09

632 50 0
                                    

Terlihat seorang wanita tengah tersenyum meremehkan pada layar ponselnya. Sepertinya ia baru saja melakukan sesuatu dari sana

"Eonni"
"Apa eonni yakin dengan apa yang eonni lakukan?"

Terdengar suara wanita lainnya menginterupsi kegiatan wanita tadi.

"Jelas, aku sangat yakin. Dia adalah milikku, tak seorangpun bisa merebutnya dariku"

"Aku akan menyingkirkan wanita jalang itu apabila dia berani melawanku" Selanjutnya hanya suara tawa lantang sang wanita yang menggema diseluruh ruangan dengan sangat angkuhnya. Sementara wanita yang lain hanya bisa diam ditempat. Mengikuti alur.

.
.
.
.
.
.
-YESUNG POV-

Aku kini tengah berada di apartemen Ava, sudah tiga hari ini aku menginap disini dan sudah tiga hari pula sahabatku ini terlihat kacau.

-Flashback-

"Hikks"

Baru saja aku akan membuka suaraku tapi sudah terdengar isakan dari sebrang sana.

"A-ava-ya? Ada apa hm? Apa kau menangis?"

"Yesung-ah, hikks Appo hikss" Aku sangat panik

"Kau dimana sekarang?" Kalimat itu yang pertama terlintas di benakku

"Apartemen"

"Oke aku kesana, kau tunggu ne"

Tanpa ba bi bu lagi, aku segera meluncur menuju apartemen Ava yang untungnya tak terlalu jauh dari rumahku. Selama diperjalanan, pikiranku melayang layang memikirkan apa yang menyebabkan Ava sampai menangis seperti di telpon tadi. Aku bisa mendengar dengan jelas bagaimana isakannya, aku tau betul bagaimana sahabatku ini. Dia sangat tegar dan kuat, tak mungkin karna hal sepele ia akan menangis seperti ini pasti ada sesuatu yang terjadi padanya.

Aku menekan pedal gas mobilku lebih dalam agar bisa lebih cepat sampai di apartemen Ava.

Saat sampai aku segera berlari menuju kamarnya yang ternyata tak dikunci, ku edarkan pandangan ke seluruh ruangan.

Deg

Hatiku mencelos saat melihat pemandangan yang sangat tak ingin ku lihat, yatuhan, dia, Avalanna sahabatku tengah terkulai dilantai dengan bersimbah darah. Segera aku menghampirinya dan menariknya kedalam pelukanku.

Dia masih terisak, "Ada apa hm? kenapa kau seperti ini?" Tanpa sadar cairan bening itu juga menetes di pipiku.

"Appo" kata itu yang pertama kalinya ku dengar dari bibirnya.

Segera aku menariknya untuk duduk diatas sofa, ya tuhan siapa yang berada di hadapanku saat ini?

Setelah cukup lama akhirnya Ava cukup tenang dan mau membuka suaranya, ia menceritakan semua yang dilihatnya di youtube. Betapa ibanya aku melihat sahabatku yang satu ini, ditengah tengah rasa rindu yang teramat pada Chen tapi ia malah disuguhkan dengan kenyataan yang membuat hatinya begitu sakit.

Belum lagi dengan luka di tangannya yang membuat rasa sakitnya menjadi bertambah. Darah itu tak berhenti mengalir.
-flashback end-

"Kau ingin makan apa hm?"
Ava menggeleng, semenjak kejadian itu Ava kehilangan nafsu makannya.

"Kau ingat apa yang diucapkan dr. Tae Woo? Kau harus makan agar bisa minum obat"
"Kau makan yah? Aku akan membuatkanmu sup"

Ava mengangguk, kini sedikit senyuman telah terukir meskipun hanya sesekali. Tapi itu sudah cukup membuatku lega.

BEST LUCK [EXO Chen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang