Apa semua ini hanya mimpi untukku? Atau aku yang terlalu banyak berharap?
.
.
.
.“Avalanna maafkan aku”
Chen dari tadi setia berlutut di hadapan Ava, sementara gadis itu terduduk lesu di kasurnya tanpa sedikitpun memandang Chen, akhirnya ia mulai buka suara
“Apa yang perlu ku maafkan?”
Dingin
“Untuk semuanya, aku minta maaf, aku tau kau kecewa padaku”
“Untuk apa aku harus kecewa?”
Chen menarik nafasnya dalam “Tolong tatap aku”
Ava masih diam, ia berusaha mengesampingkan rasa rindunya pada pria yang sudah mengabaikannya ini, “Tatap aku Ava-ya!” Chen sedikit membentak
“Mma maaf” lanjutnya kemudian
“Kau bahkan membentakku ck”
Ava tertawa miris, ia tetap memalingkan wajahnya dari Chen, melanjutkan ucapannya “Sebenarnya kau anggap aku ini apa?”
Ava menoleh ke arah Chen bersamaan dengan air matanya yang jatuh
“Aku..”
“Ini sudah cukup untukku”
Chen menatap Ava lekat,
“Maksudmu?”“Aku tak bisa melakukan ini lagi, berpura pura kuat seolah tak terjadi apa apa”
“Aku sakit, aku sakit kau perlakukan seperti ini” lanjutnya
“Tapi aku, maafkan aku sayang. Aku tak bermaksud seperti itu. Aku hanya ingin ka-“
“Kau ingin mengerjaiku? Memberiku surprise? Karna aku ulangtahun? Kau bahkan tak menghubungiku disaat hari penting itu, ck, aku bahkan tak membutuhkan candaan garingmu ini!” Ava berteriak sekuat kuatnya dihadapan Chen, ia sudah tak perduli akan seperti apa yang ayah-ibunya dan Chen, kakek-nenek dan kakak laki-lakinya pikirkan mengingat mereka semua yang masih berada di ruang tengah apartemennya
Chen menunduk, ia tau apa kesalahannya. Ia merutuki dirinya, seharusnya ia tak melakukan hal ini, ini terlalu kekanakan-flashback-
“Kau bisa pergi, tapi hanya 3 hari dan ku mohon jangan melakukan apapun karna nyawaku taruhannya”Manajer Jo seperti membawa angin segar bagi Chen setelah pria ini cukup lama berargumen dengan atasannya, ini yang ingin ia dengar
“Benarkah hyung? Aku bisa pergi? Apa kau serius?” Chen menggoyang goyangkan tubuh Jo In-bum
“Aiiis hentikan, kau membuatku pusing pabo”
Chen tersenyum lebar kearah manajer Jo “Terimakasih hyung”
Manajer Jo berdecak dengan reaksi berlebihan yang dikeluarkan dongsaengnya ini, “Lalu apa yang akan kau lakukan?”
Chen menatap dalam hyungnya seolah mentransferkan jawaban yang ingin didengarnya lewat tatapan mata itu,
Chen tertawa singkat, “Kita lihat saja” lanjutnya lagi seiring dengan dua kali tepukan pada bahu sang manajer kemudian berlalu keluar entah kemana dengan senandung nya
.
.
.
Chen sudah menapakkan kaki tegapnya di bandara kebanggaan kota Seoul ini, ia berjalan sendirian dengan jaket hoodie yang menutupi hampir seluruh bagian kepalanya dan masker putih yang semakin menambah sempurna penyamaran laki laki ini.Ia tersenyum saat menyadari kehadiran seorang lelaki berbadan tambun menghampirinya, tentu ia sangat kenal siapa orang ini. Ia adalah Jung Ki-joon, asisten manajer Jo.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEST LUCK [EXO Chen]
Fanfiction"Aku hanya ingin kau nyaman saat disampingku. Aku tak ingin kau mengkhawatirkan tentang fans, paparazzi, atau apapun itu. Aku ingin menjadi Chenzie, si bebek mu saja"