Chen saat ini tengah terlibat obrolan serius dengan manajer dan salah seorang perwakilan agensinya di kantor cabang mereka di Jepang
"Ayolah kumohon, hanya sekali ini saja. Ini sangat penting untukku"
"Maaf tapi aku tak akan merubah keputusanku"
"Ayolah kumohon sajangnim, aku tak akan berbuat sesuatu hal bodoh, aku tak akan bertingkah membahayakan diriku sendiri. Kumohon"
Chen tetap memohon meskipun pria berkacamata di hadapannya ini tak sedikitpun goyah akan rayuannya.
"Sudahlah Chen, kau tak bisa memaksakan kehendakmu terus. Ini berbahaya untukmu"
"Tapi hyung.."
Chen masih saja membantah manajer dan atasannya
Kali ini Chen benar benar tak main main, yang ia butuhkan sekarang adalah izin dari agensinya untuk ia bisa kembali ke Korea beberapa hari kedepan
"2 hari saja, aku hanya butuh waktu 2 hari setelah itu aku berjanji akan segera kembali"
"Tidak, lalu bagaimana dengan jadwalmu ha?!"
"Kau tau kan sajangnim, aku sudah menyelesaikan semua pekerjaanku dan aku free untuk beberapa hari kedepan"
"Tapi ini sudah keputusan perusahaan Jongdae-ssi"
"Keputusan apa? Bukankah selama sang artis telah menyelesaikan semua urusannya di kantor ia bisa bebas melakukan apa saja yang ia inginkan? Apa kau melupakan itu sajangnim? Ck, bahkan aku tak boleh untuk mengunjungi keluargaku sendiri?" Chen sudah tersulut emosi karna tak satupun perkataannya yang didengar
Sementara sang manajer hanya bisa geleng kepala melihat kelakuan Chen yang berani terhadap atasannya itu.
Tuan Nam -sang atasan- yang menjabat sebagai Wakil CEO SM Entertainment melirik sekilas Chen sebelum ia mulai bicara lagi
"Apa karna gadis itu? Apa kau memohon dan membantahku seperti ini hanya karna gadis itu hm?"
Tatapan Chen menajam
"Bba bagaimana.."
Wakil CEO Nam memandang remeh kearah Chen, ia menyunggingkan senyum sinisnya "ck tentu saja aku tau, kau menyembunyikan hal sebesar ini dariku, apa kau pikir aku dan presdir tak mengetahui hal ini? Kau tak cukup hebat menyembunyikannya Jongdae-ssi"
"Mmian" Chen bergumam lirih
"Kau bisa keluar sekarang" usir Wakil CEO Nam dingin
Chen tak dapat berkata apa apa lagi, sekarang ia telah kehilangan harapan. Ia tak akan bisa hadir disana di hari penting gadis itu, hari wisudanya seperti janjinya pada Ava 2 minggu yang lalu
Chen pun akhirnya bangkit dari duduknya dan membungkuk sebelum melangkahkan kaki gontainya keluar ruangan itu.
Kakinya terasa berat, hatinya merutuki dirinya sendiri
'Maaf, maaf aku tak bisa ada disana'
Chen menatap pantulan dirinya pada dinding kaca lift
.
.
.
.
.
Kini adalah hari dimana Ava resmi menyandang gelar barunya, gadis ini sudah sejak subuh tadi disibukkan dengan ritual dandannya. Ia terlihat anggun dengan balutan gaun navi dan rambut hitam yang terurai dengan indahnya dan juga dengan make up yang tak terlalu tebal namun memberikan kesan yang lebih pada wajah cantiknya
KAMU SEDANG MEMBACA
BEST LUCK [EXO Chen]
Fanfiction"Aku hanya ingin kau nyaman saat disampingku. Aku tak ingin kau mengkhawatirkan tentang fans, paparazzi, atau apapun itu. Aku ingin menjadi Chenzie, si bebek mu saja"