13. Move on?

1.8K 169 4
                                    

"Bagus deh lo move on," kata Kevin.

Saat ini Kevin dan Mila sedang duduk berdua di balkon kamar Mila. Mila udah ngerasa enakan setelah hampir seharian cuma di kasur. Dia pengen ngerasain udara luar katanya. 

Ya meskipun Mila tetep pake pakaian tebel sama selimut buat ngehindarin dinginnya malam. Kevin duduk di kursi sebelahnya sambil minum kopi, dan Mila minum teh hijau. 

"Ya, gue sadar diri aja," kata Mila lirih sambil jarinya bermain di pinggiran mug.

"Gara-gara diteriakin kalo lo bukan masa depan?" kekeh Kevin.

Mila mengangguk.

"Bagus deh, jadi lo ga bakal kepoin kantor gue," ejek Kevin.

Mila mendengus, kepalanya ia sandarkan ke kursi.

"Lo ga pernah ngrasain ga move on ya?" tanya Mila setelah minum tehnya.

Kevin menggeleng, dan Mila sempat melihatnya.

"Pantesan, lo ga tau gimana jadi gue," suara Mila terdengar kesal.

Kevin tertawa pelan,"Lagian ngapain juga ngejar-ngejar yang udah pergi. Masih cinta? Ngapain, cinta sama yang lain aja kali. Masa depan lebih asik dari masa lalu yang pergi, inget."

"Masa depan gue belum keliatan," 

"Ya kalau lo udah siap move on, juga bakal ada yang dateng ketuk pintu," kata Kevin lalu menyeruput kopinya.

Mila menatap Kevin.

"Kenapa lo?" tanya Kevin heran.

"Lo itu jomblo, tapi ngasih saran ke jomblo. Ga guna bong!" ejek Mila.

Kevin mendesis sebal,"cabut gue! Lo udah sembuh gitu, udah bisa ngajakin gue berantem," ujarnya sambil beranjak dari kursi.

Mila tertawa.

"Cabut sono, lo udah ga guna di sini," Mila melambaikan tangan bermaksud mengusir Kevin.

Kevin lalu keluar dari apartemen Mila, bisa Mila dengar suara pintu  apartemennya dibuka dan ditutup. 

Mila cuma senyam senyum, dia minum lagi tehnya sambil menikmati suasana malam Jakarta.

Ya gue harus move on.

****

"Mbak Mila udah sembuh?" tanya Cela yang sedang menata cake di etalase.

Mila yang baru saja masuk ke Mil's mengangguk, dia menyapa karyawan-karyawannya yang masih persiapan karena cafe baru aja dibuka.

"Mau dibikinin coklat mbak?" tanya Tania.

Mila mengangguk,"Bawain ke ruangan ya Tan."

Tania langsung melaksanakan perintah Mila. Mila memilih istirahat di ruangannya, badannya udah enakan. Sembuh sama mualnya udah hilang, tapi dia ga mau banyak gerak. Daripada sendirian di apartemen, Mila pilih ke Mil's, lumayan ada temennya. 

Setelah meletakkan tas di sofa ruangannya, Mila menatap foto dirinya dan Adi yang masih ada di rak pojok ruangannya. Mila berjalan mendekat, menatap foto itu seksama.

Masih ingat dia kata-kata Adi kemarin lusa. 

"Paling enggak aku sama Putri punya masa depan, ga kayak kita,"  

Mila merasa nyeri di hatinya keinget omongan Adi.

Tok tok

Pintu diketuk, terdengar suara Tania yang mau masuk nganter coklat hangat pesanan Mila.

.

.

.

Siang ini Cela ada kuliah, jadi Mil's cuma dijaga sama Tania & Dimas. Mil's lagi rame banget, jadilah Mila bantuin jaga kasir.

Mila baru saja memberikan uang kembalian dan kantong makanan pesanan pelanggannya.

Suara pintu kafe berbunyi, Mila langsung mengucapkan salam yang biasa diucapkannya kepada pelanggan.

Mila terdiam kaku melihat Adi berdiri di sana. Matanya menatap tajam Mila.

. .

Mila dan Adi duduk berdua di sofa ruangan Mila. Mila memilih mengajak Adi masuk ke dalam, daripada mengobrol di depan. Sadar keduanya butuh privasi sekarang.

"Kamu udah sembuh?" tanya Adi, tapi matanya menatap meja di depannya tidak ke Mila.

Mila hanya menggumam sambil menganggukkan kepalanya. Dia ga tau mau ngomong apa ke Adi, setelah kejadian malam itu Mila mulai enggan sama Adi.  

Adi memandang Mila yang saat ini menundukkan kepalanya, tatapan Adi terlihat prihatin Terlihat ada penyesalan uda nyakitin Mila dengan kata-katanya. Tapi Adi mencoba untuk realistis, mereka memang tidak punya masa depan. Kalaupun ada, itu bakal nimbulin masalah baru. Dan Adi ga mau kalau hubungannya diwarnain sama masalah, pengennya benar-benar menyenangkan.

"Ruangan kamu ga berubah ya?" ucap Adi setelah lumayan cukup lama diam karena perempuan di sampingnya sepertinya memang enggan mengeluarkan suara.

Mila mengangkat kepalanya dan melihat Adi sedang menatap ke arah rak di pojok ruangnya, dia tau apa yang dilihat oleh Adi. Foto mereka berdua, masih ada. 

"Ma, maaf nanti aku buang. Tadi belum beres-beres soalnya," ucap Mila lirih.

Adi langsung membawa Mila ke dalam pelukannya,"maaf." 

Mila cukup terkejut dengan ini, tiba-tiba Adi memeluknya dan mengucapkan maaf, entah maaf untuk apa.

Mila hanya diam.

"Maaf udah nyakitin kamu, maaf untuk kata-kata aku kemarin, maaf karena aku ga bisa perjuangin kamu," Mila nangis ngedengernya.

"Maaf," Adi semakin erat memeluk Mila saat tau Mila sudah menangis.

Mila hanya diam tapi bahunya bergetar karena menangis yang dia tahan agar tidak bersuara, namun gagal. 

****

Mila berkendara sendirian malam ini, pulang dari Mil's. Gak mau langsung pulang, dia muter-muter ga jelas. Berbekal coklat hangat dan lagu-lagu galau buat nemenin muter-muternya biar ga kosong-kosong amat.

"Kau tepikan aku, kau renggut mimpi yang dulu kita ukir bersama. Seolah aku tak pernah jadi bagian besar dalam hari-harimu..."  

Raisa nemenin Mila galau malam ini, lirih Mila juga ikut nyanyi. Makin lama makin kenceng, nangis lagi. 

Kayaknya stok air mata Mila ga habis-habis deh. 

Mila dari tadi menahan diri untuk ga pergi ke 1A, dia beneran mau move on dari Adi. Meskipun pelan-pelan, paling ga dia udah niat buat ga kepoin Adi lagi. 

Mila berhenti di lampu merah, air matanya ga berhenti-berhenti. Selesai Raisa sekarang giliran James Arthur yang nyanyi Impossible, makin nangis dia dan makin teriak-teriak dia nyanyinya. 

Mila ga pengen nyalurin galaunya pake mabok, dia mah cukup nyanyi-nyanyi ga jelas sama nangis aja udah. Obatnya juga cuma coklat, tapi akhir-akhir ini dia juga lagi doyan-doyannya sama thai tea. 

Mobil udah jalan lagi, Mila berpikir untuk pengen sibuk sekarang buat ngelupain Adi. Tiba-tiba dia keinget Kevin, siapa tahu dia bisa bantu. Ya maksudnya Mila jadi kacungnya Kevin lagi, ga masalah deh ntar berantem lagi, yang penting dia ngerasa sibuk aja udah. 

.

.

.

Tbc

move onTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang