Just Five

458 92 63
                                        

.

.

.

Pusat perhatian seisi kantin saat ini masih tertuju pada dua sosok berparas rupawan yang sedang asyik bercengkerama berdua. Mereka adalah Jeon Wonwoo dan Jeong Yein. Hubungan keduanya berkembang dengan amat sangat pesat. Ini adalah hari ketiga dimana seorang Jeon Wonwoo rela menyeberang jalan menuju Sekolah Yein hanya untuk makan siang bersama gadis itu. Tidak ia sangka, sosok cantik yang selama ini ia kagumi juga menaruh hati padanya. Wonwoo sering melihat perlombaan tari yang diikuti Yein. Kebetulan Yuju adalah sepupunya. Berkat Yuju, ia jadi tahu tentang rival abadi sepupunya itu. Saat menari, kecantikan Yein bertambah berkali-kali lipat. Bagaimana ia bisa menolak pesona Yein yang begitu menyilaukan mata.

Wonwoo jadi lebih mudah mengorek informasi tentang gadis bermata teduh itu semenjak mengenal Kim Mingyu juga. Ia adalah kapten tim sepak bola dari sekolah Yein. Meskipun mereka sering menjadi lawan di lapangan, namun nyatanya ia terbilang cukup akrab dengan Mingyu. Kebetulan Mingyu itu satu kelas dengan Yein.

"Besok akan ada pertandingan lagi. Tim kami melawan Tim dari SMA di Busan."

"Wah, apa itu pertandingan semifinal?"

Wonwoo mengangguk. "Kau bisa datang? Kebetulan pertandingannya di Sekolahku."

Yein tersenyum senang. Wonwoo sendiri yang memintanya datang.

"Akan kusediakan tempat khusus untukmu. Kalau kau datang, aku pasti menang."

BLUSH

Bagaimana bisa hanya dengan beberapa kalimat sederhana bisa membuat Yein terbang ke awan? Bahkan Wonwoo menyediakan tempat khusus untuknya!

"Tanpa kehadiranku pun sepertinya kau selalu menang," ucap Yein dengan senyum manisnya.

"Itu karena aku selalu melihatmu di Tribun. Kau itu semangatku Jeong Yein," gumam Wonwoo membalas senyuman Yein.

BLUSH

Apa Wonwoo itu semacam kompor? Mengapa berada di dekatnya selalu membuat Yein panas? Ia butuh angin kencang agar wajahnya tidak semakin memerah saat ini!

"Oh benarkah? Aku merasa tersanjung," ucap Yein sebiasa mungkin. Berusaha keras menutupi kegugupannya.

Wonwoo menggeleng pelan, lalu menatap tepat pada manik mata gadis cantik itu. "Jeong Yein, jadilah kekasihku."

DEG

Tunggu sebentar. Adakah yang bisa menjelaskan di sini? Mengapa tiba-tiba oksigen di sekitarnya habis? Yein jadi tidak bisa bernapas. Ini terlalu mendadak. Ini terlalu cepat. Yein jadi tidak bisa membedakan ini alam mimpi atau...

Tidak! Tidak! Kenyataan ini terlalu indah.

"Yein?" panggil Wonwoo pelan. Ia menepuk bahu Yein khawatir. Gadis itu tidak bergerak. Kedua matanya membulat. Berkedip pun tidak. Apa ada yang salah dengan ajakannya barusan?

"Jeong Yein, kau baik-baik saja?"

Yein dengan susah payah menelan ludahnya. Oksigen mulai kembali mengisi paru-parunya yang sempat kosong beberapa detik yang lalu. Ia mengangguk pelan. Wonwoo mengembuskan napas lega.

"Jadi, bagaimana?"

Wonwoo masih belum menyerah menagih jawaban Yein. Pria itu tidak mau membuang banyak waktu. Sejak pertama kali bertemu, ia sudah merasa sangat 'klik' dengan Yein. Gadis itu cantik, energik, ceria, baik, dan yang terpenting Yein menyukai sepak bola. Jarang sekali ia menemukan gadis yang tertarik dengan dunia yang digelutinya. Tidak seperti mantan Wonwoo terdahulu, yang sama sekali tidak pernah mendukungnya.

Just You (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang