23

505 41 16
                                    

Terhitung sudah tiga tahun semenjak kejadian itu, perpisahannya dengan gadis yang untuk pertama kali bisa menggetarkan hatinya dengan begitu hebat. Sudah tiga tahun pula gadis itu berhasil memporak-porandakan hatinya ke titik terburuk yang pernah dialami manusia
Chen merasa benar-benar menjadi pria tak berguna, ia jatuh begitu dalam pada pesona seorang gadis biasa yang bernama Avalanna.

His life feels complete with her

Tapi sekarang bayangan gadis itu pun hanya bagaikan sebuah angan bagi Chen, tak dapat diraih. Sejujurnya Chen sangat-sangat-sangat merindukan gadisnya. Ya, ia masih setia menganggap gadis itu sebagai gadisnya, miliknya. Entah kenapa, alam bawah sadarnya mensugestikan pada dirinya sendiri bahwa gadis itu memang terlahir hanya untuknya, menjadi pendamping hidupnya, sama seperti yang hati kecilnya selalu yakini.

"Aku akan merebut hatimu kembali"

.

.

.

'Kau melakukannya dengan baik Chennie-ah' batin seorang gadis yang tengah melihat kearah layar ponselnya yang menayangkan tayangan music video EXO 'Electric Kiss' yang rilis beberapa hari yang lalu.

Entah kenapa Ava merasa tak bosan meskipun sudah puluhan kali ia melihat tayangan video ini. Tentu saja satu tujuannya, ia ingin melihat pria itu bangkit

"Sayang, ayo bersiap. Nanti kita ketinggalan pesawat" sebuah tangan berhasil mendarat dengan lembut di bahu gadis cantik itu.

Ia mengangguk.

Ava melangkahkan kakinya di loby bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta, ia menghela nafasnya dalam. 'Apa kita akan bertemu lagi?' batinnya lagi sambil melangkah masuk kedalam pesawat diikuti kedua orangtuanya.

Ava duduk di kabin yang berada tepat didepan tempat duduk orang tuanya, ia mengarahkan pandangannya keluar jendela melihat aktifitas yang tengah berlangsung di landasan salah satu bandara kebanggaan negara kelahirannya ini. Ava mengalihkan pandangannya ke dalam lagi saat sang kakak menginterupsi,
"Kau sudah siap?"

Ava menarik senyumnya, "Aku siap oppa. Aku akan menjalani hidupku dengan baik disana"

"Chen-"

"Aku juga sudah siap tentang hal itu" Seo joon menghela nafas kemudian tersenyum, sedikit mengacak rambut hitam adik kesayangannya.

"Oppa percaya padamu"

Ava begitu menikmati perjalanannya, ia terus mengedarkan pandangannya keluar jendela memperhatikan awan-awan yang di lewati pesawat yang ditumpanginya. Sementara Seo joon tengah tertidur di bangku sebelahnya, begitu pula dengan kedua orang tua mereka yang berada di bangku belakang.

"Permisi nona" seorang pramugari menginterupsi kegiatan Ava

"Apa benar anda nona Avalanna?" lanjutnya

"Ya" Ava melemparkan senyumannya pada pramugari itu "Ada yang bisa saya bantu?"

"Ada titipan untuk anda nona" pramugari memberikan sebuah goody bag pada Ava. Ia menyambut goody bag tersebut dengan suka rela, "Dari siapa?"

"Saya tidak tau nona, tadi orang tersebut hanya menyuruh saya untuk memberikan ini pada nona"

"Ah baiklah, terimakasih"

"Sama-sama, saya permisi, mari" si pramugari pun pergi

'Apa ini?' kening Ava tampak mengkerut penasaran, ia celingak-celinguk mencari siapa orang yang memberikan ini. Nihil, tak ada satupun yang membuatnya curiga

BEST LUCK [EXO Chen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang