Just Twenty Two

503 86 149
                                    

"Oppa mau bunga," tunjuk si gadis kecil pada bunga mawar yang tumbuh di pekarangan rumah si anak lelaki. Usianya baru genap 3,5 tahun dua minggu yang lalu. "yang itu."

Jungkook tersenyum sambil menggeleng. "Jangan, nanti jari Yein terluka. Bunga itu banyak durinya."

Tapi Yein kecil terus merengek minta dipetikkan bunga mawar itu. Mawar merah jambu. Akhirnya karena tidak tega, Jungkook mengambil gunting. Ia memotong mawar kesayangan sang Eomma tanpa meminta ijin. Jungkook tidak mau Yein menangis.

"Tapi Yein jangan pegang tangkainya. Kita letakkan di gelas dulu."

Jungkook kecil berlari ke dalam rumah. Mengambil gelas panjang di dapur lalu mengisinya dengan air. Ia masukan mawar merah itu ke dalam gelas. Dan dengan hati-hati membawanya pada Yein yang sedang menunggunya di kursi taman belakang.

"Cantik," ucap Yein kecil dengan mata berbinar. "Halum. Mau cium."

Mereka berdua mengendus mawar itu sambil tertawa bersama.

"Yein juga cantik, seperti boneka," ucap Jungkook sambil mencubit pipi gembil Yein.

"Yein sepelti boneka?" tanya gadis kecil itu tidak merasa terganggu. Jungkook mencubitnya pelan. Lalu mengelusnya sayang. "Boneka belbi?"

Jungkook mengangguk mengiyakan. Jung Yein bertepuk tangan senang.

"Yein mau main rumah-rumahan dengan Oppa?" tanya Jungkook polos. Kemarin teman-teman di TKnya mengajaknya bermain rumah-rumahan. Jungkook kebagian menjadi ayah. Tapi Jungkook tidak mau. Teman perempuannya yang jadi ibu itu galak. Jungkook disuruh makan pasir. Katanya itu nasi dan harus habis. Jungkook tidak mau makan pasir. Pasir tidak enak.

"Mau," Yein mengangguk antusias.

"Tapi kita harus menikah dulu. Yein kan jadi ibunya. Oppa jadi Ayahnya."

Yein mengangguk saja.

"Dan Kakak akan menikahkan kalian!" seru Sora yang tiba-tiba muncul. Dia memakaikan Yein bando berbentuk bunga yang melingkar di kepalanya. "Yein akan jadi pengantin yang cantik sekali," serunya dengan tawa riang.

"Kita menikah bertiga saja Kak? Kan kalau menikah biasanya banyak orang," seru Jungkook.

Sora tampak berpikir. "Karena yang lain sedang liburan, kita tidak bisa undang mereka. Seunghoo dan Woojin juga sedang ke rumah neneknya."

Jungkook dan Yein memasang raut kecewa.

"Ehm bagaimana kalau mereka diganti dengan kelinci kita. Ada Cooky, Shoky, Mang, dan juga Tata. Biar ramai."

"Iya Kak! Ayo kita ambil mereka!"

***

Jung Yein kembali terbangun. Mengusap peluh dan berusaha mengambil oksigen sebanyak-banyaknya. Akhir-akhir ini mimpi mengenai masa kecilnya terus menerus datang tanpa henti. Dan itu sangat berpengaruh pada moodnya seharian. Membuatnya sering melamun dan memikirkan sesuatu. Mengapa semua ingatan itu baru datang sekarang? Ada apa dengan kerja otaknya? Atau terjadi sesuatukah pada alam bawah sadarnya?

Menatap langit-langit kamar, Yein tidak bisa lagi memejamkan mata. Sungguh semua ini membuatnya lelah. Seharusnya ia fokus pada acara pernikahannya dua hari lagi. Bahkan besok sudah saatnya ia melakukan fitting baju yang terakhir. Berat badannya sempat turun satu kilo hanya dalam waktu satu minggu. Semoga saja kali ini tidak turun lagi sehingga tidak perlu banyak yang di rombak.

Semua dokumen pernikahan pun telah siap dan tinggal menunggu di daftarkan ke Catatan Sipil. Bisa dibilang persiapannya sudah mencapai 95%.

Yein memutuskan mengambil smartphone yang tergeletak di atas nakas. Mencoba menghubungi satu nomor yang mungkin saja bisa membuatnya lebih tenang. Ini sudah tengah malam. Semoga saja dia belum tidur.

Just You (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang