Jungkook melangkahkan kakinya ke tengah lapangan. Ia tersenyum menatap hijaunya rumput yang selama ini tidak pernah ia pijak. Ini lapangan sepak bola. Tempat yang sama seperti di dalam Televisi itu. Tangan kanannya menenteng sebuah bola sepak yang dibelikan sang Eomma tadi pagi. Ini hari libur dan Jungkook bermaksud mempraktekan apa yang telah ia pelajari selama ini. Jungkook ingin bisa menggiring bola seperti yang biasa Wonwoo lakukan. Jungkook ingin terlihat keren di mata Yein seperti Wonwoo.
Diletakkannya bola itu di atas rumput. Dengan kaos kebesaran yang dimasukkan ke dalam celana olahraga pendek berwarna putih, Jungkook mulai menendang bola. Tidak jauh tentu saja. hanya mencapai 2 meter saja. Sedangkan jaraknya dengan mulut gawang masih sangat jauh. Jungkook menendang lagi. Mengejar bola lalu menendang lagi. Akhirnya setelah dekat dengan garis gawang, ia menendangnya untuk yang terakhir dan..
GOOOOOOLLL
Jungkook berlari dengan kedua tangan terangkat ke atas. Melakukan selebrasi layaknya pemain bola profesional.
Dengan bersemangat ia kembali melanjutkan permainannya sendiri. Ini hari minggu dan masih cukup pagi. Sekolah sedang sepi karena Jungkook hapal jadwal ekstrakurikuler lain akan berlangsung satu jam lagi.
Namun baru setengah jam bermain, anak-anak dari tim sepak bola sekolah sudah mulai berdatangan. Mereka datang bergerombol dan langsung berdiri di pinggir lapangan. Mendapati pemandangan tidak biasa di wilayah teritorial mereka. Tentu saja karena ada Jungkook di sana. Berlari terseok dan menendang bola dengan tidak akurat. Anak-anak itu bahkan tidak segan untuk menertawakan cara Jungkook berlari.
"Si Idiot itu sedang apa?" tanya Johnny, pemuda paling tinggi yang pertama kali melihat Jungkook di lapangan.
"HEI KAU IDIOT! CEPAT PERGI DARI SINI! TEMPAT INI AKAN KAMI PAKAI!" teriak salah satu teman Johnny. Jungkook menghentikan larinya. Beberapa anak itu berlari mendekat. Jungkook panik, ia mengambil bola yang tergeletak di rumput lalu mendekapnya erat-erat.
"Untuk apa kau berkeliaran di sini hah? Tempatmu bukan di sini!"
"Iya lebih baik kau minum susu dan menonton kartun di rumah!"
Celaan demi celaan itu terlontar bersahut sahutan. Bahkan salah satu dari mereka ada yang menempeleng kepala Jungkook.
Jungkook berusaha menjauh. Ia ingin pergi dari tempat itu dan anak-anak nakal itu. Mereka terus saja mendorong-dorong tubuhnya kesana kemari.
"HAH lihat dia tidak bisa kabur!"
"HAHAHAHHAHAHAHHA."
Tawa membahana dari lima orang anggota Club Sepakbola itu memenuhi lapangan yang masih sepi. Mereka tampak puas mengerjai Jungkook. Belakang celananya ditarik sehingga saat Jungkook berlari, ia tidak bergerak maju. Lalu dengan tega mereka melepaskan tarikan itu sehingga tubuh Jungkook terjerembab di tanah. Mulutnya terantuk bola dan sedikit sobek. Menimbulkan rasa nyeri yang baru. Padahal nyeri terkena bola basket dua hari yang lalu saja belum sepenuhnya hilang.
Jungkook berusaha bangkit. Menutupi mulutnya yang membengkak. Bola matanya sudah tertutup cairan bening.
"DIA MENANGIS! HAHHAHAHAHAHAHAH"
Salah satu dari lima anak itu tiba-tiba membisikkan sesuatu pada yang lainnya. Mereka tampak tersenyum lalu mengangguk. Sepertinya mereka belum puas mengerjai Jungkook.
"Hei jangan menangis, kau mau main bola tidak? Main bersama kami?" Anak berwajah lonjong menepuk pundak Jungkook sok akrab. Ia mengedipkan mata ke arah teman-temannya.
"Ma-in, bo-la?" tanya Jungkook tersedu.
"Iya main bola. Kau jadi kiper. Yang bertugas di gawang itu yang menangkap bola. Kau tahu kan?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Just You (Completed)
Fiksyen PeminatAku terlahir sebagai salah satu punuk yang merindukan purnama terangmu wahai bulanku. Manusia bodoh tidak tahu diri yang akan selalu mengejarmu..hanya kamu.. Jeon Jungkook.