Mila sedang mendorong troli berisi kebutuhan sehari-harinya ke kasir. Saat akan sampai, tiba-tiba trolinya di tubruk oleh troli orang lain. Mila sudah akan mengeluarkan kalimat untuk memarahi si orang yang sudah menubruk trolinya, seperti akan menyerobot antrian.
Mulutnya tidak mengeluarkan suara saat diihatnya Putri menatapnya tidak enak. Dia mengucapkan kalimat maaf berulang kali. Dan Mila cuma bisa diam menatap Putri.
. .
Setelah kejadian menabrak troli belanjaan tadi, Mila dan Putri sepakat untuk mampir ke salah satu cafe di mall tersebut.
Sudah lebih dari 5 menit mereka hanya duduk diam, minuman yang mereka pesan sudah tersaji di meja. Sebenarnya Mila yang diam dengan menatap jendela kafe menunggu Putri selesai dengan telepon genggamnya, entah siapa yang diajaknya berbicara saat ini.
"Maaf Mil," ucap Putri tidak enak sambil meletakkan ponselnya di meja.
Mila mengangguk lalu mengambil minumnya. Dilihatnya Putri tampak gugup, karena tangannya terlihat meremas.
"Sorry soal kejadian.... kemarin," Mila memulai obrolannya, bisa Mila tebak Putri ingin membicarakan soal kejadian memalukan kemarin.
Putri mengangguk,"Gue juga minta maaf."
Mila mengangkat satu alisnya, bingung. Karena jelas-jelas dia yang nampar dan nuduh Putri ngrebut Adi.
"Sebenernya gue kenal Adi udah lama, dan gue juga tahu kalau Adi punya pacar tapi ga direstuin," Mila mendengarnya dengan diam, cukup terkejut tebakannya kemarin benar, ternyata Putri udah kenal Adi lama bahkan tau soal hubungannya.
"Gue sama Adi dijodohin,"
Dan itu kenyataan yang baru Mila tahu.
"Awalnya Adi nolak, tapi enggak tahu kenapa tiba-tiba dia berubah pikiran buat mau jalan sama gue. Dan dia cerita kalau, elo sama.... Adi, ga ada masa depan," ucap Putri lalu menundukkan kepalanya.
Mila perlahan menyandarkan tubuhnya ke kursi, kalimat itu ia dengar lagi.
"Maaf Mil, maaf, gue ga maksud...."
"Iya, seperti yang Adi bilang kan, gue bukan masa depannya. Elo masa depannya Put," ucap Mila tenang dan dengan senyum.
Putri menatapnya tidak enak.
"Jadi kapan lo nikah?" tanya Mila setelah menyeruput lychee tea-nya.
"3 bulan lagi Mil," Putri menjawab dengan rasa yang tidak enak.
Mila mengangguk dan menampakkan senyum yang menandakan dia tidak apa-apa.
****
Mila menutup pintu apartemennya pelan, ia masih berdiri di depan pintu dengan menundukkan kepala, 3 kantong belanjanya jatuh di sampingnya. Tubuhnya meluruh, dia duduk di lantai dengan wajah yang sudah penuh air mata.
Ucapan Putri cukup menyakiti hatinya. Kenyataan yang baru saja diketahuinya itu, bahkan mereka juga sudah merencanakan untuk menikah.
"Dijodohin," ucapnya lirik sambil terus menangis.
Hubungan Mila dan Adi memang tidak direstui, bahkan keduanya juga sudah putus. Tapi ternyata Adi sudah dijodohkan dalam waktu yang lama, jauh sebelum mereka putus. Dan Adi ga ngomong apapun ke dia soal itu.
Tuduhan Mila sedikit benar soal perkenalan Adi dan Putri, tapi dijodohkan bahkan mau nikah itu bener-bener bikin kaget.
"Gue emang udah move on, udah ikhlas, tapi kenapa masih sesakit ini ngedengernya," ucapnya sambil menepuk dada kirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
move on
FanfictionUdah pacaran 3 tahunan, pada akhirnya hubungan Mila kandas. Saking cintanya, Mila ga bisa move on. Tiap hari kerjaannya cuma kepoin mantan, eh akhirnya malah jadi berantem sama orang gara-gara kebiasaannya ini bikin risih.