Just Eight

416 86 36
                                        

.

..

...


"JUNGKOOK! Kenapa jalanmu lelet sekali sih? Aku sudah menunggumu setengah jam tahu!" Yein berteriak dengan kesal di gerbang Sekolah. Mendengar teriakan Yein yang menggelegar, pria itu segera berlari menghampirinya.

"Apa yang kau lakukan di sana? Kau tahu aku sampai menolak ajakan pulang bersama pacarku hanya karenamu!"

"Ma-af Ye-in. Tadi Jung-kook sakit pe-rut. Ja-di lama."

"Aaaaiiissshh ya sudah! Ini sudah sangat panas dan perutku juga sudah lapar! Mulai besok jika kau terlambat lagi, aku akan pulang duluan!" omel Yein sambil berjalan melewati gerbang. Langkahnya lebar karena kesal. Meski begitu Yein tetap menyeret Jungkook untuk mengikutinya. Jungkook sampai terseok untuk menyejajarkan langkahnya dengan Yein.

TIIIN

Keduanya menoleh ke arah bunyi klakson yang berasal dari motor besar yang tiba-tiba saja berhenti di depan mereka. Yein memegang jantungnya yang hampir saja melompat keluar. Ketika hendak memaki si pengendara motor itu, senyum di wajah Yein tiba-tiba saja merekah. Begitu si pengendara membuka helm full facenya, tampaklah sesosok pria tampan bernama Jeon Wonwoo yang tak lain dan tak bukan adalah pacarnya.

"Belum pulang?" Wonwoo turun dari motor dan menaruh helmnya di jok belakang. Pria itu sesekali merapikan rambutnya yang berantakan.

"Aku baru akan pulang," Yein berjalan mendekat.

"Kukira sudah sejak tadi," diusapnya pipi Yein dengan lembut. Gadis itu menggeleng lucu.

"Dia bilang tadi sakit perut. Jadi aku menunggunya dulu. Tidak lucu kan jika nanti dia merengek minta buang air saat di jalan."

Wonwoo tersenyum maklum sambil melambaikan tangan pada Jungkook yang menatapnya datar sejak tadi. Sama sekali tidak menampakkan ekspresi. "Hai, aku Wonwoo. Kau teman Yein ya, kita belum berkenalan."

Terlihat Wonwoo menyodorkan tangannya untuk berjabat. Jungkook masih diam sambil menggigiti kuku jari tangan kirinya. Yein sudah menceritakan perihal keberadaan Jungkook pada Wonwoo. Tentang kewajibannya untuk berangkat dan pulang sekolah bersama pria itu, serta memastikan keselamatannya.

"Jungkook, Wonwoo sedang mengajakmu berkenalan," jelas Yein. Tatapannya memerintah dan tidak ingin dibantah meski dibalut nada lembut. Jungkook menyambut jabat tangan Wonwoo dan menggerakkannya ke atas dan ke bawah.

"Jeon Jung-kook im-ni-da."

"Wah marga kita sama," gumam Wonwoo antusias. "Senang berkenalan denganmu Jungkook-ssi. Semoga kita bisa berteman baik."

Jungkook mengangguk berkali-kali.

"Ah bagaimana kalau kita pulang bersama?" tawar Wonwoo pada Yein.

Gadis itu mengernyit heran sekaligus senang sebenarnya. "Dengan apa? Kau kan membawa motor. Kita tidak mungkin menaikinya bertiga."

Wonwoo terkekeh mendengar pertanyaan polos kekasihnya. Diacaknya rambut hitam Yein gemas. "Motor akan kuparkir dan kita akan pulang naik bus."

"Wah benarkah!" seru Yein riang.

"Tunggu sebentar ya. Kuparkirkan motorku dulu di sekolahmu."

Yein mengangguk bersemangat. Akhirnya ia bisa juga merasakan pulang bersama dengan kekasihnya. Sepanjang jalan pasti akan Yein lewati dengan perasaan bahagia.

Tidak lama kemudian, Wonwoo muncul dari balik gerbang Sekolah. Langkahnya mantap menuju ke arah Yein dan juga Jungkook.

"Kita jalan sekarang?"

Just You (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang