18

512 36 0
                                    

Ava duduk di kursi balkon kamarnya, memandangi malam kota Seoul yang masih terlihat sibuk. Sesekali pun ia menitihkan air mata, entahlah, semenjak tadi siang pun ia terus saja melamun. Rentetan kejadian itu masih terlintas jelas di pikirannya. Bagaimana butiran-butiran cangkang keras telur-telur itu pecah dan menguarkan bau amis di tubuhnya. Beruntung masih ada orang baik yang mau menolong dan membelanya dari bullyan itu, ia sangat berterima kasih pada adik kesayangan kekasihnya itu, Sarah.

Namun ia masih tak percaya dengan apa yang di alaminya, tak menyangka juga akan mendapatkan perlakuan yang begitu tak mengenakkan dari penggemar kekasihnya sendiri. Ava bingung, ia bingung harus melakukan apa saat ini, semuanya serba salah. Disatu sisi ia merasa menjadi sangat beruntung karena memiliki kekasih seperti Chen yang sangat mencintai dan peduli padanya, namun disisi lain ia juga merasa bersalah dan tak pantas untuk bersanding dengan sang pujaan.

"Kau pengganggu, penggoda, cih sebenarnya apa yang dicari dari Chen oppa darimu sih? Cantik pun tidak"

"Jauhi oppa kami jalang, aku benar benar muak melihat tingkah sok polosmu itu. Jauhi oppa kami, aku tau kau hanya mengincar uangnya bukan? Dasar jalang"

"ck, aku mengincar uangnya? Kalian pikir aku memanfaatkannya? Aku mencintainya, bahkan sangat sangat mencintainya"

"Aku mencintai oppa kalian dengan sepenuh hatiku asal kalian tau"
Ia mulai terisak saat merasakan sesak di dadanya

"Wanita sial enyah kau, aku bersumpah aku tak akan pernah rela melihatmu bersama Jongdae oppa kami"

Ava meremas ujung kaos yang dikenakannya, rasa sesak itu semakin menjadi-jadi. Hatinyaseperti dihujam berton-ton kerikil

"Aku harus bagaimana hikss"

"Apa yang harus hiks ku lakukan?"

Ava terus menangis dan memegangi dadanya yang sesak, otak cerdasnya terus berspekulasi akan semua yang di alaminya saat ini.

.

.

.

.

.
"Aku tak mau tau bagaimana pun caranya kau harus terus mengawasi dia, laporkan apa yang dilakukannya padaku, kemana dia pergi, dengan siapa, intinya kalian harus mengikuti dan laporkan semua kegiatannya padaku"

"Baik nona" dua orang bertubuh kekar itu tampak patuh pada wanita cantik di hadapannya

"Kalau begitu kalian boleh pergi" Si wanita kembali menyesap kopinya

"Baik nona kami permisi" kedua pria tadi berpamitan pada si wanita yang masih duduk dengan cangkir kopinya

Baru dua langkah kaki, salah seorang dari pria itu terhenti saat mendapati ponselnya bergetar. Segera di koceknya benda pipih itu dari dalam saku jaketnya dan melihat notifikasi apa yang masuk barusan.
"Nn-nona" ucapnya tercekat

Si wanita tadi menoleh, dengan secepat kilat pria itu berbalik dan menunjukkan ponselnya pada si wanita, "Saya mendapat kiriman sebuah artikel mengenai mereka nona"
Si wanita segerah meraih ponsel tersebut dan melihat isi yang tertera

'Uh manis sekali, Chen EXO tengah bercumbu dengan sang kekasih?!!'

Disana juga tertera sebuah gambar dua orang yang tengah berpaut bibir didalam Chevrolet hitam,

BEST LUCK [EXO Chen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang