How to Save a Life part 3

442 13 0
                                    

~makeover~

tak terasa sudah hampir 1 minggu sylvie dan aku tinggal bersama. sylvie pun mulai belajar untuk tidak selalu bertindak ketika diperintahkan olehku. dan aku akui pula, meskipun dengan tubuh mungil dan lemah itu, sylvie mampu bekerja cukup keras dengan membantuku menyelesaikan pekerjaan rumah yang sederhana.

"vie. . bisakah kamu mengambilkan kain lap di ember itu?" kataku

"ba. . baik tuan" katanya

sylvie pun dengan cekatan mengambil kain lap  itu dan memberikannya padaku.

"terima kasih . . vie" kataku sambil membalikkan tubuhku untuk membersihkan alat kedokteranku

sylvie hanya terdiam saja sambil memperhatikanku. hingga akhirnya aku menyadari bahwa ia sedang memperhatikanku.

"ee? kenapa vie?" tanyaku sambil melirik sylvie

"namaku sylvie tuan. . tapi kalau tuan berkenan untuk mengubah namaku menjadi vie. . aku bersedia. ." katanya

"hah? a. . apa? haha. . bukan itu maksudku, tentu saja aku akan senang memanggil dengan nama aslimu sylvie. . haha" kataku sambil tertawa.

". . . . . baiklah tuan. . mulai hari ini namaku akan tetap menjadi sylvie. ." katanya sambil ia melanjutkan pekerjaannya

"huuft~ sabar ray.. sabar. . " pikirku

waktu saat itu menunjukkan pukul 9 pagi. dan kami berdua pun akhirnya selesai merapikan ruang tidur dan ruang tempat periksa pasien.

"tu. . tuan, tidakkah tuan bersiap untuk bekerja lagi?" kata sylvie sambil menundukkan kepalanya

"oh. . tidak, sekarang hari minggu, jadi tempat kerjaku tidak buka, kecuali ada suatu keadaan yang darurat. ." kataku sambil membersihkan kain lap di ember

"da. . darat?" katanya

"haha. . darurat sylvie . . keadaan dimana bisa mengancam hidup seseorang" kataku

"seperti sylvie saat menghukum dirinya sendiri?" katanya dengan wajah kebingungan

"uh. . errrr. .  tiiii . . hmm iyaa kurang lebih seperti itu. . oleh karena itu kamu tidak boleh lagi melakukan hal seperti itu lagi ok?" kataku

". . saat sylvie berbuat salah. . a. . apa yang tuan ingin sylvie lakukan?" kata sylvie

"hm? kamu hanya perlu meminta maaf. . itu saja. . " kataku

". . . ta. . tapi. . bagaimana nanti kalau berulang kali?" katanya

"itulah tujuannya kamu meminta maaf. . kamu minta maaf dan berjanji untuk tidak mengulanginya la. . . aduh!!!"

aku merasakan jariku seperti terkena sesuatu. perlahan -lahan air di dalam ember itu berubah menjadi kemerahan.

"tu . . tuan, kamu tidak apa - apa?" tanya sylvie dengan raut wajah sedikit ketakutan

"aduh. . sepertinya jariku terkena salah satu peralatan medisku. . " kataku sambil menarik tanganku keluar dari sana.

darah mulai bercucuran menuruni telapak tanganku hingga ke lantai. aku pun mencoba meraih kain yang letaknya tak jauh dari tempatku terduduk untuk membersihkan luka itu.

*hap*

seketika aku merasakan sensasi hangat menyelimuti jariku yang terluka, seakan akan seperti terbalut handuk hangat yang menyapu darah yang terus bercucuran.

"eh? sylvieeeeeee~  apa yang kamu lakukaaannn??"

dengan cepat aku memutar kembali pandanganku pada sylvie. aku melihat sylvie memasukkan jariku ke dalam mulutnya dengan ekspresi yang datar.

How To Save A Life (Teaching Feeling)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang