"OPPA!"
Teriakan di seberang sana membuat Suho reflek menjauhkan ponsel pintarnya dari telinga. Sesekali ia mengusap sayang indra pendengarannya
"Aiiiiis ada apa ini hm? kau membuat sakit telingaku saja"
"Kenapa oppa ceritakan padanya?" . Suho sedikit mengernyit, mengingat apa yang dimaksudkan gadis di seberang sana
"Aaah ya ya, maafkan oppa ne. Habisnya oppa tak tega melihatmu di bully oleh penggemar kekasihmu sendiri. Lagipula ini adalah masalah besar yang tak seharusnya kau tutupi darinya"
"Waeee, oppa. Aku tak mau menambah bebannya, sudah terlalu banyak yang ia fikirkan, aku tak mau membuatnya semakin terbebani karna hal kecil seperti ini"
"Hal kecil kau bilang?" bukan, itu bukan Suho melainkan Chen sendiri, ternyata Suho membuat mode speaker yang entah kebetulan atau sengaja Chen juga ada disana.
Ava meringis tertahan setelah mendengar suara itu, "Kenapa kau tak cerita padaku hah? Apa menurutmu aku tak bisa melindungimu?" Chen kembali buka suara, sedangkan di seberang sana Ava hanya menggeleng polos yang tentu saja tak dapat dilihat Chen
"Kenapa diam saja? Jawab aku Ava-ya, apa kau sudah tak menganggapku kekasihmu lagi? apa aku tak pantas lagi menjadi tempat ceritamu hah?" Chen sedikit meninggikan suaranya
Di seberang sana Ava masih diam, "Mm-maafkan akku hhks" Chen yang mendengar perubahan suara itu terkejut bukan main, apa gadisnya ini menangis? terkutuklah kau Kim Jongdae
"Hhei, kenapa menangis hm?""Aku hiks hanya tak ingin membuatmu hiks khawatir, aku tak mau membuatmu kefikiran karna aku"
"Heii aku ini kekasihmu, aku sama sekali tak merasa terbebani chagi. Malahan dengan sikap tertutupmu itu aku akan semakin terbebani. Lain kali ceritakan saja padaku ne? Jangan sampai aku tau lebih dulu dari orang lain. Arachi?" Lagi-lagi Ava hanya mengangguk sebagai jawaban yang tentu saja tak terlihat oleh Chen
Namun entah itu ikatan batin atau apa, Chen menarik sudut bibirnya membentuk sebuah senyuman seolah memberikan respon atas apa yang dilakukan orang di seberang sana"Sekarang tersenyumlah, aku tak ingin melihat gadis cantikku menangis. Kau jelek saat menangis jika kau ingin tau" Alih-alih berubah menjadi marah, Ava malah tertawa dibuatnya, tangannya terulur untuk menghapus jejak air mata yang membasahi pipi chubby nya sendiri
"Bagaimana dengan lukamu? Apa masih sakit?" . "Sudah tidak, hanya saja masih sedikit lebam. Nanti juga hilang sendiri"
Terdengar helaan nafas berat, "Pakai dan minum terus obatmu ne, aku tak mau melihatmu sakit. Percayalah itu juga sangat menyakitiku"
"Ayay captain. Emm sudah dulu eoh, Jongsoo sudah menungguku"
"Eoh kau bersama Jongsoo?" , "Ne"
"Eumm baiklah, katakan padanya untuk menjaga kekasihku. Jika terdapat lecet padamu aku akan menghabisinya hhh" ancam Chen, tentu Ava tau itu hanyalah sebuah candaan
"Hhhh kau ini, sudah yah aku pergi dulu. Salam pada oppa dan yang lain. Saranghae"
"Ne, nado saranghae"
Tut
"Oooowh" teriak beberapa makhluk tampan dibelakang Chen setelah ia mematikan sambungan telponnya
"Waeee?" Chen bertanya sambil senyum sendiri menghadapi teman-temannya.
"Saranghae Chennie-ya" ucap Baekhyun berusaha mengikuti gaya bicara Ava, "Nado saranghaeee~" ulang Sehun dengan agyeo nya juga. Sementara Suho dan Xiumin hanya memberikan tawanya
KAMU SEDANG MEMBACA
BEST LUCK [EXO Chen]
Fanfiction"Aku hanya ingin kau nyaman saat disampingku. Aku tak ingin kau mengkhawatirkan tentang fans, paparazzi, atau apapun itu. Aku ingin menjadi Chenzie, si bebek mu saja"