"Mbak, aku ke kampus dulu ya," pamit Cela pada Mila yang sedang mengarahkan Dimas untuk memasang lukisan di dinding cafe.
"Iya Cel, hati-hati," ucap Mila sambil melambaikan tangan.
Cela keluar bertepatan dengan pelanggan yang masuk. Mila bisa mendengar suara lonceng yang berbunyi.
Terdengar suara Tania menyapa pelanggan yang baru saja datang. Mila melirik, ada laki-laki yang berdiri di meja kasir sambil menatap etalase yang berjejer berbagai macam cake.
Tania sempat menanyakan apa yang dicari oleh lelaki itu, namun sepertinya pelanggannya yang satu ini terlihat kesulitan.
Mila kemudian mendekati pelanggannya, berinisiatif membantu. Ia meminta Tania untuk melayani pelanggan yang lain.
"Ada yang bisa saya bantu mas?" tanya Mila ramah.
Laki-laki itu memutar tubuhnya menghadap Mila. Wajah ramah Mila langsung hilang, diganti muka cemberut.
"Ngapain lo ke sini?" tanya Mila ketus pada Kevin.
Kevin terkekeh sambil melipat kedua tangannya di dada.
"Yang ramah kali sama pembeli," ejek Kevin.
Mila kemudian mencari Tania, bermaksud menyuruh untuk melayani Kevin. Namun seperti yang disuruhkan Mila tadi, sekarang Tania sedang sibuk melayani pelanggan yang lain.
Mau tidak mau, suka tidak suka, memang harus Mila yang melayani kecebong satu ini.
Mila menghembuskan nafasnya malas, memasang senyum dan wajah seramah mungkin.
"Ada yang bisa saya bantu?" ucap Mila dengan senyum tidak ikhlasnya.
Kevin manggut-manggut,"Gue mau yang kayak kemarin dong,"
"Kemarin?" tanya Mila bingung.
Kevin mengangguk,"Yang lo kasih ke Adi,"
Mila mengerutkan keningnya.
"Enak, gue mau lagi," ucap Kevin sambil melihat-lihat, mencari kue yang sama dengan yang kemarin Ia makan dengan Angga.
"Enak? Mau lagi? Jangan-jangan elo...." ucapan Mila berhenti, sepertinya pikirannya benar.
Mila langsung memukul lengan Kevin kencang, Kevin sempat mengaduh. Sebagian pelanggan dan karyawannya bahkan menatap ke arahnya.
"Elo kemarin makan kuenya ya, ga lo kasih ke Adi?" tanya Mila kesal dengan masih memukul-mukul lengan Kevin.
Kevin berusaha menahan gerakan tangan Mila yang cepat memukulnya, namun gagal.
.
.
.
Mila memasang wajah garangnya di depan Kevin yang sedang asik menikmati choco oreo-nya. Kevin beruntung tadi dibantu oleh Dimas untuk menghentikan Mila yang kayak kesetanan mukul dia.
Kevin meletakkan sendok di atas piring, choco oreo-nya sudah habis. Mila memperhatikan setiap gerakan yang dilakukan oleh Kevin. Sekarang Kevin sedang menghabiskan cappucino yang dipesannya.
"Udah habis kan? Cabut sono," usir Mila setelah Kevin meletakkan gelas kosongnya.
Kevin tidak menggubris ucapan Mila, dia kemudian berteriak memanggil Tania memesan satu gelas Cola Float.
Mila memutar matanya malas, berharap Kevin pergi tapi malah dianya pesen lagi.
"Mau lo apa sih ke sini?" tanya Mila kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
move on
FanfictionUdah pacaran 3 tahunan, pada akhirnya hubungan Mila kandas. Saking cintanya, Mila ga bisa move on. Tiap hari kerjaannya cuma kepoin mantan, eh akhirnya malah jadi berantem sama orang gara-gara kebiasaannya ini bikin risih.