apa kamu tahu alasan dan ke mana dia pergi?"
Anggun menghela napas berat, "Untuk apa sih Wil menanyakan dia lagi? Jelas-jelas dia sudah meninggalkanmu. Kamu nggak kasihan sama istrimu?"
"Aku mohon, Nggun. Aku hanya ingin tahu alasan dia pergi dan di mana dia sekarang tinggal, itu aja."
"Terus, kalau kamu tahu alasan dan tempat dia tinggal sekarang, kamu mau apa? Menemuinya? Lalu meninggalkan istrimu?"
Pertanyaan itu memang sudah ada jawabannya di hati Wildan. Yakni, menemui Zulfa dan menceraikan Naira. Namun setelah kejadian di rumah sakit tempo hari, sedikit membuka pikiran Wildan bahwa Naira adalah wanita baik-baik yang tak seharusnya mendapat perlakuan kasar darinya. Di sisi lain, Wildan masih berat terhadap Zulfa. Mungkin dengan tahu alasan Zulfa pergi, Wildan tahu harus berbuat apa. Jika alasan Zulfa yang sudah tak menginginkan dirinya, Wildan pasrah dan ikhlas menjalani pernikahan dengan Naira. Namun, jika ada alasan lain, Wildan merasa punya hak untuk memperjuangkan cintanya lagi.
"Aku hanya ingin tanya alasan dia pergi jika aku bertemu dengannya, Nggun," jawab Wildan.
Anggun tahu Wildan begitu mencintai Zulfa dari apa yang Zulfa sering ceritakan. Laki-laki itu sering membuat kagum Zulfa dengan sikap dan kewibawaannya menjadi dokter. Bahkan, Zulfa sempat memuji Wildan di depan Anggun jika Wildan adalah lelaki yang sempurna.
KAMU SEDANG MEMBACA
[DSS 1] Dear Allah [NOVEL VERSION]
EspiritualCinta diam-diam Naira tersimpan rapi bertahun-tahun kepada Wildan yang hatinya telah tertambat pada gadis lain. Naira harus menahan rasa sakit saat mendengar Wildan selalu menceritakan gadis yang ia cinta di hadapan Naira. Cinta diam-diamnya begitu...