Ava yang baru saja keluar dari apotek untuk membeli obatnya dikagetkan dengan dua orang pria berbaju hitam yang tiba-tiba saja menariknya paksa untuk masuk ke sebuah van hitam. Ia sudah berusaha sekuat tenaga untuk melawan namun wanita tetaplah wanita, tenaganya tak akan cukup untuk melawan seorang pria apalagi disini ada dua pria. Sementara orang-orang yang ada di sekitaran sana tak dapat berbuat apa-apa karna kedua pria tersebut membawa pistol dan mengancam akan menembaknya jika ada yang mendekat
Singkatnya, Ava kini berada di sebuah ruangan yang tampak cukup kumuh, jika dilihat dari ciri-cirinya yang kumuh dan ditumbuhi beberapa jenis ilalang sepertinya ini adalah bekas bangunan yang sudah lama ditinggalkan.
Di kursi tua dan reyot itu Avalanna diikat dengan tali dan mulut yang disumpal kain. Mata sembab itu terpejam, terdapat lebam di pipi dan ujung bibirnya. Lengan kecil itu mengalirkan darah yang tak kunjung berhenti.
Bugh
Ia tersadar saat ada seseorang yang menendang kursi tempatnya di ikat, mata sayu itu perlahan terbuka. Tubuh lemahnya seolah tak sanggup lagi untuk hanya sekedar menggerakkan mata
Retina gelap itu terbelalak saat seorang pria mendekatinya, “Apa kau mau ini?” pria itu menyodorkan sebotol air dihadapan Ava, gadis yang jelas-jelas merasakan dahaga yang teramat sangat itu pun mengangguk sekuat yang ia bisa
“Ini? Kau mau ini?” pria itu menyemprotkan air itu tepat di wajah Ava, wajah pucat itu terkesiap saat mendapati perlakuan mendadak seperti itu.
“Hmmph” Ava bersuara dibalik kain yang membekap mulutnya, “Hmmph” ia mencoba untuk memberontak, menggoyangkan tubuhnya ke sana sini berharap agar ikatan itu terlepas
Tubuhnya serasa remuk, perih dan nyeri dimana mana
“Wah tampaknya kau bersenang senang yah” perhatian Ava teralihkan pada orang yang entah sejak kapan telah berdiri di hadapannya
Mata sayu itu kembali membola
.
.
.
.
“Aigoo dimana gadis itu, kenapa lama sekali”
Yesung dari tadi mengomel tak jelas karna Ava tak kunjung datang, “Katanya hanya membeli obat sebentar” ia meneguk gelas jusnya yang ketiga dan membantingnya dengan kasar
Drrrt drrrt drrrrt
Yesung yang tengah kesal teralihkan perhatiannya oleh benda pipih yang terus berdering itu, panggilan masuk
“Yeoboseo”
“Yesung-ah”
“Ne, ada apa oppa?”
“Apa Ava bersamamu? Kenapa dia tak mengangkat telponku?”
“Tadi sih iya, sekarang aku tak tau kemana dia, bahkan aku sudah 2 jam menunggunya”
“Apa? Memangnya dia kemana?”
“Katanya tadi dia mau ke apotek dulu, persediaan obatnya sudah hampir habis, tapi ini sudah dua jam dia belum juga memberiku kabar”
“Aiiis kemana anak itu, apa terjadi sesuatu padanya?”
“Entahlah oppa aku juga merasakan ada yang tak beres, tak biasanya dia seperti ini”
“Shit kemana anak itu, membuatku khawatir saja”
“Sabar oppa, mungkin sebentar lagi Ava kembali”
KAMU SEDANG MEMBACA
BEST LUCK [EXO Chen]
Fanfiction"Aku hanya ingin kau nyaman saat disampingku. Aku tak ingin kau mengkhawatirkan tentang fans, paparazzi, atau apapun itu. Aku ingin menjadi Chenzie, si bebek mu saja"