Drrttt drrttt drrttt
Ava menghembuskan nafas beratnya saat melihat nama yang tertera pada layar ponselnya
Chenzie💕
Accept | DeclineSudah beberapa hari ini ia menghindari pemilik nama itu, entahlah, ia hanya merasa sudah saatnya untuk menjauh. Katakan saja jika Ava benar-benar bodoh saat ini, karna gadis itu pun juga mengakui kebodohannya.
Sedangkan Chen, masih belum menyerah dan terus kekeuh untuk semakin mendekat.Jujur, Ava merasa tersiksa dengan semua ini, sangat. Berulang kali ia mencoba untuk menyatukan hati dan pikirannya, sekuat apapun pikirannya mengatakan untuk tetap pergi tapi hatinya selalu membaliknya. Membuat hati itu terombang-ambing.
“Mmaaf Chennie-ah”
Kemudian ia memencet ikon telpon berwarna merah itu untuk kesekian ratus kalinya.Setiap kali ia ingin kembali, deretan kata itu selalu menggema dan membuat goresan baru yang menyayat hati, membuat Ava untuk meyakinkan hatinya bahwa keputusannya ini sudah benar
“Kau hanya akan menyusahkan semua orang, kau hanya benalu yang akan menghambat karir Chen oppa. Kau jalang yang sama sekali tak pantas untuknya”
Ava menitihkan cairan bening itu (lagi) untuk kesekian kalinya
”Dan eumm obat ini? Meskipun aku tak yakin obat apa ini, tapi apa kau yakin tak akan menyusahkannya kedepannya? Cih, aku tak yakin akan hal itu”
Lagi-lagi deretan kalimat nista itu yang terngiang di kepalanya, benar, ia hanya akan menyusahkan semua orang, ia hanya akan membuat susah Chen kedepannya dengan penyakit sialan ini. Begitulah kira-kira yang dipikirkan gadis ini
“Aku harus bisa, aku harus kuat demi kau. Ku harap kau tak akan membenciku dan mendapatkan wanita lain jauh lebih baik dari aku”
Sementara ditempat lain, Chen merasakan kacau yang tak jauh berbeda di hatinya. Ia terus memikirkan gadisnya. Kenapa dengan Avalannanya akhir-akhir ini.
Chen mengacak surai hitamnya kasar saat panggilan telponnya lagi-lagi ditolak“Apa yang harus ku lakukan agar kau mau memaafkanku sayang”
.
.
.
Chen tengah melangkahkan kakinya di gedung apartemen Ava dengan satu box chocolate cake dan sebucket bunga kesukaan gadisnya, ia berniat minta maaf atas apapun kesalahannya yang tak ia mengerti.
Karna niat awalnya ingin memberi kejutan, jadi Chen menyelinap masuk setelah mendapat lampu hijau dari Seo Joon. Langkah tegap itu membeku tepat di pintu kamar Ava
Dilihatnya dua orang itu tengah berpelukan erat membelakanginya, perlahan langkah itu beringsut mundur dan diletakkannya box dan bucket yang sebelumnya ia bawa diatas nakas yang terletak tepat disamping pintu kamar yang sedikit terbuka itu dengan hati-hati, tak berniat mengganggu kedua insan yang tengah membagi kehangatannya didalam sana
Chen berjalan dengan gontainya, sekuat tenaga ia berusaha menguatkan langkah dan hatinya
“Hyung”
KAMU SEDANG MEMBACA
BEST LUCK [EXO Chen]
Fanfiction"Aku hanya ingin kau nyaman saat disampingku. Aku tak ingin kau mengkhawatirkan tentang fans, paparazzi, atau apapun itu. Aku ingin menjadi Chenzie, si bebek mu saja"